GMT or UTC
Mecca
Surabaya
semakin merapat kepada Allah SWT, kepada orang tua, kepada para kyai, kepada para ustad/ustadzah, kepada para alim ulama (guru, dosen, sensei, senpai, suhu), dll.
merapat untuk mengaji, bukan untuk me-mata-mata-i dan mempersekusi.
tentang Thanos👹 atau setan👿
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
surat 7 Al A'raf ayat 16
قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَٰطَكَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
artinya
(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,
surat 7 Al A'raf ayat 17
ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
artinya
kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
Sehingga, dianjurkan membaca doa ini.
َأََعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“A’udzu billahi minasy syaithooni minasy syaithonir rojiim (artinya: aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).”
dan doa ini (doa pergi berangkat ngaji)
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي لِسَانِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا وَمِنْ أَمَامِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا وَمِنْ تَحْتِي نُورًا اللَّهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا
Allahummaj'al fi qolbi nuron, wa fi lisani nuron, waj'al fi sam'i nuron, waj'al fi bashori nuron, waj'al min kholfi nuron, wa min amami nuron, waj'al min fawki nuron, wa min tahti nuron, Allahumma a'tini nuron.
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku dan pada lisanku, jadikanlah cahaya dalam pendengaranku, jadikanlah cahaya pada penglihatanku, jadikanlah cahaya dari arah belakangku dan dari arah depanku, jadikanlah cahaya dari arah atasku dan dari arah bawahku. Ya Allah, berilah aku cahaya!”
HR. Bukhari no. 6316 dan HR. Muslim no. 763.
Lafal tersebut berdasarkan lafal Muslim.
1. thanos di kekuasaan.
xxx
resiko dari seorang whistleblower yang memberikan petunjuk2 kebenaran dan yang mengkoreksi perbuatan dzalim adalah : dirinya, keluarganya, atau teman2nya, atau tetangga2nya, akan di teror, di persersekusi, di pecat, atau di bunuh (istilahnya : akan di "munir" kan).
solusi dari ancaman teror thanos, semakin merapat kepada Allah SWT, merapat kepada para kyai, kepada para ustad dan ustadzah.
merapat untuk mengaji, bukan untuk mempersekusi.
semoga Gusti Allah SWT paring ridlo atas semua amal sholeh kita, lan paring agunging pangaksami atas semua dosa, khilaf, dan kesalahan2 kita.
*
muhasabah diri, adakah sifat2 thanos didalam diri saya,
klik ustad budi ashari - khutbah iblis
klik ustad budi ashari - tergesa gesa amal perbuatan setan
klik ustad budi ashari - ragu itu godaan setan
klik ustad oemar mita - terpengaruh jebakan setan
klik ustad oemar mita - melumpuhkan strategi setan
klik ustad oemar mita - tipu daya setan yang menyesatkan
klik ustad oemar mita - halangan dalam perjalanan
*
َأََعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“A’udzu billahi minasy syaithooni minasy syaithonir rojiim (artinya: aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).”
(23) Al Mu'minuun : 97-98
وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (٩٧)
97. dan Katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.
وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ (٩٨)
98. dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."
112. Al Ikhlash
Muqaddimah
Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah sesudah surat An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.
Pokok-pokok isinya:
Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.
Pokok-pokok isinya:
Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Awit ingkang asma Allah Kang Maha Murah tur Kang Maha Asih.
Kalayan asma Alloh, Nu Maha Murah, Nu Maha Asih.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١)
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
1. Dhawuha, “ Allah iku mung siji”.
1. Pok caritakeun (Muhammad): "Saéstuna Alloh Maha Tunggal.
اللَّهُ الصَّمَدُ (٢)
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
2. Allah iku kang disuwuni barang kabutuhan.
2. Alloh pamuntangan sakumna mahluk.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣)
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
3. Ora peputro lan ora pinutrakake.
3. Anjeunna henteu putraan jeung henteu dibabarkeun.
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)
4. Lan ora ana sawiji kang madhani.
4. Jeung heneuweuh hiji ogé anu nyaruaan Anjeunna.
113. Al Falaq : 1-5
Muqaddimah
Muqaddimah
Surat ini terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Fiil. Nama Al Falaq diambil dari kata Al Falaq yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya waktu subuh. Diriwayatkan oleh Abu Daud, At Tirmizi dan An Nasa-i dari 'Uqbah bin 'Aamir bahwa Rasulullah s.a.w. bersembahyang dengan membaca surat Al Falaq dan surat An Naas dalam perjalanan.
Pokok-pokok isinya:
Perintah agar kita berlindung kepada Allah s.w.t. dari segala macam kejahatan.
Pokok-pokok isinya:
Perintah agar kita berlindung kepada Allah s.w.t. dari segala macam kejahatan.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Awit ingkang asma Allah Kang Maha Murah tur Kang Maha Asih.
Kalayan asma Alloh, Nu Maha Murah, Nu Maha Asih.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (١)
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
1. dhawuha : “ Kawula nyuwun ngayom ing Pangeranira bangun enjing”.
1. Pok caritakeun (Muhammad): “Kaula nyalindung ka Pangéran nu murbeng balébat subuh.
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (٢)
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
2. Saking awonipun samu kawis ingkang katitahaken.
2. Tina kajahatan saniskara anu geus diyugakeun.
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (٣)
3. Saha saking awonipun dalu ingkang peteng dhedhet lelimengan nalikanipun dhumateng.
3. Jeung tina kajahatan peuting dina mangsa poék mongkléng.
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (٤)
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
4. Lan saking pihalanipun tiyang ingkangngempakaken sihir handamoni budhalen.
4. Jeung tina kajahatan nu niupan cangreud-cangreud (tukang tenung).
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (٥)
5. Lan saking pihalanipun tiyang drengki nalika andrengkeni.
5. Jeung tina kajahatan nu hasud nalika hasudna.”
114. An-Naas : 1-6
Muqaddimah
Surat ini terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Falaq. Nama An Naas diambil dari An Naas yang berulang kali disebut dalam surat ini yang artinya manusia.
Pokok-pokok isinya:
Perintah kepada manusia agar berlindung kepada Allah dari segala macam kejahatan yang datang ke dalam jiwa manusia dari jin dan manusia.
Pokok-pokok isinya:
Perintah kepada manusia agar berlindung kepada Allah dari segala macam kejahatan yang datang ke dalam jiwa manusia dari jin dan manusia.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Awit ingkang asma Allah Kang Maha Murah tur Kang Maha Asih.
Kalayan asma Alloh, Nu Maha Murah, Nu Maha Asih.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (١)
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
1. Dhawuha : “ Kawula nyuwun pangayom dhumateng Pangeraning manungsa.”
1. Pok caritakeun (Muhammad): “Kaula neda tulung nyalindung ka Pangéran nu ngaraksa-ngariksa manusa.
مَلِكِ النَّاسِ (٢)
2. raja manusia.
2. Ratuning manungsa.
2. Rajana sakabéh manusa.
إِلَهِ النَّاسِ (٣)
3. sembahan manusia.
3. Sesembahaning manungsa.
3. Pangéranna sakabéh manusa.
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (٤)
4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
4. Mugi dipun kalisaken saking pihalaning setan ingkang anggodha.
4. Tina kajahatan nu ngaharéwos, nu ngadodoho.
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (٥)
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
5. Ingkang ambisik-bisik ing manahing manungsa.
5. Anu ngaharéwos, dina haté manusa.
مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
6. dari (golongan) jin dan manusia.
6. Saking golonganipun jin lan manungsa.
xxx
klik Referensi
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالْحَقِّ وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنَ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ اْلأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ثُمَّ قَرَأَ الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمْ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ َالاَيَةَ
Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setan memiliki bisikan pada manusia, malaikat juga memiliki bisikan. Bisikan setan menjanjikan keburukan dan mendustakan kebenaran. Sedangkan bisikan malaikat menjanjikan kebaikan dan mempercayai kebenaran. Barangsiapa mendapatkannya, maka ketahuilah bahwa itu dari Allah Azza wa Jalla, kemudian hendaklah dia memuji Allah Azza wa Jalla . Dan barangsiapa mendapatkan yang lain, maka hendaklah dia berlindung kepada Allah Azza wa Jalla dari setan yang dilaknat”.
Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَآءِ
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) ( al-Baqarah/2: 268)
[HR. Tirmidzi, no. 2988, dishahîhkan oleh syaikh al-Albâni]
Malaikat dan setan di dalam hadits inilah yang disebut dengan istilah qarîn. Di dalam hadits lain disebutkan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنْ الْجِنِّ) وَقَرِينُهُ مِنْ الْمَلاَئِكَةِ( قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَإِيَّايَ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ
“Tidaklah seorangpun di antara kamu kecuali disertakan padanya qarîn dari kalangan jin (dan qarîn dari kalangan malaikat)”. Para sahabat bertanya: “Kepada anda juga wahai Rasûlullâh?”. Beliau menjawab: “Juga kepada saya, tetapi Allah Azza wa Jalla membantuku melawannya sehingga dia masuk Islam. Maka dia tidak memerintahkanku kecuali dengan kebaikan”.
[HR. Muslim, no: 2814; Ahmad, no. 3770; dari Abdullâh bin Mas’ûd]
Qarîn secara bahasa artinya pasangan, orang yang digabungkan, orang yang dijadikan kawan.[1] Sehingga qarîn di dalam hadits ini maksudnya adalah jin atau malaikat yang disertakan kepada setiap manusia. Jin tersebut selalu mengajak kepada keburukan, sedangkan malaikat selalu mengajak kepada kebaikan. Adapun hikmah diadakannya qarîn bagi manusia dari kalangan jin dan malaikat itu adalah sebagai ujian dari Allah Azza wa Jalla kepada manusia.
Wallâhu a’lam.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIII/1430H/2009M . Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183
Footnote (1)
[1] Lihat Mu’jamul Wasith, bab huruf Qâf
xxx
Belajar islam jarak jauh al falah-bijja
Buletin ydsf al falah bulan November 2009
Pola Kerja Setan-Mempersepsi musuh dengan benar
Apa yang ada di benak kita jika membayangkan sosok setan?
Mungkin kita menggambarkannya suatu makhluk raksasa, gigi taring yang tajam, serta menghisap darah manusia, dll. Persepsi seperti inilah yang sering kita cerna baik dari media maupun cerita masa kecil.
Setan berasal dari kata syathana, artinya jauh dari kebenaran atau dari rahmat Allah. Jadi setiap yang sombong dan durhaka baik dari kalangan jin, manusia, ataupun binatang, maka disebut setan. Namun sebutan ini hanyalah sebagai sifat dan bukan sebagai nama yang permanen.
Yakni saat mereka bersifat seperti setan, yakni kufur, sombong, membangkang, dll. Sedangkan saat mereka berubah – yang bisa terjadi sewaktu-waktu — menjadi beriman, patuh, taat, taat, dll maka sebutan setan itupun otomatis hilang dari mereka.
Adapun yang menyandang julukan dan nama setan secara permanen yang tidak akan berubah selamanya adalah iblis dan keturunannya. Sebenarnya iblis ini semula juga berasal dari golongan jin.
QS 18 Al Kahfi : 50
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلا (٥٠)
50. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam[884], Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.
[884] Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.
Namun sejak pembangkangannya terhadap perintah Allah untuk bersujud kepada Adam AS, iblis ditetapkan oleh Allah menjadi makhluk yang terlaknat yang tidak akan pernah lagi beriman. Dan begitu pula keturunannya, yang kemudian dikenal dengan nama setan (setan asli). Sehingga dengan demikian, mereka (iblis dan setan-setan asli keturunannya) seakan-akan menjadi jenis makhluk tersendiri, padahal sebenarnya semula juga berasal dari golongan jin.
Seperti yang telah dituturkan diatas, dalam kenyataannya banyak sekali manusia yang berperilaku tak ubahnya seperti setan yang sombong dan selalu durhaka kepada Allah.
QS 6 Al An’am : 112
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (١١٢)
112. dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)[499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
[499] Maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.
Berikut ini penjelasan singkat tentang ciri-ciri dan cara kerja setan :
1. Setan adalah musuh manusia.
QS. 2. Al Baqarah : 208
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (٢٠٨)
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
2. Memberi janji dan angan-angan kosong.
QS. 4. An Nisa : 120
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلا غُرُورًا (١٢٠)
120. syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.
3. Mengajak berbuat keji.
QS. 2. Al Baqarah : 169
إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ (١٦٩)
169. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.
4. Menyuruh berlaku kekikiran.
QS. 2. Al Baqarah : 268
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (٢٦٨)
268. syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia[170]. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.
[170] Balasan yang lebih baik dari apa yang dikerjakan sewaktu di dunia.
5. Menyulut permusuhan dan kebencian serta menghalangi orang mengingat Allah dan Shalat.
QS. 5. Al Maaidah : 91
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ (٩١)
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
6. Menggoda manusia agar tergelincir ke neraka.
QS. 35. Fathir : 6
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ (٦)
6. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala
Para ulama menjelaskan bahwa setan mengajak manusia kepada perbuatan dosa, mulai dari dosa yang paling besar sampai dosa kecil.
Ibnu Qayyim mengatakan, “Sesungguhnya setan mengajak pda 6 perkara. Ia baru melangkah kepada perkara kedua bila perkara pertama tidak berhasil dilakukannya.” (dalam Badaa-‘ilul Fawaa-id).
Di bawah ini penjelasannya :
1. Mengajak berbuat syirik dan kufur.
Jika berhasil, berarti setan telah menang dan tidak lagi sibuk dengannya.
2. Jika gagal, setan akan mengajaknya berbuat bid’ah (amalan tanpa tuntunan).
Jika sudah terjerumus kedalamnya, maka setan akan membuat bid’ah itu indah dimatanya hingga dia rela dan setan pun membuatnya puas dengan bid’ah itu.
3. Jika gagal, setan akan menjerumuskannya kedalam dosa besar.
4. Jika gagal, setan akan menjerumuskannya kedalam dosa kecil.
Jika ternyata tidak behasil juga, setan akan menyibukkannya dengan perkara-perkara mubah (boleh) hingga ia lupa beribadah.
5. Jika tidak mempan, setan membuainya dengan perkara-perkara kurang penting hingga ia abaikan perkara-perkara penting.
6. Jika gagal juga, maka setan akan melakukan tipu daya yang terakhir. Jarang orang terhindar dari serangan terakhir ini sekalipun para nabi. Yaitu mengerahkan bala tentaranya dari jenis manusia untuk menyerang orang-orang yang berpegang teguh dengan agamanya.
Belajar islam jarak jauh al falah-bijja
Buletin ydsf al falah bulan Desember 2009
Mewaspadai pintu-pintu masuk setan
Hati manusia ibarat sebuah benteng. Setan adalah musuh yang selalu ingin memasuki benteng. Manusia tidak akan mampu menahan gempuran setan kecuali dengan penjagaanpada pintu atau celah yang bisa dimasuki setan.
Kita harus tahu mana-mana pintu masuk setan. Berikut ini paparan singkatnya (dalam Tazkiyatun Nufus, Said Hawwa, Robbani Press, halaman 155).
1. Marah dan Syahwat.
Marah adalah bius akal. Jika “tentara” akal lemah, maka tentara setan akan maju menyerang. Apabila manusia marah, maka setan akan mempermainkannya seperti anak kecil mempermainkan bola. Demikian dengan syahwat. Ia akan menjadi pintu masuk yang lebar untuk setan.
2. Dengki dan tamak.
Dengki menghancurkan kebaikan seseorang sebagaimana api melahap kayu kering. (lihat hadits riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairoh dan hadits riwayat Ibnu Majah dari Anas). Sedangkan tamak membutakan hati dan setan menjadikan bagus semua tindakannya sekalipun keji dan munkar.
3. Kenyang dengan makanan sekalipun halal dan bersih.
Kenyang dapat memperkuat syahwat dam syahwat adalah senjata setan. Beberapa mudharatnya antara lain, melemahkan rasa peka kepada Allah dalam hati, mengurangi kasih sayang terhadap sesama makhluk karena ia mengira semua makhluk telah kenyang sepertinya, menghambat ketaatan, tidak menyentuh hati manusia jika menyampaikan nasehat, dan bisa menimbulkan penyakit.
4. Suka berhias dengan pakaian, perabotan dan rumah.
Setan akan bercokol pada orang yang suka pamer. Sehingga setan akan terus mengajak membangun, menghiasi atap dan dinding, memperluas bangunan, menghiasi pakaian serta membenamkan manusia kedalamnya sepanjang hidupnya.
5. Tamak terhadap manusia (suka pamrih).
Setan merayu orang yang suka pamrihuntuk terus mencari cara bagaimana cari muka hingga orang yang dipamrihi itu seolah-olah tuhannya.
6. Terburu-buru dan tidak mengkonfirmasi persoalan.
Karena amal perbuatan harus dilakukan setelah dipahami. Sedangkan untuk memahami diperlukan perenungan dan waktu. “Terburu-buru itu dari setan dan berhati-hati itu dari Allah”. (hadits riwayat Tirmidzi). Segala gosip, isu, kabar burung dll. harus diperiksa dengan seksama jika tidak ingin menyesal di kemudian hari.
QS. 49 Al Hujurat : 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (٦)
6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
7. Dinar, dirham, dan segala harta kekayaan.
Setiap hal yang melebihi takaran makanan dan kebutuhan pokok merupakan tempat bertenggernya setan”. Jika anak adam memiliki 1 lembah emas, dia akan mencari agar menjadi 2 lembah dan tidak ada yang akan menutup mulutnya melainkan tanah (kematian). Dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat”. (hadits riwayat Bukhari dan Muslim No. 1049).
8. Bakhil, kikir dan takut miskin.
2 sikap ini menyebabkan orang enggan bersedekah dan sebaliknya menimbulkan hasrat menimbun harta. Salafus shaleh berkata, “ Setan tidak mepunyai senjata seampuh rasa takut miskin. Dengan senjata ini orang mulai melakukan kebatilan, menolak kebenaran, bicara penuh hawa nafsu, dan berprasangka buruk terhadap tuhan”.
9. Fanatik terhadap madzhab dan hawa nafsu, mendengki, melecehkan lawan sesama muslim.
Salah 1 contoh sikap fanatik adalah menolak kebenaran dan menutup mata terhadap kebaikan pihak lain. Waktu terbuang sia-sia karena sibuk dengan kekurangan madzhab atau organisasi lain dan konflik. Inilah sasaran empuk setan yang banyak menghancurkan kaum muslimin.
10. Mengajak orang awwam untuk berpikir tentang wujud Allah.
Karena lemahnya pemahaman dan lemahnya tradisi keilmuan, orang awwam mudah terusik untuk memikirkan dzat Allah dan Sifat-SifatNya atau hal-hal yang tidak terjangkau akal. Sehingga menimbulkan keraguan terhadap dasar agama. Pada ujungnya mengakibatkan kekafiran atau kebid’ah-an (amalan tanpa tuntunan).
Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya setan menghampiri kalian seraya bertanya, “siapakah yang menciptakanmu?” Kemudian ia menjawab,”Allah tabaarakta wa ta’ala”. Setan bertanya lagi, “siapakah yang menciptakan Allah?” Jika kalian menghadapi hal tersebut maka katakanlah amantu billaahi wa rosulihi, Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya”. Karena jawaban itu akan mengusirnya”. (hadits riwayat Ahmad, Al Bazzar dan Abu Ya’la).
11. Buruk sangka terhadap kaum muslimin.
Suatu malam, Shafiyyah (istri Nabi Muhammad saw) menjenguk Nabi Muhammad saw yang sedang iktikaf. Kemudian Nabi Muhammad saw mengantarkannya sampai ke pintu masjid yang gelap tepat ketika 2 sahabat melintas. Melihat mereka mempercepat langkah, Nabi Muhammad saw pun memanggil keduanya seraya berkata, “Sesungguhnya ini Shafiyyah”. Keduanya menjawab, “wahai Rasulullah, kami tidak berprasangka kepadamu kecuali kebaikan.”
Lalu Nabi Muhammad saw bersabda, “sesungguhnya setan mengalir pada peredaran darah tubuh anak adam dan sesungguhnya aku khawatir setan akan memasukkan sesuatu (hal buruk) di hati kalian”. (hadits riwayat Bukhari-Muslim).
Apabila sifat-sifat tersebut telah dibersihkan, setan masih punya berbagai lintasan di hati. Tetapi ia tidak bisa bercokol didalamnya. Lintasan itu bisa dicegah dengan berdzikir (zikirullah).
QS. 7 Al A’raf : 201
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ (٢٠١)
201. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah. Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.
1. Waswasah
Waswasah artinya membisikkan keraguan pada manusia ketika melakukan kebaikan atau amal sholeh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terbersit dalam pikiran kita, "Nanti lima menit lagi". Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima menit tapi satu jam, akhirnya Sholat Shubuh terlambat bahkan tidak sholat.
Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, Misalnya, mengapa orang yang berpacaran lebih mesra daripada suami-istri? Jalan-jalan saat pacaran lebih mengesankan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. Pacaran itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh setan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.
3.Tamanni
Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Pernahkan terbersit niat akan Shalat Tahjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga saat wekwr berbunyi, kita cepat-cepat mematikannya lalu meneruskan tidur.
Pernahkan kita ingin bertobat? Namun pada sat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali-kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.
4. A'dawah
A'dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Setan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di anatara manusia. Biasanya permusuhan berawal dari prasangka buruk. Supaya manusia bermusuhan, setan biasanya menumbuhkan prasangka buruk.Karena itu waspadai kalau kita berprasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi setan.
Takwif artinya menakut-nakuti. Pernahkah merasa takut miskin karena menginfakkan sebagian harta, takut disebut sok alim karena datang ke majelis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takhwif.
6. Shaddun
Shaddun artinya berusaha menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan sholat, atau mengantuk saat membacaAl Qur'an meskipun sudah cukup tidur? Ini adalah gejala shaddun dari setan.
7. Wa'dun
Wa'dun artinya janji palsu. Setan berusaha membujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kasus seorang wanita menyerahkan dirinya pada sang pacar karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begutu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa'dun atau janji palsu dari setan.
8. Kaidun
Kaidun artinya tipu daya. Setan berusaha sekuat tenaga memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya krn waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya kita mengerjakan asal-asalan dan tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemunginan pada waktu yang ditentukan pekerjaan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.
9. Nisyan
Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi setan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi tanggung jawab. Pernahkan kita lupa menunaikan janji? lupa sholat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi, tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi nisyan.
Demikian ringkasan tentang strategi setan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi setan laknatullah (setan yang dilaknat Allah)
*
xxx
xxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
xxx
xxx
Xxxx
Xxxx
xxx
Xxxx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar