Hatiku Surgaku Rumahku Surgaku

Kamis, 05 November 2020

Akuntabilitas Politik UU Cipta Kerja

Akuntabilitas Politik UU Cipta Kerja

editor : Dhimas Ginanjar

penulis : Aminuddin, Pemerhati politik dan demokrasi, alumnus UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta

Rabu, 4 November 2020 | 19:48 WIB


SILANG sengkarut pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja menjadi tontonan paling kontroversial dalam kerja-kerja legislasi. 

Pengesahan tersebut mendapat atensi banyak pihak seperti akademisi, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, serta ormas perburuhan. 

Resistansi dari kelompok buruh memang wajar. Sebab, sektor perburuhan atau ketenagakerjaan dianggap paling dikucilkan.

Namun, di luar itu, gejolak publik sesungguhnya tidak perlu menguap apabila kerja-kerja politik legislasi berjalan secara fair dan seimbang. 

Artinya, posisi politik di luar pemerintah cukup kuat. Dengan begitu, suplemen politik untuk mencegah terjadinya penyimpangan proses legislasi bisa dikontrol oleh politik perwakilan itu sendiri.

Penjelasan di atas sebenarnya bisa saja dikaitkan dengan infrastruktur oposisi pemerintah saat ini. Dalam artian, ketimpangan untuk mengimbangi kekuatan politik koalisi pemerintahan membuat oposisi ’’mati suri’’ dalam mengawal seluruh kebijakan pemerintah. Selain karena memiliki kursi yang sangat terbatas, oposisi masih dipandang sebagai pihak yang kerap mengganggu kinerja pemerintah. Efeknya, oposisi tidak bisa mengapitalisasi ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah tersebut.

Selasa, 03 November 2020

Sejarah Anti-Sains dan Manifesto Taklid Buta pada Ideologi Represif



Josef Goebbels, Menteri penerangan dan propaganda Nazi Jerman, pernah berkata "Kebohongan yang dikampanyekan secara terus-menerus dan sistematis akan berubah menjadi (seolah-olah) kenyataan! Sedangkan kebohongan sempurna, adalah kebenaran yang dipelintir sedikit saja". Itu dikenal sebagai teknik 'argumentum ad nauseam', atau teknik 'big lie' -kebohongan besar. 


Teori Goebbels adalah rujukan utama para demagog, dan sayangnya, termasuk rujukan utama propagandis anti-sains yang sebarkan #infodemi di era pandemi #COVID19 ini. Tulisan ini mendekonstruksi motif 'kehendak berkuasa' (will to power) ideologi represif anti-sains, dan menawarkan solusi untuk mengarus-utamakan sains dalam menghadapi pandemi #COVID19 demi kemanusiaan itu sendiri.

Senin, 02 November 2020 11:57 WIB

klik https://m.akurat.co/id-1230474-read-sejarah-antisains-dan-manifesto-taklid-buta-pada-ideologi-represif