Oleh Mohammad Damami
Sumber Suara Muhammadiyah
Dalam surat Al-Baqarah, surat ke-2, ayat 28, dinyatakan dengan tegas bahwa manusia itu mengalami 2 (dua) peristiwa mati dan 2 (dua) peristiwa hidup.
Mati yang pertama adalah ketika masih dalam alam arwah dan belum terbalut oleh raga.
Kemudian Allah SwT (dengan segala kemurahan-Nya) menciptakan raga bagi arwah tersebut.
Proses terbalutnya arwah oleh raga ini berlangsung dalam rahim (guwa garba, bahasa Jawa) seorang ibu yang sedang hamil.
Di sini kita tuliskan secara garis besar urutan penciptaan tersebut menurut Muhammad Ali Albar dalam bukunya yang berjudul Human Development As Revealed in the Holy Quran and Hadith (The Creation of Man between Medicine and the Quran).
Bahwa kelahiran manusia ke alam dunia yang fana dan tidak abadi ini lewat lewat perantara bertemunya sel laki-laki (sperma) dari seorang suami dengan sel telur (ovum) dari seorang istri yang telah sah menurut hukum syariah.
Dikatakan bahwa dari tumpahan sel tersebut tidak kurang setiap orang/suami yang berejakulasi (memancarkan semen yang bermuatan sperma) mengeluarkan 100.000.000 – 200.000.000 sperma.
Dikatakan bahwa dari tumpahan sel tersebut tidak kurang setiap orang/suami yang berejakulasi (memancarkan semen yang bermuatan sperma) mengeluarkan 100.000.000 – 200.000.000 sperma.
Dari sekian juta sel tersebut yang berhasil membuahi sel telur sang istri hanya 1 (satu) sel sperma saja. Setelah sel sperma bersatu dengan sel telur (ovum) maka terjadilah proses pembelahan sel sesuai dengan prinsip deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128 dan seterusnya).
Seperti diketahui, besarnya sel sperma itu tidak lebih dari 6 mikron (1 mikron = seperseribu millimeter) dan sel telur kurang lebih 120 mikron. Dalam waktu 9 bulan 10 hari, makhluk sekecil itu telah berubah menjadi seorang bayi yang panjangnya 0,5 (setengah) meter dan beratnya 3 (tiga) kilogram rata-rata.
Allahu Akbar!
Sebagian ulama bersepakat pendapat bahwa pada usia 4 bulan (120) hari janin manusia yang masih berada dalam perut ibunya diberi kesempatan dialog dengan Allah SwT (Al-A’raf [7]: 172); wa asyhada-hum ‘alaa anfusihim alastu bi rabbikum qaaluu balaa syahidnaa (= dan Dia telah mengambil kesaksian terhadap diri/ruh mereka: “Bukankah Aku ini Tuhan Maha Pembimbingmu?”, lalu diri/ruh janin-janin tersebut menjawab: “Benar kami bersaksi”.
Janin yang masih berusia 4 bulan tentu saja tidak menjawab secara lisan/lidahnya, melainkan lewat ruh yang ditiupkan ke dalam raganya. Ruh ini suci, sebab berasal dari Allah SwT (As-Sajdah [32]: 9) Ruh yang suci inilah yang harus dijaga kesuciannya selama nanti si bayi dilahirkan ke dalam dunia sampai saat ajal tiba.
Kemudian, lewat raganya manusia diberi kemampuan untuk menikmati isi dunia ini seluruhnya (Al-Baqarah [2]: 29).
Dalam raga manusia itu diciptakan-Nya rangkaian syaraf yang meliputi 5 (lima) syaraf luar dan 5 (lima) syaraf dalam.
Lima syaraf luar terdiri dari telinga (alat pendengaran), mata (alat penglihatan), lidah (alat pencecap), hidung (alat pembau), dan kulit (alat perasa).
Sedangkan lima syaraf dalam terdiri dari tenggorokan (alat perasa lega dari sebab kehausan), perut (alat perasa dari sebab kelaparan), dubur (anus) (alat perasa lega dari sebab menahan tumpukan feses/tinja), saluran kencing (alat perasa lega dari sebab menahan kumpulan air kencing dalam kandung kemih), dan kemaluan (alat perasa nikmat ketika orang berhubungan badan/seksual dengan lawan jenisnya).
Kesepuluh syaraf tersebut pada intinya adalah sekedar alat (piranti, instrumen) agar manusia yang lahir ke dalam dunia ini dapat menikmati kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya.
Nah, ketika seorang manusia berhasil dilahirkan ke alam dunia, maka dari waktu ke waktu mulailah merasakan berbagai kenikmatan yang sangat banyak ini lewat sepuluh syaraf yang telah tersedia di atas.
Manusia bisa menikmati indahnya warna lewat matanya,menimati kemerduan suara lewat telinganya, menikmati enaknya makanan lewat lidahnya, menikmati bau harus lewat hidungnya, menikmati halus atau empuknya sesuatu lewat kulitnya, menikmati hilangnya rasa haus lewat tenggorokannya, menikmati kelegaan buang air besar (BAB) lewat duburnya, menikmati kelegaan buang air kecil (BAK) lewat saluran kencingnya, dan menikmati kenikmatan orgasme lewat organ kemaluannya.
Namun, tidak jarang yang justru terjebak oleh kubangan kenikmatan itu sendiri. Akibatnya kesepuluh syaraf tersebut berubah menjadi tujuan. Inilah yang disebut hawa nafsu.
Bagi orang beriman (Mukmin), ketika akan menikmati sesuatu di depannya, maka dia mengukur atau membatasi proses menikmati itu dengan minimal 2 (dua) hal. Pertama, tidak melakukannya secara berlebih-lebihan atau israaf (Al-A’raf [7]: 31). Jadi, menikmati sesuatu secukupnya saja.
Contoh, kalau makan atau minum bukan “demi untuk kepuasan makan itu sendiri”, melainkan diniatkan untuk menjadi kesehatan. Kedua, niat untuk melakukannya dalam rangka tulus untuk mencari pahala yang bermanfaat untuk kehidupan pada hari kiamat, sebab nanti di akhirat orang Mukmin juga akan dikaruniai kenikmatan yang sama seperti itu, khaalishatan yauma-‘l-qiyaamati (Al-A’raf [7]: 32).
Tegasnya, ketika menghadapi menikmati, orang berusaha keras untuk membatasi diri sendiri dengan cara meletakkan syaraf-syaraf kenikmatan itu tetap sebagai alat saja, bukan sebagai tujuan. Sebab, kalau sampai terjadi menjadi tujuan, maka akan gampang sekali syaraf-syaraf (yang berjumlah sepuluh itu) menguasai diri orang bersangkutan,, inilah yang disebut “mengikuti hawa nafsu”.
Untuk itu, orang Mukmin secara terus-menerus melatih dirinya untuk membatasi diri sendiri ketika menghadapi kenikmatan ini, seperti kenikmatan ilmu, pangkat/jabatan, kekayaan, badan sehat, kemudaan, dan luang waktu.
Mudah-mudahan kita termasuk kelompok kaum Mukmin yang berhasil menjadi penakluk hawa nafsu.
Wallaahu a’lam bishshawaab
*
xxx
xxx
*
*
Ramadan in 2024
*
ramadhan in 2023
*
ramadan in 2022
*
ramadan in 2021
*
Ramadhan 2019 di Indonesia with Google ๐ค
klik https://www.thinkwithgoogle.com/intl/en-apac/trends-and-insights/winning-ramadan-with-digital-2019/
*
Ramadan in 2020
Jan 2020
April 2020
*
lihat juga
puasa ramadan
ุฃَุนُูุฐُ ุจِุงَِّููู ู
َِู ุงูุดَّْูุทَุงِู ุงูุฑَّุฌِูู
ِ
surat 2 Al-Baqarah ayat 183
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู
َُููุง ُูุชِุจَ ุนََُْูููู
ُ ุงูุตَِّูุงู
ُ َูู
َุง ُูุชِุจَ ุนََูู ุงَّูุฐَِูู ู
ِْู َูุจُِْููู
ْ َูุนََُّููู
ْ ุชَุชََُّููู
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
surat 2 Al-Baqarah ayat 184
ุฃََّูุงู
ًุง ู
َุนْุฏُูุฏَุงุชٍ ۚ َูู
َْู َูุงَู ู
ُِْููู
ْ ู
َุฑِูุถًุง ุฃَْู ุนََٰูู ุณََูุฑٍ َูุนِุฏَّุฉٌ ู
ِْู ุฃََّูุงู
ٍ ุฃُุฎَุฑَ ۚ َูุนََูู ุงَّูุฐَِูู ُูุทَُُِููููู ِูุฏَْูุฉٌ ุทَุนَุงู
ُ ู
ِุณٍِْููู ۖ َูู
َْู ุชَุทََّูุนَ ุฎَْูุฑًุง ََُููู ุฎَْูุฑٌ َُูู ۚ َูุฃَْู ุชَุตُูู
ُูุง ุฎَْูุฑٌ َُููู
ْ ۖ ุฅِْู ُْููุชُู
ْ ุชَุนَْูู
َُูู
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
surat 2 Al-Baqarah ayat 185
ุดَْูุฑُ ุฑَู
َุถَุงَู ุงَّูุฐِู ุฃُْูุฒَِู ِِููู ุงُْููุฑْุขُู ُูุฏًู َِّูููุงุณِ َูุจََِّููุงุชٍ ู
َِู ุงُْููุฏَٰู َูุงُْููุฑَْูุงِู ۚ َูู
َْู ุดَِูุฏَ ู
ُِْููู
ُ ุงูุดَّْูุฑَ ََْูููุตُู
ُْู ۖ َูู
َْู َูุงَู ู
َุฑِูุถًุง ุฃَْู ุนََٰูู ุณََูุฑٍ َูุนِุฏَّุฉٌ ู
ِْู ุฃََّูุงู
ٍ ุฃُุฎَุฑَ ۗ ُูุฑِูุฏُ ุงَُّููู ุจُِูู
ُ ุงُْููุณْุฑَ ََููุง ُูุฑِูุฏُ ุจُِูู
ُ ุงْูุนُุณْุฑَ َِููุชُْูู
ُِููุง ุงْูุนِุฏَّุฉَ َِููุชَُูุจِّุฑُูุง ุงََّููู ุนََٰูู ู
َุง َูุฏَุงُูู
ْ ََููุนََُّููู
ْ ุชَุดُْูุฑَُูู
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
surat 2 Al-Baqarah ayat 186
َูุฅِุฐَุง ุณَุฃَََูู ุนِุจَุงุฏِู ุนَِّูู َูุฅِِّูู َูุฑِูุจٌ ۖ ุฃُุฌِูุจُ ุฏَุนَْูุฉَ ุงูุฏَّุงุนِ ุฅِุฐَุง ุฏَุนَุงِู ۖ ََْูููุณْุชَุฌِูุจُูุง ِูู َُْูููุคْู
ُِููุง ุจِู َูุนََُّููู
ْ َูุฑْุดُุฏَُูู
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
surat 2 Al-Baqarah ayat 187
ุฃُุญَِّู َُููู
ْ ََْูููุฉَ ุงูุตَِّูุงู
ِ ุงูุฑََّูุซُ ุฅَِٰูู ِูุณَุงุฆُِูู
ْ ۚ َُّูู ِูุจَุงุณٌ َُููู
ْ َูุฃَْูุชُู
ْ ِูุจَุงุณٌ ََُّููู ۗ ุนَِูู
َ ุงَُّููู ุฃََُّููู
ْ ُْููุชُู
ْ ุชَุฎْุชَุงَُููู ุฃَُْููุณَُูู
ْ َูุชَุงุจَ ุนََُْูููู
ْ َูุนََูุง ุนَُْููู
ْ ۖ َูุงْูุขَู ุจَุงุดِุฑَُُّููู َูุงุจْุชَุบُูุง ู
َุง َูุชَุจَ ุงَُّููู َُููู
ْ ۚ َُُููููุง َูุงุดْุฑَุจُูุง ุญَุชَّٰู َูุชَุจَََّูู َُููู
ُ ุงْูุฎَْูุทُ ุงْูุฃَุจَْูุถُ ู
َِู ุงْูุฎَْูุทِ ุงْูุฃَุณَْูุฏِ ู
َِู ุงَْููุฌْุฑِ ۖ ุซُู
َّ ุฃَุชِู
ُّูุง ุงูุตَِّูุงู
َ ุฅَِูู ุงَِّْูููู ۚ ََููุง ุชُุจَุงุดِุฑَُُّููู َูุฃَْูุชُู
ْ ุนَุงَُِูููู ِูู ุงْูู
َุณَุงุฌِุฏِ ۗ ุชَِْูู ุญُุฏُูุฏُ ุงَِّููู ََููุง ุชَْูุฑَุจَُููุง ۗ َูุฐََِٰูู ُูุจَُِّูู ุงَُّููู ุขَูุงุชِِู َِّูููุงุณِ َูุนََُّููู
ْ َูุชََُّููู
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
*
tujuan puasa adalah agar menjadi manusia yang bertakwa, apa takwa itu ...
ุฃَุนُูุฐُ ุจِุงَِّููู ู
َِู ุงูุดَّْูุทَุงِู ุงูุฑَّุฌِูู
ِ
surat 3 ฤli 'Imrฤn ayat 133
َูุณَุงุฑِุนُูุง ุฅَِٰูู ู
َุบِْูุฑَุฉٍ ู
ِْู ุฑَุจُِّูู
ْ َูุฌََّูุฉٍ ุนَุฑْุถَُูุง ุงูุณَّู
َุงَูุงุชُ َูุงْูุฃَุฑْุถُ ุฃُุนِุฏَّุชْ ِْููู
ُุชََِّููู
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
surat 3 ฤli 'Imrฤn ayat 134
ุงَّูุฐَِูู َُُِْูููููู ِูู ุงูุณَّุฑَّุงุกِ َูุงูุถَّุฑَّุงุกِ َูุงَْููุงุธِู
َِูู ุงْูุบَْูุธَ َูุงْูุนَุงَِููู ุนَِู ุงَّููุงุณِ ۗ َูุงَُّููู ُูุญِุจُّ ุงْูู
ُุญْุณَِِููู
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
surat 3 ฤli 'Imrฤn ayat 135
َูุงَّูุฐَِูู ุฅِุฐَุง َูุนَُููุง َูุงุญِุดَุฉً ุฃَْู ุธََูู
ُูุง ุฃَُْููุณَُูู
ْ ุฐََูุฑُูุง ุงََّููู َูุงุณْุชَุบَْูุฑُูุง ِูุฐُُููุจِِูู
ْ َูู
َْู َูุบِْูุฑُ ุงูุฐُُّููุจَ ุฅَِّูุง ุงَُّููู ََููู
ْ ُูุตِุฑُّูุง ุนََٰูู ู
َุง َูุนَُููุง َُููู
ْ َูุนَْูู
َُูู
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
surat 3 ฤli 'Imrฤn ayat 136
ุฃَُٰููุฆَِู ุฌَุฒَุงุคُُูู
ْ ู
َุบِْูุฑَุฉٌ ู
ِْู ุฑَุจِِّูู
ْ َูุฌََّูุงุชٌ ุชَุฌْุฑِู ู
ِْู ุชَุญْุชَِูุง ุงْูุฃََْููุงุฑُ ุฎَุงِูุฏَِูู َِูููุง ۚ َِููุนْู
َ ุฃَุฌْุฑُ ุงْูุนَุงู
َِِููู
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.
*
dari Abu Hurairah :
ุญَุฏَّุซََูุง ุนَู
ْุฑُู ุจُْู ุฑَุงِูุนٍ ุญَุฏَّุซََูุง ุนَุจْุฏُ ุงَِّููู ุจُْู ุงْูู
ُุจَุงุฑَِู ุนَْู ุฃُุณَุงู
َุฉَ ุจِْู ุฒَْูุฏٍ ุนَْู ุณَุนِูุฏٍ ุงْูู
َْูุจُุฑِِّู ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ َูุงَู َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ ุฑُุจَّ ุตَุงุฆِู
ٍ َْููุณَ َُูู ู
ِْู ุตَِูุงู
ِِู ุฅَِّูุง ุงْูุฌُูุนُ َูุฑُุจَّ َูุงุฆِู
ٍ َْููุณَ َُูู ู
ِْู َِููุงู
ِِู ุฅَِّูุง ุงูุณََّูุฑُ
Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Rafi'] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah Ibnul Mubarak] dari [Usamah bin Zaid] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan pahalanya selain lapar, dan berapa banyak orang yang shalat malam tidak mendapatkan selain begadang. "
Hadits Ibnu Majah Nomor 1680
*
hadits Nabi Muhammad ๏ทบ: tentang penghapus pahala puasa
ุฎَู
ْุณٌ ُْูููุทِุฑَْู ุงูุตَّุงุฆِู
َ َُِْูููููุถَْู ุงُْููุถُْูุกَ: ุงَْูููุฐِุจُ، َูุงْูุบِْูุจَุฉُ، َูุงَّููู
ِْูู
َุฉُ، َูุงَّููุธْุฑُ ุจِุดََْููุฉٍ، َูุงَْููู
ُِْูู ุงَْููุงุฐِุจَุฉُ
“Lima perkara yang menghapus pahala orang yang berpuasa, yaitu dusta, ghibah, adu domba, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu”.
(HR. Al-Dailami dalam kitab al-Firdaus, juz 2, hlm.197), (HR. Ahmad 2,441), (HR, Ibn Majah 1689), (Imam Al Ghozali, Ihya Ulumuddin, I, 245)
*
Hadits Muslim Nomor 1944
ู ุญَุฏَّุซَِูู ู
ُุญَู
َّุฏُ ุจُْู ุฑَุงِูุนٍ ุญَุฏَّุซََูุง ุนَุจْุฏُ ุงูุฑَّุฒَّุงِู ุฃَุฎْุจَุฑََูุง ุงุจُْู ุฌُุฑَْูุฌٍ ุฃَุฎْุจَุฑَِูู ุนَุทَุงุกٌ ุนَْู ุฃَุจِู ุตَุงِูุญٍ ุงูุฒََّّูุงุชِ ุฃََُّูู ุณَู
ِุนَ ุฃَุจَุง ُูุฑَْูุฑَุฉَ ุฑَุถَِู ุงَُّููู ุนَُْูู َُُููููุง َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ َูุงَู ุงَُّููู ุนَุฒَّ َูุฌََّู ُُّูู ุนَู
َِู ุงุจِْู ุขุฏَู
َ َُูู ุฅَِّูุง ุงูุตَِّูุงู
َ َูุฅَُِّูู ِูู َูุฃََูุง ุฃَุฌْุฒِู ุจِِู َูุงูุตَِّูุงู
ُ ุฌَُّูุฉٌ َูุฅِุฐَุง َูุงَู َْููู
ُ ุตَْูู
ِ ุฃَุญَุฏُِูู
ْ ََููุง َูุฑُْูุซْ َْููู
َุฆِุฐٍ ََููุง َูุณْุฎَุจْ َูุฅِْู ุณَุงุจَُّู ุฃَุญَุฏٌ ุฃَْู َูุงุชََُูู ََُْْููููู ุฅِِّูู ุงู
ْุฑُุคٌ ุตَุงุฆِู
ٌ َูุงَّูุฐِู َْููุณُ ู
ُุญَู
َّุฏٍ ุจَِูุฏِِู َูุฎُُُููู َูู
ِ ุงูุตَّุงุฆِู
ِ ุฃَุทَْูุจُ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู َْููู
َ ุงَِْูููุงู
َุฉِ ู
ِْู ุฑِูุญِ ุงْูู
ِุณِْู َِูููุตَّุงุฆِู
ِ َูุฑْุญَุชَุงِู َْููุฑَุญُُูู
َุง ุฅِุฐَุง ุฃَْูุทَุฑَ َูุฑِุญَ ุจِِูุทْุฑِِู َูุฅِุฐَุง ََِููู ุฑَุจَُّู َูุฑِุญَ ุจِุตَْูู
ِِู
Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Atha`] dari [Abu Shalih Az Zayyat] bahwa ia mendengar [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah 'azza wajalla telah berfirman; 'Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.' Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.' Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya."
*
dakwah kepada manusia
ุฃَุนُูุฐُ ุจِุงَِّููู ู
َِู ุงูุดَّْูุทَุงِู ุงูุฑَّุฌِูู
ِ
surat 4 An-Nisa' ayat 114
ุฃَุนُูุฐُ ุจِุงَِّููู ู
َِู ุงูุดَّْูุทَุงِู ุงูุฑَّุฌِูู
ِ
َّูุง ุฎَْูุฑَ ِูู َูุซِูุฑٍ ู
ِّْู َّูุฌُْٰูููู
ْ ุฅَِّูุง ู
َْู ุฃَู
َุฑَ ุจِุตَุฏََูุฉٍ ุฃَْู ู
َุนْุฑٍُูู ุฃَْู ุฅِุตْٰูุญٍۢ ุจََْูู ุงَّููุงุณِ ۚ َูู
َْู َْููุนَْู ุฐَِٰูู ุงุจْุชِุบَุงุٓกَ ู
َุฑْุถَุงุชِ ุงَِّููู َูุณََْูู ُูุคْุชِِูู ุฃَุฌْุฑًุง ุนَุธِูู
ًุง
"Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar."
surat 3 ฤli 'Imrฤn 104
َْููุชَُْูู ู
ُِْููู
ْ ุฃُู
َّุฉٌ َูุฏْุนَُูู ุฅَِูู ุงْูุฎَْูุฑِ ََููุฃْู
ُุฑَُูู ุจِุงْูู
َุนْุฑُِูู ََََْْูููููู ุนَِู ุงْูู
َُْููุฑِ ۚ َูุฃَُٰููุฆَِู ُูู
ُ ุงْูู
ُِْููุญَُูู
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
*
update surabaya
klik suara muslim
klik wani jogo suroboyo
klik surabaya
*
doa keluar rumah :
ุจِุณْู
ِ ุงَِّููู ุชَََّْูููุชُ ุนََูู ุงَِّููู، َูุง ุญََْูู ََููุง َُّููุฉَ ุฅَِّูุง ุจِุงَِّููู
“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”
doa naik kendaraan, hanya boleh dibaca 1x ketika sudah naik/nyengklak di kendaraan.
1. naik kendaraan darat =>> (43) az zukhruf : 13-14.
ุณُุจْุญَุงَู ุงَّูุฐِู ุณَุฎَّุฑَ ََููุง َูุฐَุง َูู
َุง َُّููุง َُูู ู
ُْูุฑَِِููู (ูกูฃ)
(43) : 13. "Maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi Kami Padahal Kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
َูุฅَِّูุง ุฅَِูู ุฑَุจَِّูุง َูู
َُِْูููุจَُูู (ูกูค)
(43) : 14. dan Sesungguhnya Kami akan kembali kepada Tuhan kami".
2. naik kendaraan laut dan udara =>> (11) hud : 41
ุจِุณْู
ِ ุงَِّููู ู
َุฌْุฑَุงَูุง َูู
ُุฑْุณَุงَูุง (ูคูก)
(11) : 41. "dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya."
*
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
xxx
xxx
Xxxx
Xxxx
xxx
Xxxx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar