Bahaya Membunuh Satu Jiwa (1)
Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc - February 17, 2014
sumber rumaysho
Mengambil nyawa seseorang tanpa jalan yang benar adalah termasuk dosa besar. Sehingga menunjukkan bahayanya dosa tersebut.
Allah Taโala berfirman,
โDan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. โ (QS. An Nisaโ: 93).
Barangsiapa yang membunuh suatu jiwa, maka ia akan mendapatkan lima balasan sebagaimana disebutkan dalam ayat ini,
1- Mendapatkan siksa jahannam
2- Kekal di dalamnya
3- Allah murkai
4- Allah melaknat
5- Mendapatkan azab yang pedih
Ini jika yang dilakukan adalah membunuh jiwa dengan sengaja, yaitu mengambil darah yang haram untuk diambil.
Dalil ini menunjukkan bahwa membunuh jiwa tanpa jalan yang benar, terjerumus dalam dosa besar. Ini tidak diragukan lagi. Namun apakah jika bertaubat, diterima taubatnya?
Iya, diterima. Inilah yang disebutkan dalam ayat berikutnya yang dibawakan oleh Imam Adz Dzahabi dalam kitab beliau Al Kabair,
โDan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.โ (QS. Al Furqon: 68-70).
Dalil di atas menunjukkan bahwa siapa saja yang bertaubat dari membunuh satu jiwa yang Allah haramkan untuk dibunuh, lalu ia beriman dan melakukan amalan sholeh, maka taubatnya diterima.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Al Kabair, Imam Adz Dzahabi, Syarh: Syaikh Muhammad bin Sholeh Al โUtsaimin dari kitab beliau yang lain, terbitan Darul Kutub Al โIlmiyyah, cetakan pertama, tahun 1427 H.
โ
Selesai disusun @ Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 17 Rabiโuts Tsani 1435 H
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
Bahaya Membunuh Satu Jiwa (2)
Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc - February 18, 2014
sumber rumaysho
Ayat lain disebutkan pula mengenai bahaya membunuh satu jiwa dan itu termasuk dosa besar.
Allah Taโala berfirman,
โBarangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.โ (QS. Al Maidah: 32).
Ibnu Katsir berkata, โSiapa yang memelihara kehidupan seseorang, yaitu tidak membunuh suatu jiwa yang Allah haramkan, maka ia telah memelihara kehidupan seluruh manusia. Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah siapa saja yang menahan diri dari membunuh satu jiwa.โ (Tafsir Al Qurโan Al โAzhim, 3: 380).
Al โAufi dari Ibnu โAbbas, ia berkata mengenai firman Allah bahwa ia telah membunuh manusia seluruhnya, maksudnya adalah,
โBarangsiapa yang membunuh satu jiwa yang Allah haramkan, maka semisal dengan orang yang membunuh seluruh manusia.โ
Saโid bin Jubair berkata,
โBarangsiapa menghalalkan darah seorang muslim, maka ia seakan-akan menghalalkan darah manusia seluruhnya. Barangsiapa mengharamkan darah seorang muslim, maka ia seakan-akan mengharamkan darah manusia seluruhnya.โ
Inilah pendapat yang lebih tepat dalam tafsiran ayat di atas. Ada juga riwayat dari โIkrimah dan Al โAufi, dari Ibnu โAbbas mengenai firman Allah bahwa ia telah membunuh manusia seluruhnya, maksudnya adalah,
โBarangsiapa membunuh seorang nabi atau imam yang sholeh, maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya. Barangsiapa yang menolong Nabi atau imam yang sholeh, maka seakan-akan ia menghidupkan manusia seluruhnya. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.โ
Dalam ayat lainnya disebutkan mengenai anak wanita yang dibunuh di masa silam,
โDan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh.โ (QS. At Takwir: 8-9).
Di masa jahiliyah, bayi-bayi perempuan dikuburkan di tanah karena mereka tidak suka dengan anak perempuan. Pada hari kiamat, bayi perempuan itu ditanya atas dosa apa ia sampai dibunuh. Orang yang dizholimi pun demikian akan ditanya, atas dosa apa ia sampai dibunuh?! (Lihat Tafsir Al Qurโan Al โAzhim, 3: 494).
Dua dalil yang disebutkan kali ini jika menjadi alasan bahwa membunuh suatu jiwa termasuk dosa besar.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Al Kabair, Imam Adz Dzahabi, Syarh: Syaikh Muhammad bin Sholeh Al โUtsaimin dari kitab beliau yang lain, terbitan Darul Kutub Al โIlmiyyah, cetakan pertama, tahun 1427 H.
Tafsir Al Qurโan Al โAzhim, Ibnu Katsir, terbitan Ibnul Jauzi,cetakan pertama, tahun 1431 H.
โ
Selesai disusun @ Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, di pagi hari 18 Rabiโuts Tsani 1435 H
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc - February 17, 2014
sumber rumaysho
Mengambil nyawa seseorang tanpa jalan yang benar adalah termasuk dosa besar. Sehingga menunjukkan bahayanya dosa tersebut.
Allah Taโala berfirman,
ููู
ููู ููููุชููู ู
ูุคูู
ูููุง ู
ูุชูุนูู
ููุฏูุง ููุฌูุฒูุงุคููู ุฌููููููู
ู ุฎูุงููุฏูุง ูููููุง ููุบูุถูุจู ุงูููููู ุนููููููู ููููุนููููู ููุฃูุนูุฏูู ูููู ุนูุฐูุงุจูุง ุนูุธููู
ูุง
โDan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. โ (QS. An Nisaโ: 93).
Barangsiapa yang membunuh suatu jiwa, maka ia akan mendapatkan lima balasan sebagaimana disebutkan dalam ayat ini,
1- Mendapatkan siksa jahannam
2- Kekal di dalamnya
3- Allah murkai
4- Allah melaknat
5- Mendapatkan azab yang pedih
Ini jika yang dilakukan adalah membunuh jiwa dengan sengaja, yaitu mengambil darah yang haram untuk diambil.
Dalil ini menunjukkan bahwa membunuh jiwa tanpa jalan yang benar, terjerumus dalam dosa besar. Ini tidak diragukan lagi. Namun apakah jika bertaubat, diterima taubatnya?
Iya, diterima. Inilah yang disebutkan dalam ayat berikutnya yang dibawakan oleh Imam Adz Dzahabi dalam kitab beliau Al Kabair,
ููุงูููุฐูููู ููุง ููุฏูุนูููู ู
ูุนู ุงูููููู ุฅูููููุง ุขูุฎูุฑู ููููุง ููููุชูููููู ุงููููููุณู ุงูููุชูู ุญูุฑููู
ู ุงูููููู ุฅููููุง ุจูุงููุญูููู ููููุง ููุฒูููููู ููู
ููู ููููุนููู ุฐููููู ูููููู ุฃูุซูุงู
ูุง (68) ููุถูุงุนููู ูููู ุงููุนูุฐูุงุจู ููููู
ู ุงููููููุงู
ูุฉู ููููุฎูููุฏู ููููู ู
ูููุงููุง (69) ุฅููููุง ู
ููู ุชูุงุจู ููุขูู
ููู ููุนูู
ููู ุนูู
ูููุง ุตูุงููุญูุง ููุฃููููุฆููู ููุจูุฏูููู ุงูููููู ุณููููุฆูุงุชูููู
ู ุญูุณูููุงุชู ููููุงูู ุงูููููู ุบููููุฑูุง ุฑูุญููู
ูุง 70)
Dalil di atas menunjukkan bahwa siapa saja yang bertaubat dari membunuh satu jiwa yang Allah haramkan untuk dibunuh, lalu ia beriman dan melakukan amalan sholeh, maka taubatnya diterima.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Al Kabair, Imam Adz Dzahabi, Syarh: Syaikh Muhammad bin Sholeh Al โUtsaimin dari kitab beliau yang lain, terbitan Darul Kutub Al โIlmiyyah, cetakan pertama, tahun 1427 H.
โ
Selesai disusun @ Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 17 Rabiโuts Tsani 1435 H
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
Bahaya Membunuh Satu Jiwa (2)
Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc - February 18, 2014
sumber rumaysho
Ayat lain disebutkan pula mengenai bahaya membunuh satu jiwa dan itu termasuk dosa besar.
Allah Taโala berfirman,
ู
ููู ููุชููู ููููุณูุง ุจูุบูููุฑู ููููุณู ุฃููู ููุณูุงุฏู ููู ุงููุฃูุฑูุถู ููููุฃููููู
ูุง ููุชููู ุงููููุงุณู ุฌูู
ููุนูุง ููู
ููู ุฃูุญูููุงููุง ููููุฃููููู
ูุง ุฃูุญูููุง ุงููููุงุณู ุฌูู
ููุนูุง
โBarangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.โ (QS. Al Maidah: 32).
Ibnu Katsir berkata, โSiapa yang memelihara kehidupan seseorang, yaitu tidak membunuh suatu jiwa yang Allah haramkan, maka ia telah memelihara kehidupan seluruh manusia. Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah siapa saja yang menahan diri dari membunuh satu jiwa.โ (Tafsir Al Qurโan Al โAzhim, 3: 380).
Al โAufi dari Ibnu โAbbas, ia berkata mengenai firman Allah bahwa ia telah membunuh manusia seluruhnya, maksudnya adalah,
ู
ู ูุชู ููุณูุง ูุงุญุฏุฉ ุญุฑู
ูุง ุงูููุ ููู ู
ุซู ู
ู ูุชู ุงููุงุณ ุฌู
ูุนูุง
โBarangsiapa yang membunuh satu jiwa yang Allah haramkan, maka semisal dengan orang yang membunuh seluruh manusia.โ
Saโid bin Jubair berkata,
ู
ู ุงุณุชุญู ุฏู
ู ู
ูุณูููู
ููุฃูู
ุง ุงุณุชุญู ุฏู
ุงุก ุงููุงุณ ุฌู
ูุนูุงุ ูู
ู ุญุฑู
ุฏู
ู
ุณูู
ููุฃูู
ุง ุญุฑู
ุฏู
ุงุก ุงููุงุณ ุฌู
ูุนูุง
โBarangsiapa menghalalkan darah seorang muslim, maka ia seakan-akan menghalalkan darah manusia seluruhnya. Barangsiapa mengharamkan darah seorang muslim, maka ia seakan-akan mengharamkan darah manusia seluruhnya.โ
Inilah pendapat yang lebih tepat dalam tafsiran ayat di atas. Ada juga riwayat dari โIkrimah dan Al โAufi, dari Ibnu โAbbas mengenai firman Allah bahwa ia telah membunuh manusia seluruhnya, maksudnya adalah,
ูุฐุง ูููุ ููู ุงูุฃุธูุฑุ ููุงู ุนูููุฑู
ุฉ ูุงูุนูููุ ุนู ุงุจู ุนุจุงุณ ูู ูููู: { ููููุฃููููู
ูุง ููุชููู ุงููููุงุณู ุฌูู
ููุนูุง } ููููู
ู ูุชู ูุจููุง ุฃู ุฅู
ุงู
ุนูุฏููุ ููุฃูู
ุง ูุชู ุงููุงุณ ุฌู
ูุนูุงุ ูู
ู ุดูุฏู ุนูู ุนูุถุฏ ูุจู ุฃู ุฅู
ุงู
ุนูุฏูุ ููุฃูู
ุง ุฃุญูุง ุงููุงุณ ุฌู
ูุนูุง. ุฑูุงู ุงุจู ุฌุฑูุฑ.
Dalam ayat lainnya disebutkan mengenai anak wanita yang dibunuh di masa silam,
ููุฅูุฐูุง ุงููู
ูููุกููุฏูุฉู ุณูุฆูููุชู (8) ุจูุฃูููู ุฐูููุจู ููุชูููุชู (9)
Di masa jahiliyah, bayi-bayi perempuan dikuburkan di tanah karena mereka tidak suka dengan anak perempuan. Pada hari kiamat, bayi perempuan itu ditanya atas dosa apa ia sampai dibunuh. Orang yang dizholimi pun demikian akan ditanya, atas dosa apa ia sampai dibunuh?! (Lihat Tafsir Al Qurโan Al โAzhim, 3: 494).
Dua dalil yang disebutkan kali ini jika menjadi alasan bahwa membunuh suatu jiwa termasuk dosa besar.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Al Kabair, Imam Adz Dzahabi, Syarh: Syaikh Muhammad bin Sholeh Al โUtsaimin dari kitab beliau yang lain, terbitan Darul Kutub Al โIlmiyyah, cetakan pertama, tahun 1427 H.
Tafsir Al Qurโan Al โAzhim, Ibnu Katsir, terbitan Ibnul Jauzi,cetakan pertama, tahun 1431 H.
โ
Selesai disusun @ Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, di pagi hari 18 Rabiโuts Tsani 1435 H
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar