PENGERTIAN, SEJARAH KATA, DAN JENIS-JENIS WAHAM
Di bawah ini adalah pengertian waham dan jenis-jenis waham disertai definisinya secara umum. Keterangan yang lebih lengkap akan diberikan setelah definisi umumnya. Perlu dimaklumi bahwa terjemahan istilah ilmiahnya ke dalam Bahasa Indonesia tidak selalu seragam, sebagai contoh delusion of persecution sangat umum diterjemahkan menjadi waham kejar. Namun ada juga yang di luar itu yang menerjemahkannya menjadi waham siksa atau waham persekusi.
Kata waham berasal dari Bahasa Arab wahmun yang artinya “keyakinan yang bertentangan dengan akal.” Kata wahmun telah disebut-sebut dalam literatur berbahasa Arab sejak abad ke-9 Masehi dalam tulisan sejumlah filsuf (muslim dan non-muslim) pada Peradaban di Kordoba dan Baghdad, terutama dalam kaitannya dengan pembahasan-pembahasan mengenai filsafat kejiwaan yang berakar pada budaya Yunani Kuna.
Dalam ranah kesehatan jiwa, kata waham berarti “keyakinan palsu,” atau definisi yang lebih lengkapnya, “keyakinan yang salah yang dengan kukuh dipertahankan walaupun telah diberikan bukti-bukti nyata.”
Dalam Bahasa Inggris sendiri kata delusion digunakan dalam pengertian yang sama dengan kata waham itu tadi. Kata Latin delusio, telah mulai digunakan sejak sekitar tahun 1400-an pada peradaban Barat di Eropa. Kata delusio itu sendiri berasal dari kata kerjanya deludere yang berarti “membuat tipu muslihat, menipu, mencurangi” (to deceive, to play false, to swindle).
Waham banyak dialami oleh orang dengan psikotik, seperti orang dengan gangguan berwaham (delusional disorder) atau orang dengan skizofrenia. Orang dengan bipolar dapat pula memiliki waham, seperti waham kebesaran (lihat di bawah) di kala mengalami mania (mood yang tinggi).
Banyak orang dengan skizofrenia yang bilang bahwa waham lebih sukar untuk dihilangkan daripada halusinasi, namun bukan tidak mungkin gejala ini mereda atau bahkan menghilang seiring dengan berjalannya pengobatan. Ada pula yang mengatakan bahwa waham tidak dapat diceritakan agar orang lain dapat ikut merasakan, artinya waham hanya dapat diyakini oleh orang yang mengalaminya tanpa bisa di-share. Namun buku seperti “Ratu Adil: Memoar Seorang Skizofrenik” yang ditulis oleh Satira Isvandiary adalah bukti bahwa waham yang sangat aneh pun (merasa jadi Ratu Adil) dapat dibagi bersama orang lain.
MACAM-MACAM WAHAM
Waham Kejar, keyakinan bahwa seseorang diintimidasi, dilecehkan, diteror, dicemooh, dsb oleh seseorang, organisasi, atau suatu kelompok orang.
Waham Referensi, keyakinan bahwa gerakan, komentar, pertanda lingkungan, dan yang lainnya ditujukan bagi diri orang yang mengalaminya.
Waham Kebesaran, keyakinan bahwa orang yang mengalaminya punya kemampuan, kekayaan, atau popularitas yang tidak biasa.
Waham Kendali, keyakinan bahwa pihak luar mengendalikan pikiran, perasaan, dorongan (impuls) dan perilaku seseorang.
Waham Siar (Thought Broadcasting), keyakinan bahwa pikiran orang yang mengalaminya dipancarluaskan sehingga bisa diketahui orang lain.
Waham Tarik/Sisip (Thought Withdrawal/Insertion), keyakinan bahwa ada penarikan/penyisipan pikiran pada diri seseorang (oleh orang lain dsb).
Waham Somatik, keyakinan akan terganggunya kesehatan dan fungsi organ(-organ) tubuh.
Waham Terinduksi, keyakinan yang dialami karena orang lain yang akrab atau yang lebih berkuasa memiliki gangguan psikotik, dan oleh karena itu wahamnya menjadi ikut diyakini oleh orang lainnya, walaupun yang tertular wahamnya itu tidak turut menjadi psikotik.
Waham Cinta (Erotomania), keyakinan dari orang yang mengalaminya bahwa ia dicintai oleh orang lain.
Waham Nihilistik, keyakinan bahwa sesuatu hal (atau segala hal, termasuk diri sendiri) tidak ada atau tidak berarti.
JENIS-JENIS WAHAM DISERTAI KETERANGAN MENGENAINYA
- Waham Kejar (Persecutory Delusion, Delusion of Persecution)
Delusi yang umum terdapat pada orang dengan skizofrenia paranoid dan kadang-kadang ditemui pada gangguan jiwa lainnya. Orang yang mengalaminya yakin bahwa ia menjadi target, dan bahkan dikejar-kejar untuk dijadikan sasaran pelecehan, kejahatan, teror, dsb oleh sekelompok orang atau “pasukan” yang khusus untuk itu. Orang yang mengalaminya selalu merasa bahwa tempat yang ditinggalinya selalu berada dalam bahaya.
Salah satu contoh manifestasi dari gejala psikotik ini adalah merasa bahwa orang di sekitarnya berniat ingin meracuninya, yang menyebabkan orang yang mengalaminya menjadi tidak mau makan sedikit pun, membuat ia menjadi semakin lemah dari ke hari, dan akhirnya mengharuskannya dirawat dengan pemberian infus agar sari-sari makanan dapat masuk ke tubuhnya. Orang yang mengalami waham ini akan jadi sangat waspada dengan lingkungan, karena merasa bahwa orang lain sangat berniat untuk melakukan kejahatan terhadap dirinya.
Waham kejar sudah dikenal sejak zaman kuna, dan juga termasuk hal yang dideskripsikan pada naskah Esquirol soal “monomania” (istilah zaman dahulu untuk “waham kebesaran”). Pengobatan terawal yang menyeluruh terhadap waham kejar mungkin pertama kali diberikan oleh psikiater Jerman, Carl Wilhelm Ideler (1795–1860), pada tahun 1848. Waham ini juga disebut sebagai “persecutory delirium” oleh psikiater Perancis Ernest Charles Lasègue pada tahun 1852.
- Waham Rujukan atau Waham Referensi (Delusion Of Reference)
Waham rujukan adalah waham di mana orang yang mengalaminya percaya bahwa dia adalah objek dari perhatian yang istimewa, biasanya dalam makna yang negatif atau yang konten dari perhatiannya itu cenderung menyiksa orang tersebut.
Sebagai contoh, orang yang mengalaminya yakin bahwa mereka adalah yang dibicarakan keburukannya oleh tetangga yang sedang duduk-duduk dan mengobrol di depan rumah mereka. Atau yakin bahwa berita-berita di TV secara khusus membicarakan keterlibatan mereka dalam berbagai kejadian. Orang dengan gangguan ini dapat juga yakin bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia ini merupakan pesan khusus yang ditujukan untuk dirinya. Dan seperti semua waham, tidak ada fakta-fakta yang menentang hal itu yang bisa digunakan untuk menggugurkan keyakinan tersebut.
Gangguan yang lebih ringan dari waham rujukan adalah “ide rujukan” (idea of reference), yaitu keyakinan akan hal-hal di atas dalam tingkat yang lebih ringan daripada sebuah waham. Dalam ranah psikiatri, yang dinamakan dengan “ide (idea)” adalah istilah bagi keyakinan yang masih dapat dikoreksi, yang berbeda dengan “waham (delusion)” yang merupakan keyakinan palsu yang tak dapat dikoreksi (fixed false belief).
- Waham Kebesaran (Grandiose Delusion/Delusion of Grandeur/Grandiosity. Sebagian orang awam menyebutnya sebagai Megalomania)
Salah satu waham yang biasa dialami oleh orang dengan skizofrenia paranoid atau orang dengan gangguan bipolar pada fase mania (fase di mana perasaan berada “di atas”). Orang dengan waham kebesaran biasanya percaya bahwa ia punya status atau kemampuan istimewa yang membuat ia punya keyakinan bahwa ia berada di atas semua orang, termasuk di antaranya merasa paling kaya, punya kemampuan (kesaktian dsb) yang khusus, atau punya panggilan spiritual secara istimewa. Orang tersebut mungkin juga yakin bahwa mereka adalah orang yang terkenal. Waham kebesaran tidak melumpuhkan daya pikir, serta fungsi sosial dan pekerjaan, kecuali jika orang tersebut mengalami skizofrenia yang akut.
Dalam sejarah psikiatri, definisi yang berdekatan dengan waham kebesaran pertama kali dideskripsikan pada tahun 1810 oleh ilmuwan Perancis, Jean Étienne Dominique Esquirol (1772–1840), sebagai “monomania,” yang dalam literatur modern didefinisikan sebagai “gangguan berwaham (paranoid) tipe kebesaran.”
Istilah dalam Bahasa Inggris “grandeur/grandiose (delusion)/grandiosity” berasal dari Bahasa Latin “grandis” yang berarti “besar.” Kata “mega-“ dalam “megalomania” berasal dari Bahasa Yunani “megas” yang juga berarti “besar.” Kata “mania” sendiri adalah istilah di masa lalu yang berarti “terganggu jiwanya.”
- Waham Kendali (Delusion of Control)
Waham kendali adalah keyakinan yang salah yang percaya bahwa orang lain, sekelompok orang, atau kekuatan dari luar diri mengendalikan pikiran, perasaan, impuls, atau perilaku orang yang mengalaminya. Orang tersebut mungkin menggambarkan, misalnya, bahwa makhluk luar angkasa (alien) mengendalikan/membuat tubuhnya bergerak dalam arah-arah tertentu dan orang yang mengalaminya tak punya kendali atas tubuhnya ketika hal itu terjadi. Waham siar, waham sisip, dan waham penarikan pikiran adalah contoh-contoh dari waham kendali tersebut (lihat di bawah).
Dalam literatur psikiatri, ilmuwan yang pertama kali secara gamblang membahas konsep waham kendali adalah Kurt Schneider pada tahun 1959 (dia membahas beberapa waham sejak tahun 1939 hingga sekitar tahun 1964), yang berpendapat bahwa waham kendali termasuk salah satu gejala utama (first rank symptoms) dari gangguan jiwa skizofrenia.
- Waham Siar, Waham Sisip, & Waham Penarikan Pikiran
(Thought Broadcasting/Echo of The Thought, Thought Insertion, & Thought Withdrawal)
‘Waham Siar’ adalah jenis waham yang umum dialami oleh orang dengan skizofrenia yang meyakini bahwa pikiran internal dalam otaknya disiarkan kepada orang lain sehingga orang lain tersebut dapat mengetahui pikiran orang tersebut.
‘Waham Sisipan (Pikiran)’ adalah jenis waham berupa keyakinan bahwa pikiran orang lain (atau makhluk lain) disisipkan ke pikiran orang yang mengalaminya.
‘Waham Penarikan Pikiran’ adalah jenis waham berupa keyakinan bahwa pikiran seseorang ditarik/dicabut dari dalam otaknya, sehingga merasa bahwa pikirannya telah terhapuskan (removed).
Ahli skizofrenia, Kurt Schneider, telah menguraikan tentang ‘waham penarikan pikiran’ pada tahun 1939. Pada karyanya kemudian, “Contributions to Psychiatry” (1964), Schneider menambahkan ‘waham siar’ dalam penjelasannya. Schneider menggolongkan kedua waham tersebut kepada ‘gejala skizofrenia yang utama’ (first-rank symptoms), maksudnya bahwa waham-waham tersebut adalah gejala umum terdapat pada skizofrenia dan bukan pada gangguan psikiatrik lainnya.
- Waham Ragawi atau Waham Somatik (Somatic Delusion)
Waham somatik adalah waham yang membuat orang yang mengalaminya yakin bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi pada tubuh atau bagian dari tubuhnya, misalnya merasa bahwa tubuhnya itu berfungsi tidak normal/berpenyakit, luka, atau telah berubah (tidak seperti biasanya). Waham akan tetap dipertahankan walaupun hasil pemeriksaan medis menunjukkan sebaliknya.
Alistair Munro, seorang pakar psikosis yang mengumpulkan banyak kasus-kasus waham, mengelompokkan waham somatik menjadi tiga jenis:
(1) Waham bahwa tubuhnya diserang oleh serangga/hama/parasit.
(2) Waham yang meyakini bahwa tubuhnya berbentuk buruk/salah atau punya ukuran yang tidak tepat.
(3) Waham bahwa bau tubuhnya buruk dan mengganggu.
Kata Bahasa Inggris ‘somatic’ berasal dari Bahasa Yunani ‘soma’ yang artinya “tubuh, raga” (untuk membedakannya dengan “ruh”, “jiwa”, dan “pikiran”).
- Waham Terinduksi [Shared Delusion atau dalam Bahasa Perancis folie à trois, folie à quatre, folie en famille ("family madness"), atau folie à plusieurs ("madness of several")]
Waham terinduksi adalah waham (keyakinan palsu) yang terjadi pada dua orang atau lebih yang gejala-gejala dari wahamnya sama. Waham yang ada pada satu orang didukung oleh orang lain yang termasuk dalam lingkaran wahamnya tersebut.
Walaupun kasus ini seringkali hanya terjadi pada dua orang, namun dari riwayat kasus yang tercatat menunjukkan bahwa hal tersebut bisa terjadi hingga 12 orang. Pada buku panduan para psikiater di Amerika (DSM IV-TR) menyatakan bahwa diagnosa gangguan ini diberikan kepada orang yang sebelumnya tidak psikotik, namun kemudian terpengaruh karena relasi dekatnya dengan orang yang sebelumnya sudah mengalami gejala psikotik [psikotik = gangguan penilaian realitas]. Banyak dari catatan kasus bahwa orang yang mempengaruhi seringkali punya kecerdasan atau derajat sosial yang lebih tinggi dibandingkan orang yang dipengaruhinya.
Lasègue and Falret yang pertama kali meneliti mengenai gangguan ini pada tahun 1877 (yang dipublikasikan dalam satu tulisan yang terkenal, dalam Bahasa Perancis, baru diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris pada tahun 1964) memberikan pendapatnya soal bagaimana awal mula terbentuknya waham ini sebagai berikut: 'Dalam “waham terinduksi,” satu individu adalah elemen yang aktif, lebih cerdas daripada yang lain, dia menciptakan waham dan membagi keyakinannya secara bertahap kepada orang kedua yang lebih pasif; sedikit demi sedikit orang kedua tersebut mulai bertahan dari tekanan kawannya itu, terus-menerus mengoreksi, mengubah, dan menghubung-hubungkan materi dari wahamnya. Waham tersebut setelah itu segera menjadi sebab utama dari pengulangan [perbuatan penularan waham] dengan cara yang sama persis.’
Dalam bahasa aslinya (Perancis) waham terinduksi disebut sebagai “folie à deux,” dan jika terjadi dalam satu keluarga maka disebut “folie à famille.” Dalam Bahasa Inggris di sepanjang sejarah psikiatri, gangguan ini disebut dengan nama yang berbeda-beda, termasuk di antaranya “contagious insanity” (Seguin) dan “shared psychotic disorder” (DSM IV-TR). Istilah dalam Bahasa Indonesia “waham terinduksi” berasal dari istilah pada panduan kejiwaan yang dikeluarkan oleh WHO (ICD 10), yaitu “induced delusional disorder.”
Keyakinan bahwa orang yang mengalaminya dicintai oleh orang yang terkenal, dan membuatnya secara menggebu-gebu berupaya mengirimkan segala sesuatu untuk memberi orang terkenal itu tanda cinta.
Sejumlah pengalam erotomania juga melakukan sesuatu (yang terkadang berakhir kelam) karena yakin bahwa hal itu akan mengabadikan tautan antara nama pengalam dengan orang terkenal tersebut dalam sejarah, seperti kasus cinta kepada aktris Jodie Foster yang berakhir dengan upaya pembunuhan presiden Ronald Reagan pada tahun 1981.
Erotomania pada masa sekarang diketahui dialami oleh orang dengan skizofrenia dan gangguan bipolar. Tautan yang agak meragukan juga ditemukan dalam kaitannya dengan depresi klinis.
Kata erotomania muncul pertama kali pada tahun 1640 dalam sebuah buku berbahasa Inggris karya Jacques Ferrand, yang merupakan terjemahan dari versi Perancisnya pada tahun 1623, dengan judul Erotomania or a Cure of Love or Erotique Melancholy.
- Waham Nihilistik (Nihilistic Delusion, seringkali disebut sebagai Cotard’s Delusion)
Waham yang pengalamnya yakin bahwa dirinya itu sangat kecil, miskin, tidak berharga, atau bahkan tidak hidup sama sekali. Orang dengan gangguan berwaham ini seringkali menyatakan bahwa “aku telah mati” atau “aku tidak ada di mana-mana” bahkan “aku sama sekali tidak ada”
Jules Cotard (1840–89) adalah orang yang pertama kali mengungkapkan gangguan berwaham ini pada tahun 1880 di Paris dalam pertemuan Societé Médico-Psychologique. Cotard menyebutnya sebagai le délire de négation atau delusions of negation (waham pengingkaran). Cotard mempublikasikan temuannya itu pada tahun 1882.
KEPUSTAKAAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar