Hatiku Surgaku Rumahku Surgaku

imam Bukhari 2

Sejarah Karya Monumental Imam Bukhari

Rabu, 17 Jan 2018 18:00 WIB

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/18/01/17/p2ozv2313-sejarah-karya-monumental-imam-bukhari

Nama lengkapnya adalah adalah Abu Abdullah Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al-Mugirah bin Bardizbah al-Bukhari. Sosok yang biasa disebut Imam Bukhari itu adalah `Sang Penjaga Hadis'. Karya monumentalnya al-Jami' as- Shahih didaulat sebagai karya otoritatif di bidang hadis. Talaqathu al-ummah bi al- qabul, para ulama sepakat menjadikan karya al-Bukhari tersebut sebagai rujukan utama bidang hadis.

Mengutip Ensiklopedi Islam 1, tokoh kelahiran Bukhara (kini Uzbekistan), 13 Syawal 194 H atau 21 Juli 810 M itu, berasal dari keluarga intelektual Persia. Ayahnya merupakan seorang ahli fikih mazhab Maliki, tetapi wafat ketika Imam Bukhari masih bayi. Dalam usia 10 tahun, Imam Bukhari telah belajar ilmu hadis kepada ulama hadis termasyhur, ad-Dakhili.

Hanya satu tahun berselang, kepandaian Imam Bukhari mengungguli para murid lainnya. Ketika berusia 11 tahun, Imam Bukhari bahkan sempat mengoreksi kekeliruan gurunya, ad-Dakhili, mengenai jenjang periwayatan suatu hadis. Sang guru pun mengakui kekeliruannya. Sejak usia dini, Imam Bukhari, bahkan telah menghafal hadis-hadis yang termuat dalam kitab Ibnu Mubarak dan Waki'al al-Jarrah.

Pada usia 16 tahun, Imam Bukhari pergi ke Baitullah untuk menunaikan haji sekaligus mengawali perjalanan sepanjang hayat menempuh studi hadis. Imam Bukhari wafat dalam usia 60 tahun pada 30 Ramadhan 256 H atau 31 Agustus 870 M di wilayah Samarkand.

Karya monumental Imam Bukhari ialah al-Jami' as-Shahih atau dikenal pula sebagai Shahih Bukhari. Kitab ini merupakan hasil kerja keras Imam Bukhari yang telah menemui langsung sebanyak 1.080 ahli hadis.

imam Bukhari 1

Mengenal Imam Bukhari

Saturday, 12 Aug 2017 20:03 WIB

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/08/12/oukpm4313-mengenal-imam-bukhari

Bulan Syawal menjadi momentum beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam. Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Aisyah RA terjadi di bulan Syawal. Beberapa peperangan, seperti Khandaq, Uhud, dan Hunain, juga terjadi di bulan ini.

Salah satu tonggak bersejarah lainnya dalam bulan Syawal adalah kelahiran imam besar dalam bidang hadis. Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari atau yang terkenal dengan sebutan Imam Bukhari lahir di bulan Syawal.

Sang Imam lahir tepatnya pada 13 Syawal 194 H di Bukhara, sebuah daerah di tepi Sungai Jihun,  Uzbekistan. Ayahnya, Ismail, adalah seorang ulama yang saleh. Bukhara, yang juga disebut sebagai daerah Ma Wara an-Nahr, memang banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan Muslim.

Selain Imam Bukhari, beberapa ulama yang lahir di Bukhara adalah Abdul Rahim bin Ahmad al-Bukhari dan Abu Hafs al-Bukhari. Imam Bukhari lahir dengan lingkungan yang memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu. Sejak kecil, Imam Bukhari sudah menunjukkan bakat-bakat kecerdasan.

Ketajaman ingatan dan hafalannya melebihi anak-anak seusianya. Saat berusia 10 tahun, Imam Bukhari berguru kepada ad-Dakhili, seorang ulama ahli hadis. Sang Imam tidak pernah absen belajar hadis dari gurunya itu. 

Setahun kemudian ia mulai menghafal hadis Nabi SAW. Saat itu ia sudah ditunjuk untuk mengoreksi beberapa kesalahan penghafalan matan maupun rawi dalam sebuah hadis yang diucapkan gurunya. Pada usia 16 tahun ia sudah mengkhatamkan hafalan hadis-hadis di dalam kitab karangan Waki al-Jarrah dan Ibnu Mubarak.

Imam Bukhari tak berhenti hanya belajar pada satu guru saja. Siapa pun dia jika dipandang memiliki kapasitas dalam sebuah hadis akan dijadikan guru meski orang tersebut adalah temannya sendiri. Imam Bukhari disebut memiliki lebih dari seribu guru. Ia sendiri pernah berujar bahwa kitab fenomenalnya, Jami'as as-Sahih, dikumpulkan dari menemui lebih dari 1.080 guru pakar hadis.

Pengarang Fathur Bari, sebuah kitab yang mensyarah Sahih Bukhari, Ibnu Hajar al-Asqalani mengungkapkan, guru-guru Imam Bukhari bisa dibagi menjadi lima tingkatan. Mulai dari para tabiin hingga kawan-kawan seangkatan yang bersama-sama menimba ilmu hadis.

Imam Bukhari dikenal sangat objektif dalam memberi penilaian terhadap para gurunya itu.  Penilaian ini dimaksudkan untuk menentukan dapat diterima atau tidak sebuah hadis yang ia dapatkan.

Imam Bukhari terkenal gigih dalam memburu sebuah hadis. Jika ia mendengar sebuah hadis, maka ia ingin mendapat keterangan tentang hadis itu secara lengkap. Ia harus bertemu sendiri dengan orang yang meriwayatkan hadis tersebut. Dalam mengumpulkan hadis-hadis itu, Imam Bukhari melanglang buana mulai daerah Syam, Mesir, Aljazair, Basra, menetap di Makkah dan Madinah selama enam tahun, Kufah, dan Baghdad. Tak jarang beliau bolak-balik ke tempat tersebut karena mendapati keterangan baru atau hadis baru.

Perjalanan panjang itu akhirnya membuat sang Imam dapat mengumpulkan sedikitnya 600 ribu hadis. Dari angka tersebut, 300 ribu di antaranya dihafal. Hadis-hadis yang dihafal itu terdiri dari 200 ribu hadis tidak sahih dan 100 ribu hadis sahih.

Jumlah yang banyak itu tidak lantas dimasukkan semua dalam Sahih Bukhari. Dari 100 ribu hadis yang  sahih, ia hanya mencantumkan 7.275 hadis dalam kitab tersebut. Jumlah ini diseleksi dengan metode yang sangat ketat. Karena itu, tak mengherankan jika para ulama menempatkan Sahih Bukhari sebagai kitab pertama dalam urutan kitab-kitab hadis yang muktabar.

Selama hidup, selain Jami'as as-Sahih, Imam Bukhari juga menulis kitab-kitab lain seperti Tarikh as-Sagir, Asami as-Sahabah, al-Kuna, dan al-'Illal yang kesemuanya membahas tentang hadis.

imam Ath Thabari 5

Karya-Karya ath-Thabari yang Fenomenal

Red: Agung Sasongko

Ahad, 05 Nov 2017 07:00 WIB

https://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/11/05/oyx1t0313-karyakarya-aththabari-yang-fenomenal

Kepakaran Ibnu ath-Thabari dalam bidang tafsir dan fikih atau hukum tidak diragukan lagi. Ia merupakan salah satu tokoh yang diakui dan dikenal sebagai rujukan. Karya-karyanya pun masih dijadikan referensi penting di dunia akademis hingga saat ini.   

Ketokohan ilmuan Muslim kelahiran 225 H/839 M di Amul, Tabaristen, Iran, ini dalam bidang tafsir dan fikih membuat pemerintah pusat di Iran, pada saat itu, menunjuknya sebagai hakim.

Namun, permintaan tersebut ditolak. Sebelumnya penolakan juga pernah ia lakukan terhadap pemerintah daerah yang menawarinya sebagai hakim. Tawaran dari pemerintah pusat dan daerah ia tolak bukan tanpa alasan. Karena, Ibnu at-Tabari ingin konsentrasi mengajar dan menyelesaikan tulisan-tulisannya. 

Salah seorang murid Ibnu ath-Thabari, yaitu Ibnu Kumail, menyampaikan, dalam satu hari Sang Guru sanggup menulis 40 halaman karya ilmiah. Sebagian besar waktu ath-Thabari digunakan untuk menulis. Berikut karya-karya Ibnu ath-Thabari yang menjadi sumbangsih berharga untuk dunia Islam:  

Tarikh ath-Thabari

Tak hanya di bidang fikih dan tafsir, ath-Thabari juga memiliki karya di bidang sejarah. Di antara karya sejarahnya yang sangat populer adalah Tarikh ar-Ruslu wa al-Muluk atau dikenal dengan nama Tarikh ath-Thabari. 

Kitab tersebut dianggap sebagai salah satu kitab sejarah Islam terlengkap. Dalam kitab itu banyak ditemukan informasi yang tidak pernah ditulis oleh sejarawan sebelumnya. Isi kitab terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi sejarah Arab, Persia, dan Roma sebelum Islam.  

Jami' al-Bayan 

Kitab lain yang juga populer, terutama setelah ia meninggal dalam usia 85 tahun, tepatnya pada 310 H/923 M adalah Jami al-Bayan fi Tafsir Alquran. Kitab tersebut berorientasi pada tafsir hukum (fikih) dan penemuan-penemuan hukum akidah.  

Materi dan rujukan utama dari kitab tersebut ia kutip dari dari Alquran, hadis, dan ijtihad sahabat. Sampai sekarang kitab ini menjadi bahan untuk menggali beberapa kenyataan dalam filologi.   

Ikhtilaf al-Fuqaha

x

MASUK REGISTER

Sabtu,20 Jumadil Awwal 1440 / 26 Januari 2019

HomeIhram.co.idGerai RepublikaJadwal Shalat

News

Politik

Hukum

Pendidikan

Umum

Nusantara

Jabodetabek

News Analysis

Sang Pencerah

UBSI

Telko Highlight

Indonesia Berdaya

Khazanah

Indonesia

Dunia

Mozaik

Filantropi

Hikmah

Islam Digest

Mualaf

Fatwa

Rumah Zakat

Internasional

Timur Tengah

Palestina

Eropa

Amerika

Asia

Afrika

Jejak Waktu

Australia Plus

Ekonomi

Digital

Syariah

Bisnis

Finansial

Migas

Pertanian

Global

Energi

Desa Bangkit

Properti

Republikbola

Bola Nasional

Liga Inggris

Liga Spanyol

Liga Italia

Liga Dunia

Internasional

Free Kick

Arena

Leisure

Gaya Hidup

Travelling

Kuliner

Parenting

Health

Senggang

Ototek

Kolom

Resonansi

Analisis

Fokus

Selarung

Sastra

Infografis

Breaking

Sport

Tips

Republika TV

Berita

Stokshot

Bincang

ROLExplore

Ototekno

Republikustik

Info37

IMPRESI

Indeks

Lainnya

In Pictures

English

Infografis

About UsContact UsDari RedaksiPedoman SiberKarir


HOME



KHAZANAH



INDONESIA



DUNIA



MOZAIK



FILANTROPI



HIKMAH



ISLAM DIGEST



MUALAF



FATWA



RUMAH ZAKAT

HOME



DUNIA ISLAM



ISLAM DIGEST

Ahad, 05 Nov 2017 07:00 WIB

Karya-Karya ath-Thabari yang Fenomenal

Red: Agung Sasongko



Rep: c62

    

00

2

Metaexistence.org


Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepakaran Ibnu ath-Thabari dalam bidang tafsir dan fikih atau hukum tidak diragukan lagi. Ia merupakan salah satu tokoh yang diakui dan dikenal sebagai rujukan. Karya-karyanya pun masih dijadikan referensi penting di dunia akademis hingga saat ini.   

Ketokohan ilmuan Muslim kelahiran 225 H/839 M di Amul, Tabaristen, Iran, ini dalam bidang tafsir dan fikih membuat pemerintah pusat di Iran, pada saat itu, menunjuknya sebagai hakim.

ADVERTISEMENT

Namun, permintaan tersebut ditolak. Sebelumnya penolakan juga pernah ia lakukan terhadap pemerintah daerah yang menawarinya sebagai hakim. Tawaran dari pemerintah pusat dan daerah ia tolak bukan tanpa alasan. Karena, Ibnu at-Tabari ingin konsentrasi mengajar dan menyelesaikan tulisan-tulisannya. 

Salah seorang murid Ibnu ath-Thabari, yaitu Ibnu Kumail, menyampaikan, dalam satu hari Sang Guru sanggup menulis 40 halaman karya ilmiah. Sebagian besar waktu ath-Thabari digunakan untuk menulis. Berikut karya-karya Ibnu ath-Thabari yang menjadi sumbangsih berharga untuk dunia Islam:  

Tarikh ath-Thabari

Tak hanya di bidang fikih dan tafsir, ath-Thabari juga memiliki karya di bidang sejarah. Di antara karya sejarahnya yang sangat populer adalah Tarikh ar-Ruslu wa al-Muluk atau dikenal dengan nama Tarikh ath-Thabari. 

Kitab tersebut dianggap sebagai salah satu kitab sejarah Islam terlengkap. Dalam kitab itu banyak ditemukan informasi yang tidak pernah ditulis oleh sejarawan sebelumnya. Isi kitab terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi sejarah Arab, Persia, dan Roma sebelum Islam.  

Jami' al-Bayan 

Kitab lain yang juga populer, terutama setelah ia meninggal dalam usia 85 tahun, tepatnya pada 310 H/923 M adalah Jami al-Bayan fi Tafsir Alquran. Kitab tersebut berorientasi pada tafsir hukum (fikih) dan penemuan-penemuan hukum akidah.  

Materi dan rujukan utama dari kitab tersebut ia kutip dari dari Alquran, hadis, dan ijtihad sahabat. Sampai sekarang kitab ini menjadi bahan untuk menggali beberapa kenyataan dalam filologi.   

Ikhtilaf al-Fuqaha

Selain menulis kitab Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk dan Jami al-Bayan, Ibnu ath-Thabari juga tekenal sebagai ilmuan yang menulis kitab Ikhtilaf al-Fuqaha atau perbedaan pendapat para ulama.

Kitab ini sebagai bentuk kepeduliannya terhadap kerukunan antarumat Islam yang berilmu. Karena untuk mendapat ilmu agama Islam terdapat beberapa mazhab sehingga kitab ini perlu ia buat sebagai pedoman dan acuan mengambil jalan tengah antara ulama yang berbeda pendapat.n

imam Ath Thabari 4

Imam Ath Thabari, Bapak Sejarah Islam

Senin, 09 Okt 2017 12:09 WIB

https://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/16/01/18/dunia-islam/khazanah/17/10/09/oxjibu335-imam-tabari-bapak-sejarah-islam

Abu Ja'far Muhammad bin Jarir at-Tabari (225-310 H/839-923 M), yang lebih dikenal dengan Imam Tabari dikenal sebagai Bapak Sejarah Islam. Ia telah membukakan jalan bagi berkembangnya penulisan sejarah Islam.

Seorang murid Imam Tabari bernama Ibnu Kumail mengisahkan, gurunya itu adalah orang yang pandai dalam membagi waktu, terutama untuk belajar. Pagi sampai siang ia gunakan untuk menulis. Konon, Imam Tabari bisa menulis 40 halaman karya ilmiah dalam satu hari.

Pada waktu sore, ia memberi pelajaran Alquran dan tafsir di masjid. Selepas shalat Magrib, pelajaran dilanjutkan dengan ilmu fikih. Setelah selesai, ia baru pulang ke rumah. Ibnu Kumail mengabarkan, Imam Tabari sering menolak imbalan yang diberikan kepadanya.

Dalam usia yang mencapai 85 tahun, Imam Tabari telah menulis banyak karya. Dua di antaranya begitu monumental, yaitu Tarikh ar-Rusul wa al-Mulk (Sejarah Para Rasul dan Raja-raja), dan Jami' al-Bayan fi Tafsir al-Quran atau Tafsir Tabari. Kedua karya ini yang menjadikannya lebih dikenal sebagai ahli sejarah dan tafsir.

Kepakaran Imam Tabari di bidang sejarah diakui sejarawan Muslim klasik dan kontemporer. Hussain Mou'nis, sejarawan asal Mesir, mengakui Tabari sebagai sejarawan yang mengagumkan. 

''Pengetahuan sejarah yang dituangkannya dalam karya sejarah dan tafsir Alquran, benar-benar sebuah karya yang patut diacungi jempol. Sampai-sampai kita dibuat tidak sabar untuk sesegera mungkin melahap penjabaran-penjabarannya,'' kata Mou'nis dalam buku Tanqiyah Ushul al-Tarikh al-Islami.

Selama bertahun-tahun Tabari mengumpulkan data-data sejarah dan menghafalnya. Ia bersandar pada riwayat-riwayat yang belum dibukukan. Pengumpulan riwayat-riwayat itu ia lakukan ketika berkelana dari berbagai negeri untuk mengambil ilmu dari sejumlah ulama terkemuka. Mula-mula ia pergi ke Rey, Iran. Kemudian ke Baghdad, Irak; setelah itu melanjutkan ke Basrah dan Kufah. Pengembaraan terakhirnya adalah di Fustat (Mesir), dan Suriah sebelum akhirnya menetap di Baghdad.

Mou'nis menjelaskan, riwayat-riwayat dari berbagai negeri itu kemudian ia tulis secara teliti, detail, dan lengkap, yang meliputi berbagai bidang termasuk bidang administrasi, militer, dan kesenian. Di tangan Imam Tabari, penyusunan sejarah Arab mencapai puncaknya. Buku Tarikh Tabari menjadi acuan bagi pegiat sejarah sesudahnya, seperti Abul Fida, Ibnu Atsir, Miskawayah, dan Ibnu Kamil. Bahkan, Ahli Tafsir, Jalaluddin as-Syuti, yang lebih dikenal dengan nama Imam Suyuti, juga terpengaruh akan karya Tabari.

Tak lama setelah ia wafat, kitab sejarah Tabari diterjemahkan ke dalam bahasa Persia pada 963. Akan tetapi, terjemahan itu banyak meringkas dan menambah data-data sejarah yang lain. Dari versi bahasa Persia ini kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Arab. Ensiklopedi Islam juga mencatat, ringkasan kitab sejarah Tabari diterbitkan di Leiden, Belanda. Kitabnya yang asli berjumlah 10 jilid dan 10 kali lebih besar dibandingkan ringkasannya itu.

Tak hanya dalam bidang fikih, Imam At-Tabari juga dikenal sebagai pakar dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan agama, seperti sejarah, tafsir, qiraat, dan bahasa. Mengenai kepakarannya, banyak imam lainnya yang memuji keluasan ilmu yang dimilikinya, di antaranya Imam Adz-Dzahabi.

''Imam Tabari adalah orang yang terpercaya, hafiz, jujur, imamnya para ahli tafsir, ahli fikih, pakar sejarah, dan menguasai ilmu qiraat dan bahasa,'' ujar Imam Adz-Dzahabi.

imam Ath Thabari 3

Mengenal Imam Ath-Thabari

Jumat, 12 Okt 2018 22:16 WIB

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/18/10/12/pghrro313-mengenal-imam-aththabari

Muhammad bin Jarir Ath-Thabari yang terkenal dengan nama Imam Ath-Thabari merupakan sosok ulama mumpuni. Mufasir kelahiran 224 H di Thabaristan ini memiliki banyak karya tulis yang fenomenal.

Dalam Jejak Kisah Pengukir Sejarah, ditulis bahwa sang imam sudah hafal Alquran pada usia tujuh tahun. Dia menulis hadis ketika berusia sembilan tahun.

Al Khatib Al Baghdadi mengatakan, selama 40 tahun, sang imam selalu menulis empat puluh lembar sehari. Sosok pemikir dan sejarawan itu telah melahirkan puluhan kitab klasik, seperti Jami'ul Bayan fi Ta'wil Alquran atau Tafsir Ath-Thabari, Tarikh Ath Thabari, Ikhtilaful Fuqaha, Sharih As-Sunnah, hingga Musnad Ibnu Abbas.

Kitab-kitab itu pun menjadi rujukan para ulama. Kepakaran Imam Ath- Thabari dalam bidang tafsir dan fikih sangat tepercaya. Pendapatnya kerap dipakai sebagai rujukan atau referensi penting di dunia akademis.

Adz- Dzahabi pernah berkata, Imam Ath-Thabari adalah imam dalam ilmu yang berijtihad dan ulama yang paling pandai pada masanya. Dia memiliki karya yang menakjubkan. Dia adalah tokoh terdepan dalam bidang fikih, ijma, dan masalah ikhtilaf (per bedaan).

Selain itu, Adz-Dzahabi menjelaskan, Ath-Thabari memiliki ilmu yang luas di bidang sejarah, menguasai qiraah Alquran, bahasa, dan disiplin ilmu lainnya. Sementara, Imam Ibnu Katsir mengungkapkan, Imam Ath-Thabari merupakan satu di antara ulama yang menguasai dan mempraktikkan Alquran dan sunah Rasulullah SAW.

Tak hanya tafsir dan fikih, Imam Ath-Thabari juga melahirkan karya terkenal Tarikh Ath-Thabari. Kitab sejarah Islam ini dinilai terlengkap dari kitab-kitab lain yang pernah ada. Dalam kitab ini, ada catatan-catatan yang tak dimuat dalam kitab-kitab lainnya.
Kitab tarikh ini bahkan memuat sejarah dunia hingga 915 M.

Selain terkenal karena kecerdasannya, Imam Ath-Thabari juga dikenal amat zuhud.
Dia merasa cukup dengan harta peninggalan ayahnya berupa sepetak tanah di Thabaristan.

Sang imam bahkan pernah menolak hadiah berupa uang dalam jumlah yang sangat banyak dari Perdana Menteri Khaqani. Imam ini juga menolak saat ditawari untuk menjadi qadhi di pemerintahan. Penolakannya ini sempat disayangkan para kolega Imam Ath-Thabari.

Bagi mereka, imam Ath-Thabari bisa menghidupi pengajian sunah setelah menerima gaji yang tinggi. Sang imam pun menjawab pernyataan para koleganya. Sungguh, aku kira kalian akan mencegahku ketika aku senang dengan jabat an itu.

imam Ath Thabari 2

Hujjatul Islam: Imam Ath-Thabari, Sang Ulama Multidisipliner (2)

Red: Chairul Akhmad

Rep: Nidia Zuraya

Friday, 24 Feb 2012 21:56 WIB

klik Republika

imam Ath Thabari 1

Hujjatul Islam: Imam Ath-Thabari, Sang Ulama Multidisipliner (1)

Jumat, 24 Feb 2012 21:39 WIB

klik Republika

Minggu, 20 Januari 2019

klinik herbal Ina Sofiana (Jeng Ana)

1. DO’A KETIKA BEROBAT/ MINUM OBAT

BISMILLAHI ALLAHUMMA INNI A’UDZUBIKA MIN SYARRI WAJ’II HADZAA


Dengan namaMu ya Allah, aku berlindung dari kejahatan penyakitku ini.


2. DO’A MAKAN BERSAMA ORANG SAKIT

LABA’SA THOHUURUN INSYAA – ALLAH


Biarlah kesucian itu ada pada kami, jika Tuhan menghendaki.


3. Doa menjenguk orang sakit


اللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذهِبِ البَأسَ اشفِ أَنتَ الشَّافِيء لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاوءُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Allaahumma rabban naasi Adzhibil ba’sa Isyfi Antasy syaafi’ Laa syifaa’a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yughaadiru saqaman


Artinya : Wahai Allah Tuhan manusia, Hilangkanlah rasa sakit ini, Sembuhkanlah. Engkaulah Yang Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan yang sejati kecuali kesembuhan yang datang dari-Mu Yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan komplikasi rasa sakit dan penyakit lain.


Selasa, 15 Januari 2019

sayangi bumi maka akan di sayang langitan

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

“Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman (Allah). Maka sayangilah penduduk bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Dawud, dinyatakan sahih oleh al-Albani)

Kamis, 03 Januari 2019

nasehat

Tentang Akhlak dan Adab




klik ustad oemar mita syameela

*

ajining diri soko lathi

ajining rogo soko busono

ajining awak soko tumindak

ajining sukmo soko ngagomo

*

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ 
فِى السَّمَاءِ

“Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman (Allah). Maka sayangilah penduduk bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Dawud, dinyatakan sahih oleh al-Albani)

klik sayangi bumi maka akan disayang langitan

َأََعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

(23) Al Mu'minuun ayat 97-98

وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (٩٧)

97. dan Katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.

وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ (٩٨)

98. dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."

(3) Ali Imran ayat 29

قُلْ اِنْ تُخْفُوْا مَا فِيْ صُدُوْرِكُمْ اَوْ تُبْدُوْهُ يَعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗوَيَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ  عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (٢٩)

Katakanlah, “Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya.” Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

(31) Luqman ayat 16

يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (١٦)

16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus[1181] lagi Maha mengetahui.

[1181] Yang dimaksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya.

(99) Al Zalzalah ayat 7-8

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (٧)

7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.

وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (٨)

8. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.

(7) al a'raaf ayat 56

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ  (٥٦)

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.

(30) ar rum ayat 41

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ (٤١)

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). 

(5) al maa'idah ayat 32

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ (٣٢)

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,

bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.

Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.

Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.

 


doa

(7) al 'raaf ayat 23

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ  (٢٣)

Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

(3) Ali Imran ayat 147

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِسْرَافَنَا فِيْٓ اَمْرِنَا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ  (١٤٧)

“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan (dalam) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.”

(3) Ali Imran ayat 8

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ  (٨)

(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”

(59) al hasyr ayat 10

وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ  (١٠)

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”

(2) al baqarah ayat 129

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ (١٢٩)

Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

(46)  Al Ahqaf ayat 15

 رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضٰىهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ  ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim."

(2) al baqarah ayat 201

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ  (٢٠١)

Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Bacaan ta'awudz

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim" Artinya: aku berlindung kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dari setan yang terkutuk”.

Surat 20 Thaha ayat 114

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

“Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.”.

doa diberikan ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allaahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa] 

“Ya Allah, aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib dan amalan yang diterima”

(HR. Ibnu Majah no. 925, shahih)

*

Dari Abu Hurairah _radhiyallahu anhu_ berkata; Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ biasa membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَع

Allahumma inni a’udzubika min ‘ilmin la yanfa’ wa min qolbin la yakhsya’ wa min nafsin la yasyba’ wa min du’ain la yusma’

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah puas dan dari do’a yang tidak dikabulkan”

[HR. An-Nasai dan dishahihkan oleh al-Albaniy]

*

atau

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

Allahumma Inni A’udzu Bika Min Ilmi Laa Yanfa’u Wa Min Qalbi Laa Yakhsya’u Wa Min Nafsi Laa Tasyba’u Wa Min Da’wati Laa Yustajabulaha

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak berguna, hati yang tidak khusyuk, diri yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak terkabulkan.”

*

Sunan Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan an-Nasa’i dari Syakl bin Humaid Ra, dia berkata, “Wahai Rasulullah ajarilah aku doa, ” Kemudian beliau bersabda:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي َومِنْ شَرِّ بَصَرِي وَمِنْ شَرِّ لِسَانِي وَمِنْ شَرِّ قَلْبِي وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّي

Allahumma inni a’udzubika min syarri sam’i wa min syarri basyarii wamin syarri lisaanii wamin syarri qalbii wamin syarri maniyyii

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung padaMu dari kejahatan pendengaranku, dan dari kejahatan penglihatanku, dan dari kejahatan lisanny, dan dari kejahatan hatiku, dan dari kejahatan air maniku.”

HR. Abu Dawud

*

doa

ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﺍِﻧَّﺎﻧَﺴْﺌَﻠُﻚَ ﺳَﻠَﺎﻣَﺔًﻓِﻰ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ،ﻭَﻋَﺎﻓِﻴَﺔًﻓِﻰ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِﻭَﺯِﻳَﺎﺩَﺓًﻓِﻰ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺔًﻓِﻰ ﺍﻟﺮِّﺯْﻕِ ﻭَﺗَﻮْﺑَﺔَﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔًﻋِﻨْﺪَﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ
ﻭَﻣَﻐْﻔِﺮَﺓًﺑَﻌْﺪَﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ،ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﻫَﻮِّﻥْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻓِﻲْ ﺳَﻜَﺮَﺍﺕِ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ، ﻭَﻧَﺠَﺎﺓًﻣِﻦَ
ﺍﻟﻨَّﺎﺭِﻭَﺍﻟْﻌَﻔْﻮَﻋِﻨْﺪَﺍﻟْﺤِﺴَﺎﺏِ

ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA SALAMATAN FIDDINII WA’AFIATAN FILJASADI WAZIYADATAN FIL’ILMI WABAROKATAN FIRRIZKI WATAUBATAN
QABLALMAUTI WARAHMATAN ‘INDALMAUTI WAMAGFIRATAN BA’DAL MAUTI, ALLAHUMMA HAWWIN ‘ALAINA FISAKARAATIL MAUTI, WANAJAATAN MINANNAARI WAL AFWA INDAL HISAABI

Artinya : Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada engkau akan keselamatan Agama dan sehat badan, dan tambahnya ilmu pengetahuan, dan keberkahan dalam rizki dan diampuni sebelum mati, dan mendapat rahmat waktu mati dan mendapat pengampunan sesudah mati.
Ya Allah, mudahkan bagi kami waktu (sekarat)
menghadapi mati, dan selamatkan dari siksa neraka, dan pengampunan waktu hisab.