GMT or UTC
xxx
Mecca
xxx
xxx
Surabaya
xxx
xxx
َأََعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“A’udzu billahi minasy syaithooni minasy syaithonir rojiim (artinya: aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).”
(23) Al Mu'minuun : 97-98
وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (٩٧)
97. dan Katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.
وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ (٩٨)
98. dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."
klik google drive
Penulis : Prof. KH. R. Mohammad Adnan
Penerbit : Al Ma'arif Bandung
Jl. Tamblong No.48-50, Kb. Pisang, Sumur Bandung, Bandung 40112
2. Al Amin Quran Terjemah Sunda
Penulis : Qamaruddin Shaleh KH - H.A.A Dahlan - Yus Rusamsi
Penerbit : CV Diponegoro
Jl. Mochammad Toha No.44, Karasak, Astanaanyar, Bandung 40252
Telp : (022)5201215
Perintah membaca Al Quran; manusia dijadikan dari segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat mengembangkan pengetahuan; manusia bertindak melampaui batas karena merasa dirinya serba cukup; ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang menghalang-halangi kaum muslimin melaksanakan perintah-Nya.
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari (golongan) jin dan manusia.
klik google maps
klik lajnah pentashih mushaf al quran
Tweets by lpmqkemenag
baca republika, klik disini
Penulis : Qamaruddin Shaleh KH - H.A.A Dahlan - Yus Rusamsi
Penerbit : CV Diponegoro
Jl. Mochammad Toha No.44, Karasak, Astanaanyar, Bandung 40252
Telp : (022)5201215
أََعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“A’udzu billahi minasy syaithooni minasy syaithonir rojiim (artinya: aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).”
(23) Al Mu'minuun : 97-98
وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (٩٧)
97. dan Katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.
وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ (٩٨)
98. dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."
96. Al 'Alaq : 1- 5
Muqaddimah
Surat Al 'Alaq terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surat ini adalah ayat-ayat Al Quran yang pertama sekali diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad s.a.w. berkhalwat di gua Hira'. Surat ini dinamai Al 'Alaq (segumpal darah), diambil dari perkataan Alaq yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga dengan Iqra atau Al Qalam.
Pokok-pokok isinya:
Pokok-pokok isinya:
Perintah membaca Al Quran; manusia dijadikan dari segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat mengembangkan pengetahuan; manusia bertindak melampaui batas karena merasa dirinya serba cukup; ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang menghalang-halangi kaum muslimin melaksanakan perintah-Nya.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Awit ingkang asma Allah Kang Maha Murah tur Kang Maha Asih.
Kalayan asma Alloh, Nu Maha Murah, Nu Maha Asih.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١)
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
1. (Muhammad), sira maca a kelawan asmaning Pangeranira Kang anitahake.
1. Baca, kalayan asma-Na Pangéran anjeun anu geus ngayugakeun.
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢)
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
2. Panjenengane anitahakemanungsa saka getih kenthel.
2. Nu ngayugakeun manusa tina sagumpal getih.
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (٣)
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
3. Maca a, lan Pangeranira iku Ingkang Maha Mulya.
3. Baca, karana Pangéran anjeun Nu Maha Mulya.
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤)
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
4. Kang meruhake (carane nulis) nganggo kalam.
4. Nu ngawulang ku kalam.
عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (٥)
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
5. Kang meruhake marang manungsa, barang kang maune durung weruh.
5. Nu ngawulang manusa perkara nu teu dipikanyaho.
كَلا إِنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى (٦)
6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
6. Nanging satemene manungsa iku kebangeten.
6. Bener-bener, saéstuna manusa téh tukang ngaliwatan wates wangen.
أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى (٧)
7. karena Dia melihat dirinya serba cukup.
7. Dene rumongso awake wis cukup (ora butuh).
7. Lantaran ngarasa dirina geus cukup.
إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى (٨)
8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
8. Sira iku mesthi bakal bali disowanake ana pangayunaning Allah.
8. Saéstuna nya ka Pangran anjeun pangbalikan téh.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى (٩)
9. bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
9. Kapriye panemunira wong kang menging?
9. Naha anjeun teu nyaho, kumaha (goréngna) jalma anu ngalarang,
عَبْدًا إِذَا صَلَّى (١٠)
10. seorang hamba ketika mengerjakan shalat[1590],
[1590] Yang dimaksud dengan orang yang hendak melarang itu ialah Abu Jahal, yang dilarang itu ialah Rasulullah sendiri. akan tetapi usaha ini tidak berhasil karena Abu Jahal melihat sesuatu yang menakutkannya. setelah Rasulullah selesai shalat disampaikan orang berita itu kepada Rasulullah. kemudian Rasulullah mengatakan: "Kalau jadilah Abu Jahal berbuat demikian pasti Dia akan dibinasakan oleh Malaikat".
10. Sawijing abdi samongsa sholat.
10. Hiji abdi nu rék solat?
أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى (١١)
11. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,
11. Apa sira weruh yen dheweke iku nglungguhi pituduh bener?
11. Naha anjeun teu nyaho kumaha (hadéna) upama manéhna meunang pituduh.
أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَى (١٢)
12. atau Dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
12. Utawa ajak-ajak jaga diri (saka ala)?
12. Atawa manéhna nitah jalma sangkan takwa?
أَرَأَيْتَ إِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (١٣)
13. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
13. Apa sira weruh yen dheweke iku anggorohake lan mlengos.
13. Naha anjeun teu nyaho (kumaha goréngna) upama manéhna ingkar jeung ngabalieur?
أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى (١٤)
14. tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
14. Apa dheweke ora weruh yen Allah iku amirsani?
14. Naha manéhna teu nyahoeun yén saéstuna Alloh ningali?
كَلا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ (١٥)
15. ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya[1591],
[1591] Maksudnya: memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik kepalanya.
15. Temen menawa dheweke (Abu Jahal) ora mareni anggone kafir ing tembe mesthi Ingsun candhak kuncunge (bathuke).
15. Sing inget! Lamun teu eureun, Kami baris ngajambak jambulna.
نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ (١٦)
16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
16. Kuncunge wong goroh, kuncunge wong luput.
16. Jambul tukang ingkar tur doraka.
فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ (١٧)
17. Maka Biarlah Dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
17. Yen wis mangkono, mara ngundanga kanca-kancane juluka pitulung.
17. Keun manéhna sina nyambat komplotanana.
سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ (١٨)
18. kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah[1592],
[1592] Malaikat Zabaniyah ialah Malaikat yang menyiksa orang-orang yang berdosa di dalam neraka.
18. Nanging Ingsun undangake Malaikat Zabaniyah.
18. Kami ogé bakal nyalukan zabaniyah (malaikat).
كَلا لا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ (١٩)
19. sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
19. aja sira manut dheweke, sarta sumujuda (sholat) lan nyedhaka ing Allah kelawan sujud.
19. Sing inget! Anjeun ulah nurut ka manéhna, tapi geura sujud jeung geura ngadeukeutkeun diri anjeun (ka Alloh).
1. Al Faatihah : 1 - 7
Muqaddimah
Surat Al Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah. Surat ini disebut Al Faatihah (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al Quran. Dinamakan Ummul Quran (induk Al Quran) atau Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap sembahyang.
Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang.
Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al Quran, yaitu :
1. Keimanan:
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka didalam surat Al Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.
Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.
2. Hukum-hukum:
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
3. Kisah-kisah:
Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.
Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang.
Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al Quran, yaitu :
1. Keimanan:
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka didalam surat Al Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.
Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.
2. Hukum-hukum:
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
3. Kisah-kisah:
Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)
1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Awit ingkang asma Allah Kang Maha Murah tur Kang Maha Asih.
1. Kalayan asma Alloh, Nu Maha Murah, Nu Maha Asih.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)
2. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
2. Kabeh puji iku kagungane Allah kang mangerani alam kabeh.
2. Sadaya puji kagungan Alloh, Pangéran nu murbeng alam.
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
3. Kang Maha Murah tur Kang Maha Asih.
3. Nu Maha Murah, Nu Maha Asih.
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)
4. yang menguasai di hari Pembalasan.
4. Kang ngratoni dino agama 1).
1). Dina agama = dina piwales, iya iku dina qiyamat, awit dina iku Allah nindakake piwales angganjar wong mukmin sarta nyiksa wong kafir.
4. Nu ngawasa poé balitungan.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
5. Namung dhumateng Paduka kawula manembah, lan namung dhumateng Padhuka kawula nyuwun pitulungan.
5. Mung ka Gusti abdi sadaya ibadah, sareng mung ka Gusti abdi sadaya neda pitulung.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
6. Dhuh Allah, mugi nedahna margi ingkang leres2). Dhumateng kawula.
2). Margi leres = dalan kang bener, ya iku syari’ating Agama Islam.
6. Mugi Gusti maparin pituduh ka abdi sadaya kana jalan anu lempeng.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧)
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
7. (Inggih punika) margining para tiyang ingkang sami Padhuka paringi nikmat 3). Sanes marginipun tiyang ingkang Panjenengan paringi bendu lan tiyang ingkang sami kesasar. (Mugi-mugi Panjenengan nyembhadhani panyuwun kawula). 4).
4). Catetan menawi kalimah “aaamiiin” boten kaserat ing Mushaf sebab sanes nash ing Qur’an.
7. Nyaéta jalan jalmi-jalmi anu parantos dipaparin ni'mat ku Gusti, sanés jalan jalmi-jalmi anu kénging bebendon ti Gusti, sareng sanés jalan jalmi-jalmi anu salasar.
112. Al Ikhlash
Muqaddimah
Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah sesudah surat An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.
Pokok-pokok isinya:
Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.
Pokok-pokok isinya:
Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Awit ingkang asma Allah Kang Maha Murah tur Kang Maha Asih.
Kalayan asma Alloh, Nu Maha Murah, Nu Maha Asih.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١)
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
1. Dhawuha, “ Allah iku mung siji”.
1. Pok caritakeun (Muhammad): "Saéstuna Alloh Maha Tunggal.
اللَّهُ الصَّمَدُ (٢)
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
2. Allah iku kang disuwuni barang kabutuhan.
2. Alloh pamuntangan sakumna mahluk.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣)
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
3. Ora peputro lan ora pinutrakake.
3. Anjeunna henteu putraan jeung henteu dibabarkeun.
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)
4. Lan ora ana sawiji kang madhani.
4. Jeung heneuweuh hiji ogé anu nyaruaan Anjeunna.
113. Al Falaq : 1-5
Muqaddimah
Muqaddimah
Surat ini terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Fiil. Nama Al Falaq diambil dari kata Al Falaq yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya waktu subuh. Diriwayatkan oleh Abu Daud, At Tirmizi dan An Nasa-i dari 'Uqbah bin 'Aamir bahwa Rasulullah s.a.w. bersembahyang dengan membaca surat Al Falaq dan surat An Naas dalam perjalanan.
Pokok-pokok isinya:
Perintah agar kita berlindung kepada Allah s.w.t. dari segala macam kejahatan.
Pokok-pokok isinya:
Perintah agar kita berlindung kepada Allah s.w.t. dari segala macam kejahatan.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Awit ingkang asma Allah Kang Maha Murah tur Kang Maha Asih.
Kalayan asma Alloh, Nu Maha Murah, Nu Maha Asih.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (١)
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
1. dhawuha : “ Kawula nyuwun ngayom ing Pangeranira bangun enjing”.
1. Pok caritakeun (Muhammad): “Kaula nyalindung ka Pangéran nu murbeng balébat subuh.
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (٢)
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
2. Saking awonipun samu kawis ingkang katitahaken.
2. Tina kajahatan saniskara anu geus diyugakeun.
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (٣)
3. Saha saking awonipun dalu ingkang peteng dhedhet lelimengan nalikanipun dhumateng.
3. Jeung tina kajahatan peuting dina mangsa poék mongkléng.
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (٤)
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
4. Lan saking pihalanipun tiyang ingkangngempakaken sihir handamoni budhalen.
4. Jeung tina kajahatan nu niupan cangreud-cangreud (tukang tenung).
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (٥)
5. Lan saking pihalanipun tiyang drengki nalika andrengkeni.
5. Jeung tina kajahatan nu hasud nalika hasudna.”
114. An-Naas : 1-6
Muqaddimah
Surat ini terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Falaq. Nama An Naas diambil dari An Naas yang berulang kali disebut dalam surat ini yang artinya manusia.
Pokok-pokok isinya:
Perintah kepada manusia agar berlindung kepada Allah dari segala macam kejahatan yang datang ke dalam jiwa manusia dari jin dan manusia.
Pokok-pokok isinya:
Perintah kepada manusia agar berlindung kepada Allah dari segala macam kejahatan yang datang ke dalam jiwa manusia dari jin dan manusia.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Awit ingkang asma Allah Kang Maha Murah tur Kang Maha Asih.
Kalayan asma Alloh, Nu Maha Murah, Nu Maha Asih.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (١)
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
1. Dhawuha : “ Kawula nyuwun pangayom dhumateng Pangeraning manungsa.”
1. Pok caritakeun (Muhammad): “Kaula neda tulung nyalindung ka Pangéran nu ngaraksa-ngariksa manusa.
مَلِكِ النَّاسِ (٢)
2. raja manusia.
2. Ratuning manungsa.
2. Rajana sakabéh manusa.
إِلَهِ النَّاسِ (٣)
3. sembahan manusia.
3. Sesembahaning manungsa.
3. Pangéranna sakabéh manusa.
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (٤)
4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
4. Mugi dipun kalisaken saking pihalaning setan ingkang anggodha.
4. Tina kajahatan nu ngaharéwos, nu ngadodoho.
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (٥)
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
5. Ingkang ambisik-bisik ing manahing manungsa.
5. Anu ngaharéwos, dina haté manusa.
مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
6. dari (golongan) jin dan manusia.
6. Saking golonganipun jin lan manungsa.
6. Ti bangsa jin jeung manusa.”
LAJNAH PENTASHIH MUSHAF AL QUR’AN
d/a Gedung Bayt Al Qur’an, Jl. Raya TMII Pintu 1, Komplek TMII,
Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur 13820, Telp. 021-841-6468
klik google maps
klik lajnah pentashih mushaf al quran
Tweets by lpmqkemenag
baca republika, klik disini
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meluncurkan Alquran terjemahan bahasa daerah di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama, Rabu (20/12). Alquran terjemahan bahasa daerah ini merupakan produk Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manjemen Organisasi (LKKMO), Badan Litbang dan Diklat Kemenag.
Hadir dalam peluncuran tersebut, Dirjen Pendidikan Islam Prof Kamaruddin Amin, Dirjen Bimas Islam Prof Muhammadiyah Amin, Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag, Mastuki, dan juga Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher.
Selain itu, hadir juga perwakilan dari Pemprov Maluku, Bali, dan Kalimantan Selatan, serta perwakilan dari Ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Al Washliyah, Persis, Al Irsyad, dan lainnya.
Terdapat tiga Alquran dan terjemah bahasa daerah yang diluncurkan Lukman, yaitu Alquran dan terjemah bahasa Melayu Ambon (Provinsi Maluku), AIquran dan Terjemah Bahasa Bali (Provinsi Bali), dan AIquran dan Terjemah Bahasa Banjar (Provinsi Kalimantan Selatan).
"Kita akan meluncurkan Alquran dalam tiga bahasa ini, yaitu Bahasa Melayu Ambon, Bahasa Bali, dan Bahasa Banjar Kalimantan," ujar Lukman dalam sambutannya, Rabu (20/12).
Lukman mengatakan, tujuan penerjemanan Alquran ke dalam bahasa daerah yaitu untuk memberikan pelayanan keagamaan, terutama masyarakat muslim yang tidak akrab dengan Bahasa Indonesia.
Selain itu, peluncuran ini juga untuk menjaga, melestarikan, dan menyelamatkan budaya Nusantara, melalui penguatan bahasa daerah.
"Tentu ini kita mengapresiasi setinggi-tingginya khususnya juga kepada tim yang dibentuk yang telah bekerja. Dan Alhamdulillah kita berhasil terjemah Alquran dalam tiga bahasa ini," ucapnya.
Sementara, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Abdurrahman Mas'ud mengatakan bahwa peluncuran Alquran bahasa daerah ini juga merupakan revitalasi untuk menghidupkan kembali kearifan lokal.
Karena itu, menurut dia, peluncuran produk ini sangat penting dan merupakan salah satu program unggulan Badan Litbang dan Diklat.
"Sehingga ini sangat penting untuk membumikan Alquran. Kalau menurut Imam syafii. Barang siapa yang mendalami bahasa maka akan menjadi lembut perangainya," katanya.
Sebagai informasi, hingga tahun 2017 Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi telah meluncurkan sebanyak 12 terjemah Alquran Bahasa Daerah, yaitu :
1. Sasak (Nusa Tenggara Barat),
2. Kaili (Sulawesi Tenggara),
3. Makassar (Sulawesi Selatan),
4. Toraja (Sulawesi Tengan),
5. Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara),
6. Batak Angkola (Sumatera Utara),
7. Minang (Sumatera Barat),
8. Banyumasan (Jawa Tengah),
9. Dayak (Kalbar),
10. Ambon (Provinsi Maluku),
11. Bali (Provinsi Bali),
12. dan Banjar (Provinsi Kalimantan Selatan).
Xxx
lihat juga
klik sudah adzan jangan berisik😊
klik sholat wajib😊
klik dzikir sesudah sholat wajib 😊
klik murotal anak
klik murotal imam masjid agung al akbar surabaya
klik ustad hamid abdullah
*
kementerian agama Islam dan dakwah Islam, Saudi Arabia
Al Quran dalam bentuk PDF (150Mb)klik unduhklik GoogleDrive *
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
xxx
xxx
Xxxx
Xxxx
xxx
Xxxx
Hadir dalam peluncuran tersebut, Dirjen Pendidikan Islam Prof Kamaruddin Amin, Dirjen Bimas Islam Prof Muhammadiyah Amin, Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag, Mastuki, dan juga Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher.
Selain itu, hadir juga perwakilan dari Pemprov Maluku, Bali, dan Kalimantan Selatan, serta perwakilan dari Ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Al Washliyah, Persis, Al Irsyad, dan lainnya.
Terdapat tiga Alquran dan terjemah bahasa daerah yang diluncurkan Lukman, yaitu Alquran dan terjemah bahasa Melayu Ambon (Provinsi Maluku), AIquran dan Terjemah Bahasa Bali (Provinsi Bali), dan AIquran dan Terjemah Bahasa Banjar (Provinsi Kalimantan Selatan).
"Kita akan meluncurkan Alquran dalam tiga bahasa ini, yaitu Bahasa Melayu Ambon, Bahasa Bali, dan Bahasa Banjar Kalimantan," ujar Lukman dalam sambutannya, Rabu (20/12).
Lukman mengatakan, tujuan penerjemanan Alquran ke dalam bahasa daerah yaitu untuk memberikan pelayanan keagamaan, terutama masyarakat muslim yang tidak akrab dengan Bahasa Indonesia.
Selain itu, peluncuran ini juga untuk menjaga, melestarikan, dan menyelamatkan budaya Nusantara, melalui penguatan bahasa daerah.
"Tentu ini kita mengapresiasi setinggi-tingginya khususnya juga kepada tim yang dibentuk yang telah bekerja. Dan Alhamdulillah kita berhasil terjemah Alquran dalam tiga bahasa ini," ucapnya.
Sementara, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Abdurrahman Mas'ud mengatakan bahwa peluncuran Alquran bahasa daerah ini juga merupakan revitalasi untuk menghidupkan kembali kearifan lokal.
Karena itu, menurut dia, peluncuran produk ini sangat penting dan merupakan salah satu program unggulan Badan Litbang dan Diklat.
"Sehingga ini sangat penting untuk membumikan Alquran. Kalau menurut Imam syafii. Barang siapa yang mendalami bahasa maka akan menjadi lembut perangainya," katanya.
Sebagai informasi, hingga tahun 2017 Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi telah meluncurkan sebanyak 12 terjemah Alquran Bahasa Daerah, yaitu :
1. Sasak (Nusa Tenggara Barat),
2. Kaili (Sulawesi Tenggara),
3. Makassar (Sulawesi Selatan),
4. Toraja (Sulawesi Tengan),
5. Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara),
6. Batak Angkola (Sumatera Utara),
7. Minang (Sumatera Barat),
8. Banyumasan (Jawa Tengah),
9. Dayak (Kalbar),
10. Ambon (Provinsi Maluku),
11. Bali (Provinsi Bali),
12. dan Banjar (Provinsi Kalimantan Selatan).
Xxx
lihat juga
klik sudah adzan jangan berisik😊
klik sholat wajib😊
klik dzikir sesudah sholat wajib 😊
klik murotal anak
klik murotal imam masjid agung al akbar surabaya
klik ustad hamid abdullah
*
kementerian agama Islam dan dakwah Islam, Saudi Arabia
Al Quran dalam bentuk PDF (150Mb)
klik unduh
klik GoogleDrive
*
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
xxx
xxx
Xxxx
Xxxx
xxx
Xxxx