Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
97. dan Katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.
98. dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."
(3) Ali Imran ayat 29
قُلْ اِنْ تُخْفُوْا مَا فِيْ صُدُوْرِكُمْ اَوْ تُبْدُوْهُ يَعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗوَيَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (٢٩)
Katakanlah, “Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya.” Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (١٦)
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus[1181] lagi Maha mengetahui.
[1181] Yang dimaksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya.
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
8. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ (٥٦)
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.
(30) ar rum ayat 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ (٤١)
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ (٣٢)
وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ (١٠)
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ (٢٠١)
Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
Bacaan ta'awudz
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim" Artinya: aku berlindung kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dari setan yang terkutuk”.
Surat 20 Thaha ayat 114
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.”.
doa diberikan ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allaahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa]
“Ya Allah, aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib dan amalan yang diterima”
(HR. Ibnu Majah no. 925, shahih)
*
Dari Abu Hurairah _radhiyallahu anhu_ berkata; Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ biasa membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَع
Allahumma inni a’udzubika min ‘ilmin la yanfa’ wa min qolbin la yakhsya’ wa min nafsin la yasyba’ wa min du’ain la yusma’
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah puas dan dari do’a yang tidak dikabulkan”
[HR. An-Nasai dan dishahihkan oleh al-Albaniy]
*
atau
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
Allahumma Inni A’udzu Bika Min Ilmi Laa Yanfa’u Wa Min Qalbi Laa Yakhsya’u Wa Min Nafsi Laa Tasyba’u Wa Min Da’wati Laa Yustajabulaha
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak berguna, hati yang tidak khusyuk, diri yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak terkabulkan.”
*
Sunan Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan an-Nasa’i dari Syakl bin Humaid Ra, dia berkata, “Wahai Rasulullah ajarilah aku doa, ” Kemudian beliau bersabda:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي َومِنْ شَرِّ بَصَرِي وَمِنْ شَرِّ لِسَانِي وَمِنْ شَرِّ قَلْبِي وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّي
Allahumma inni a’udzubika min syarri sam’i wa min syarri basyarii wamin syarri lisaanii wamin syarri qalbii wamin syarri maniyyii
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung padaMu dari kejahatan pendengaranku, dan dari kejahatan penglihatanku, dan dari kejahatan lisanny, dan dari kejahatan hatiku, dan dari kejahatan air maniku.”
HR. Abu Dawud
*
doa
ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﺍِﻧَّﺎﻧَﺴْﺌَﻠُﻚَ ﺳَﻠَﺎﻣَﺔًﻓِﻰ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ،ﻭَﻋَﺎﻓِﻴَﺔًﻓِﻰ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِﻭَﺯِﻳَﺎﺩَﺓًﻓِﻰ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺔًﻓِﻰ ﺍﻟﺮِّﺯْﻕِ ﻭَﺗَﻮْﺑَﺔَﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔًﻋِﻨْﺪَﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ
ﻭَﻣَﻐْﻔِﺮَﺓًﺑَﻌْﺪَﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ،ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﻫَﻮِّﻥْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻓِﻲْ ﺳَﻜَﺮَﺍﺕِ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ، ﻭَﻧَﺠَﺎﺓًﻣِﻦَ
ﺍﻟﻨَّﺎﺭِﻭَﺍﻟْﻌَﻔْﻮَﻋِﻨْﺪَﺍﻟْﺤِﺴَﺎﺏِ
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA SALAMATAN FIDDINII WA’AFIATAN FILJASADI WAZIYADATAN FIL’ILMI WABAROKATAN FIRRIZKI WATAUBATAN
QABLALMAUTI WARAHMATAN ‘INDALMAUTI WAMAGFIRATAN BA’DAL MAUTI, ALLAHUMMA HAWWIN ‘ALAINA FISAKARAATIL MAUTI, WANAJAATAN MINANNAARI WAL AFWA INDAL HISAABI
Artinya : Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada engkau akan keselamatan Agama dan sehat badan, dan tambahnya ilmu pengetahuan, dan keberkahan dalam rizki dan diampuni sebelum mati, dan mendapat rahmat waktu mati dan mendapat pengampunan sesudah mati.
Ya Allah, mudahkan bagi kami waktu (sekarat)
menghadapi mati, dan selamatkan dari siksa neraka, dan pengampunan waktu hisab.
4 Pitutur Sunan Drajat
1. Wenehono Teken Marang Wong Kang Wuto.
Berilah Tongkat Kepada Orang Yang Buta.
2. Wenehono Iyupan Marang Wong Kang Kudanan.
Berilah Tempat Berteduh Kepada Orang Yang Kehujanan.
3. Wenehono Busono Marang Wong Kang Mudo.
Berilah Pakaian Kepada Orang Yang Telanjang.
4. Wenehono Mangan Marang Wong Kang Luwe.
Berilah Makan Kepada Orang Yang Lapar.
DASA PITUTUR
(10 Nasihat Sunan Kalijaga)
1. Urip Iku Urup.
Hidup itu Nyala! Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Semakin besar manfaat yang bisa kita berikan, tentu akan lebih baik.
2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta Dur Hangkara.
Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak.
3. Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti.
Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati, dan sabar.
4. Ngluruk tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake, Sekti tanpa Aji-Aji, Sugih tanpa Bandha.
Berjuang tanpa perlu membawa massa; menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, kekayaan atau kekuasaan, keturunan; kaya tanpa didasari kebendaan.
5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan.
Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri! Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu!
6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman.
Jangan mudah terheran-heran! Jangan mudah menyesal! Jangan mudah terkejut-kejut! Jangan mudah kolokan atau manja!
7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman.
Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasan duniawi!
8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka.
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah! Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka!
9. Aja Milik Barang kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendho.
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, dan indah! Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat!
10. Aja Adigang, Adigung, Adiguna:
Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.
*
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
xxx
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
xxx
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”
(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
*
xxx
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي لِسَانِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا وَمِنْ أَمَامِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا وَمِنْ تَحْتِي نُورًا اللَّهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا
xxx
Allahummaj’al fi qalbi nuran wa fi lisani nuran waj’al fi sam’i nuran, waj’al I bashari nuran, waj’al min khalfi nuran, wamin amami nuran, waj’al min fauqi nuran, wa min tahti nuran, allahuumma a’thini nuran.
“Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya dan di dalam lisanku (juga) cahaya. Jadikanlah di dalam pendengaranku cahaya dan di dalam penglihatanku (juga) cahaya. Jadikanlah dari belakangku cahaya dan dari depanku (juga) cahaya. Jadikanlan dari atasku cahaya dan dari bawahku (juga) cahaya. Ya Allah, berilah aku cahaya.” (HR Bukhari Muslim).
*
*
4 MACAM HATI
1. HATI YANG HIDUP (SALIM)
Adalah hati yang bersih, tenang dan penuh dengan keimanan, menampakkan sinar keyakinan, keikhlasan, dan lumuran cinta kepada Allah Azza wa Jalla dan cinta kepada apa yang dicintai olehNya, itulah HATI ORANG YANG BERIMAN
2. HATI YANG MATI
Adalah hati yang gelap, kotor dan jauh dari keimanan, laksana rumah kosong yang dihuni oleh syetan dan hantu, penuh dengan sifat kufur, fasiq, dan kedurhakaan, itulah HATI ORANG KAFIR
3. HATI YANG SAKIT
Adalah hati yang bimbang antar keimanan dan kemunafikan, terkadang sadar telah berbuat kelalaian tapi terkadang tenggelam dalam kemaksiatan, terombang ambing oleh hempasan hawa nafsu dan nikmatnya sanjungan, dia temani syetan tapi terkadang dia juga memusuhinya, itulah HATI ORANG YANG LEMAH IMAN
4. HATI YANG KOSONG
Adalah hati yang kosong bagaikan bejana yang diletakkan terbalik sehingga apapun yang ditaruh tidak akan pernah bisa diam dan lengket didalamnya. Hati yang tidak mengenal kebaikan dan juga tidak pula menolak kemungkaran, itulah HATI ORANG MUNAFIQ…
Semoga hati kita adalah hati yang salim bukan yang dhalim…
Glenmore, 1/05/2020
Ringkas cerita,
ayo balik ngaji, semakin merapat ke para alim ulama, guru, ustad dan ustadzah.
untuk mengharap ridho Allah SWT dan mencari ilmu agama.
merapat untuk ngaji bukan untuk mempersekusi.
boleh beda penafsiran, beda pemahaman, dan beda madzhab, ...
tapi jangan sampai karena perbedaan tersebut, kita semua saling benci, iri, dengki dan hasut satu sama lain.
ADAB MENUNTUT ILMU
َأََعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
surat (76) Al Insan ayat 9
اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا (٩)
Terjemah
(sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.
Dakwah dan Tabligh.
Dakwah artinya Mengajak.
Tabligh artinya Menyampaikan.
'ALIM : Orang berilmu / pengajar / guru.
MU'TAAMILAN : Orang yang menuntut ilmu, murid, pelajar, santri).
MUSTAMI'AN : Menjadi pendengar yang baik.
MUHABBAN : Pecinta ilmu, simpatisan pengajian, donator lembaga dakwah dan pendirikan dengan harta, tenaga, atau pikiran, atau mendukung majelis-majelis ilmu.
Rasulullah Saw bersabda ;
xxx
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ (رواه بيهقى)
xxx
Qoolan Nabiyu Shalallaahu ‘alaihi wasallam. Kun ‘aliman, au muta’alliman, au mustami’an, au muhibban. Walam takun khoomisan, fatahlik.
“Nabi SAW bersabda ;
1. Jadilah engkau orang berilmu, atau
2. Orang yang menuntut ilmu, atau
3. Orang yang mau mendengarkan ilmu, atau
4. Orang yang menyukai ilmu. dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka” (HR. Baihaqi).
Rasul SAW memerintahkan umatnya menjadi ‘Alim (orang berilmu, guru, pengajar, ustad, kyai).
Jika belum sanggup, jadilah Muta’allimaan (orang yang menuntut ilmu, murid, pelajar, santri)
atau menjadi pendengar yang baik (Mustami’an),
paling tidak menjadi Muhibban pecinta ilmu, simpatisan pengajian, donatur yayasan, lembaga dakwah dan pendidikan dengan harta, tenaga, atau pikiran, atau mendukung majelis-majelis ilmu.
Rasul SAW menegaskan, jangan jadi orang yang kelima (Khoomisan), yaitu tidak jadi guru, murid, pendengar, juga tidak menjadi pecinta ilmu.
Celakalah golongan kelima ini. “Fatahlik!” tegas beliau SAW.
Semoga Allah senantiasa memberikan bimbingan, hidayah, dan petunjukNya pada kita semua.
kitab Ta’lim al-Muta’allim karya Syekh Az-Zarnuji.
xxx
أَخي لَن تَنالَ العِلمَ إِلّا بِسِتَّةٍ سَأُنبيكَ عَن تَفصيلِها بِبَيانِ ذَكاءٌ وَحِرصٌ وَاِجتِهادٌ وَبُلغَةٌ وَصُحبَةُ أُستاذٍ وَطولُ زَمانِ
xxx
“Akhi Ala la tanalul ilma illa bi sittatin, sa-unabbiuka ‘an-tafshili’iha bibayanin. Dzaka-in wa hirtsin wa-sthibarin wa bulghatin. Wa irsyadi ustazin wa thuli zamanin.”
Yang artinya: “Syarat mendapatkan ilmu itu ada enam.
1. (Yakni) cerdas (sehat akal),
2. rakus yaitu rakus dalam menyerap ilmu-ilmu,
3. bersungguh-sungguh,
4. cukupnya modal (harta, kemampuan, dan usaha yang keras),
5. guru yang mengajarkan,
6. dan waktu yang lama.”
xxx
َأََعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
xxx
surat (58) Al Mujadalah ayat 12
xxx
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نَاجَيْتُمُ الرَّسُوْلَ فَقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوٰىكُمْ صَدَقَةً ۗذٰلِكَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَاَطْهَرُۗ فَاِنْ لَّمْ تَجِدُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ (١٢)
xxx
Terjemah :
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum (melakukan) pembicaraan itu.
Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih.
Tetapi jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
surat (58) Al Mujadalah ayat 13
xxx
ءَاَشْفَقْتُمْ اَنْ تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوٰىكُمْ صَدَقٰتٍۗ فَاِذْ لَمْ تَفْعَلُوْا وَتَابَ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗوَاللّٰهُ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ (١٣)
xxx
Terjemah :
Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum (melakukan) pembicaraan dengan Rasul?
Tetapi jika kamu tidak melakukannya dan Allah telah memberi ampun kepadamu, maka laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat serta taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya!
Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
*
FIRASAT ULAMA
xxx
عن ابن عمر رضي الله عنه قال :قال صلى الله عليه و سلم : اتقوا فراسة المؤمن فاءنه ينظر بنور الله .
xxx
Dari Ibnu Umar ra, Rasusullah saw bersabda : ” Hati-hati kalian dari firasatnya orang mukmin, karena mereka memandang dengan cahaya Allah”
*
(sebuah nasehat dari Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.)
oleh : Febry Suprapto
klik
BlogDalam sebuah forum di GSG (Gedung Serba Guna) PP Al Ishlah Bondowoso, saya bertanya kepada pemateri saat itu, Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. Salah satu Pimpinan PP Modern Darussalam Gontor Ponorogo: "Adakah amalan-amalan khusus yang dilakukan oleh para pimpinan Gontor sehingga Gontor menjadi Pondok Modern yang sangat maju dan memiliki banyak cabang resmi seperti saat ini?" (Waktu itu, cabang resmi Gontor sudah berjumlah 9 di seluruh Indonesia. Itu belum termasuk ratusan pondok yang didirikan oleh para alumninya)
Kyai Syukri tersenyum dan sempat tertawa kecil mendengar pertanyaan saya. Kemudian beliau menjawab, bahwa tidak ada amalan-amalan khusus yang dilakukan oleh para pengasuh Gontor kecuali melaksanakan - setelah amalan wajib - amalan-amalan Sunnah yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, misalnya puasa sunnah, sholat tahajud dan dzikir-dzikir yang ma'tsur (bersumber dari hadits-hadits Nabi).
Kemudian beliau menyampaikan pepatah arab yang masyhur terkait dengan guru dan pembelajaran:
xxx
المادة مهمة ولكن الطريقة اهم من المادةxxx
"Materi Pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi metode pembelajaran jauh lebih penting daripada materi pembelajaran"
Jadi, sebagus apa pun materi pembelajaran, namun jika metode pembelajarannya kurang baik, maka hasilnya kurang maksimal.
xxx
الطريقة مهمة ولكن المدرس اهم من الطريقةxxx
"Metode pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi guru jauh lebih penting daripada metode pembelajaran"
Sehingga, sebagus apa pun metode pembelajarannya, tetapi jika guru yang bersangkutan tidak mampu mengajar dengan metode tersebut, maka hasilnya pun sama, tidak akan maksimal.
Kemudian beliau menyampaikan ungkapan yang baru saya tahu dan dengar saat itu. Ungkapan yang membuat saya sangat terinspirasi dan tercerahkan.
Beliau Kyai Syukri berkata:
xxx
المدرس مهم ولكن روح المدرس اهم من المدرس
xxx
"Guru adalah sesuatu yang penting, tetapi *jiwa* guru jauh lebih penting dari seorang guru".
Ungkapan yang sangat luar biasa! Sangat menyentuh dan menggetarkan hati. *Jiwa* Guru jauh lebih penting! Ya, kekuatan batin, lebih didahulukan daripada kekuatan dzohir.
Seingat saya, Kyai Syukri menjelaskan bahwa cara membangun jiwa adalah dengan meningkatkan kedekatan kita kepada Allah (اَلتَّقَرُبُ إلى اللّٰه ). Dengan melakukan amalan-amalan wajib, ditambah dan disempurnakan dengan amalan-amalan sunnah.
Bayangkan jika kita mengajar dengan 'jiwa'. Niat kita ikhlas dalam mengajar, membimbing dan mendidik murid, ikhlas dalam menasehati, disiplin ketika mengajar, berakhlak baik kepada murid, mendoakan mereka disetiap selesai sholat kita atau bahkan mendoakan mereka di sepertiga malam-malam kita. Ilmu dan nasehat-nasehat yang kita berikan terpancar murni dari relung jiwa. Ma sya Allah..Dahsyat, bukan?
Maka para murid akan lebih mudah menerima ilmu dan nasehat-nasehat kita. Karena yang berasal dari jiwa, akan diterima oleh jiwa. Yang bersumber dari hati, akan diterima oleh hati.
Pembelajaran kita di kelas akan penuh makna, para murid akan selalu mengenang kita sebagai guru yang luar biasa dan pahala yang besar telah menanti kita di akhirat nanti, in sya Allah..,
Sungguh benar ungkapan beliau, kyai Syukri :
"Jiwa guru jauh lebih penting dari seorang guru".
*
(talaqqi - harus bertemu/berhadapan langsung dengan guru yang mempunyai ilmu agar sanad keilmuan tetap terjaga dan terhubung dengan Nabi Muhammad SAW).
Ahad, 22 Januari 2017 | 15:48 WIB
editor : Muhammad Faizin/Abdullah Alawi
Pringsewu, NU Online Saat ini banyak muncul orang "pintar" baru akibat mudahnya mengakses berbagai macam informasi melalui kecanggihan teknologi, khususnya internet. Berbagai ilmu pengetahuan dengan mudah diperoleh sehingga banyak orang yang merasa paling memahami ilmu tertentu khususnya ilmu agama.
Di satu sisi keberadaan internet dapat mempermudah pencarian informasi. Namun, di sisi lain juga dapat menjerumuskan sang pencari bila tidak dengan bijaksana mencerna dan melakukan tabayun terhadap informasi atau ilmu yang didapat.
Fenomena untuk berhati-hati dalam mencari dan menyerap ilmu seperti ini sudah sejak lama diingatkan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Arrisalah li-Ahlissunnah wal-Jama’ah. Kitab itu dibedah Katib Syuriyah PCNU Pringsewu KH Munawir pada Ngaji Ahad Pagi atau Jihad Pagi di Gedung NU Pringsewu, Ahad (22/1).
Pada kitab tersebut, Hadratussyaikh mengingatkan akan pentingnya berhati-hati dalam menyerap ilmu.
"Berhati-hatilah dan jangan dengan gampang menyebarkan sebuah tulisan walaupun berisi ilmu, namun tidak jelas asal-usulnya. Mintalah penjelasan pada ahlinya," kata kiai muda yang juga Ketua Komisi Fatwa MUI Provinsi Lampung ini.
Menurutnya, itulah pentingnya seorang guru dalam mendapatkan sebuah ilmu. Melalui seorang guru, seseorang yang belajar akan memiliki ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan karena memiliki silsilah atau sanad yang jelas.
"Jangan belajar dari buku saja atau internet saja. Dan janganlah belajar dengan orang yang bukan ahlinya. Kita harus belajar dengan orang yang jelas sanad keilmuannya," tegasnya.
Hal itu, lanjutnya sudah ditegaskan Rasulullah melalui hadits tentang larangan belajar dari orang yang tidak jelas silsilah keilmuannya dan bukan ahli dari ilmu tersebut.
"Fenomena memprihatinkan sekarang juga sudah terlihat dimana banyak masyarakat yang hanya belajar melalui televisi kepada seseorang yang tenar dan dianggap ustad," katanya.
Fenomena-fenomena belajar tanpa guru, belajar tanpa silsilah yang jelas, gampang mempercayai dan menyebarkan “hoax”, belajar dengan orang yang bukan ahlinya perlu dihindari umat Islam.
"Janganlah belajar dari orang yang menyampaikan ilmu tidak benar. Ini sama saja sudah bodoh membodohi orang," pungkasnya.
*
keadaan umat islam di akhir zaman.
xxx
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
xxx
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”.
Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai buih di lautan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’.
Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278)
*
Umat Islam telah menjadikan dunia segala-galanya, oleh karena itu mereka membenci kematian dan mencintai kehidupan, karena mereka menghabiskan umurnya untuk dunia dan tidak mengambil bekal untuk akhirat.
Dan ini yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam takutkan atas umatnya akan sampai pada keadaan yang seperti ini
Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.
Xxx
إِذَا فُتِحَتْ عَلَيْكُمْ فَارِسُ وَالرُّومُ أَيُّ قَوْمٍ أَنْتُمْ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ نَقُولُ كَمَا أَمَرَنَا اللَّهُ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ تَتَنَافَسُونَ ثُمَّ تَتَحَاسَدُونَ ثُمَّ تَتَدَابَرُونَ ثُمَّ تَتَبَاغَضُونَ أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ ثُمَّ تَنْطَلِقُونَ فِي مَسَاكِينِ الْمُهَاجِرِينَ فَتَجْعَلُونَ بَعْضَهُمْ عَلَى رِقَابِ بَعْضٍ
Xxx
“Jika telah ditaklukan untuk kalian negara Parsi dan Rumawi, kaum apakah kalian ? Berkata Abdurrahman bin Auf : ‘Kami melakukan apa yang Allah perintahkan’ Beliau berkata : ‘Tidak seperti itu, kalian akan berlomba-lomba kemudian saling behasad, kemudian saling membenci lalu saling bermusuhan, kemudian kalian berangkat ke tempat-tempat tinggal kaum Muhajirin dan kalian menjadikan sebagian mereka membunuh sebagian yang lain” [Hadits Riwayat Muslim (2961)]
Oleh karena itu ketika diataklukkan gudang harta Kisra (raja Parsi) Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu menangis dan berkata.:
Xxx
إِنَّ هَذَا لَمْ يَفْتَحْ عَلَى قَوْمٍ قَطْ إِلا جَعَلَ الله ِبَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ
Xxx
“Sesungguhnya ini tidak dibukakan bagi satu kaum kecuali Allah menjadikan diantara mereka peperangan“.
*
Umat-umat kafir tidak mampu menghancurkan umat Islam seluruhnya walaupun mereka telah berkumpul dari seluruh penjuru dunia untuk hal itu -dan mereka berkumpul- sebagaiman telah disebutkan dengan jelas dalam hadits Tsauban Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Xxx
إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا
Xxx
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menyatukan untukku dunia, lalu aku melihat timur dan baratnya dan sesungguhnya umatku akan sampai kekuasaannya seluas yang disatukan Allah untukku dan aku diberi dua harta simpanan yaitu emas dan perak lalu aku memohon kepada Rabb-ku untuk umatku agar dia tidak menghancurkannya dengan kelaparan yang menyeluruh, dan menguasakan atas mereka musuh-musuhnya dari selain mereka sendiri lalu menghancurkan seluruh jama’ah mereka, dan Rabb-ku berkata : “Wahai Muhammad, sesungguhnya Aku jika telah memutuskan satu qadha’ maka tidak dapat ditolak, dan Aku telah memberikan kepadamu untuk umatmu bahwa Aku tidak akan menghancurkan mereka dengan kelaparan yang menyeluruh dan tidak akan menguasakan atas mereka musuh-musuh dari selain mereka yang menghancurkan seluruh jama’ahnya walaupun mereka telah berkumpul dari segala penjuru – atau mengatakan- : Orang yang ada diantara penjuru dunia- sampai sebagian mereka membunuh dan menjadikan rampasan perang sebagian yang lainya” [Hadits Shahih Riwayat Muslim (2889)]
*
muqoddimah kitab Riyadhus Shalihin karya Syaikh Imam an-Nawawi,
xxx
... إِنَّ للهِ عِبَادًا فُطَنَا ...
... طَلَّقُوا الدُّنْيَا وخَافُوا الفِتَنَا نَظَروا فيهَا فَلَمَّا عَلِمُوا ...
... أَنَّهَا لَيْسَتْ لِحَيٍّ وَطَنَا جَعَلُوها لُجَّةً واتَّخَذُوا ...
... صَالِحَ الأَعمالِ فيها سُفُنا ...
xxx
"Innalillahi ‘ibadan futhona, tholaqu ad-dunya wa khoful fitana, nadhoru fiha falamma ‘alimu, annaha laisat lihayyin wathona, ja’aluha lujjatan wattakhodzu, sholihal a’mali fiha sufuna.”
Artinya kurang lebih demikian, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memiliki hamba-hamba yang cerdas lagi bijaksana.
Ialah mereka yang menceraikan dunia karena khawatir akan tipu daya dan fitnahnya.
Mereka benar-benar melihat dan mengetahui, bahwa sesungguhnya dunia bukanlah tempat hidup yang sebenarnya bagi manusia.
Mereka melihat dunia sebagai bahtera lautan yang sangat dalam dan menjadikan amal saleh sebagai perahu untuk mengarunginya.
*
dakwah kepada manusia
xxx
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
xxx
surat 4 An-Nisa' ayat 114
xxx
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلٰحٍۢ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
xxx
"Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar."
*
xxx
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
xxx
surat 3 Āli 'Imrān ayat 102
xxx
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
xxx
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
surat 3 Āli 'Imrān ayat 103
xxx
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
xxx
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
surat 3 Āli 'Imrān 104
xxx
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
xxx
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
surat 3 Āli 'Imrān ayat 105
xxx
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
xxx
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,
*
doa keluar rumah :
xxx
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
xxx
BISMILLAHI, TAWAKKALTU ’ALA ALLAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”
doa naik kendaraan, hanya boleh dibaca 1x ketika sudah naik/nyengklak di kendaraan.
1. naik kendaraan darat
(dibaca hanya 1x, waktu sudah nyengklak/naik ke kendaraan darat tersebut)
xxx
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
xxx
(43) az zukhruf : 13-14.
xxx
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ (١٣)
xxx
(43) : 13. "Maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi Kami Padahal Kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
xxx
وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ (١٤)
xxx
(43) : 14. dan Sesungguhnya Kami akan kembali kepada Tuhan kami".
2. naik kendaraan laut dan udara
(dibaca hanya 1x, waktu sudah nyengklak/naik ke kendaraan laut/pesawat tersebut)
xxx
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
xxx
(11) hud : 41
xxx
بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا (٤١)
xxx
(11) : 41. "dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya."
Doa sebelum makan
xxx
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
xxx
“Alloohumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa waqinaa ‘adzaa bannaar”
Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air ini (minuman) segar dan menggiatkan dengan rahmat-Nya dan tidak menjadikan air ini (minuman) asin lagi pahit karena dosa-dosa kami”.
Doa sesudah makan
xxx
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ
xxx
“Alhamdu lillaahil ladzii ath’amanaa wa saqoonaa wa ja’alnaa muslimiin”
Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang islam”
Doa ketika lupa membaca doa sebelum makan
xxx
بِسْمِ اللهِ مِنْ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
xxx
“Bismillaahi min awwalihi wa aakhirihi”
Artinya :
“Dengan menyebut nama Allah dari awal dan akhirnya”.
1. DO’A KETIKA BEROBAT/ MINUM OBAT
BISMILLAHI ALLAHUMMA INNI A’UDZUBIKA MIN SYARRI WAJ’II HADZAA
Dengan namaMu ya Allah, aku berlindung dari kejahatan penyakitku ini.
2. DO’A MAKAN BERSAMA ORANG SAKIT
LABA’SA THOHUURUN INSYAA – ALLAH
Biarlah kesucian itu ada pada kami, jika Tuhan menghendaki.
3. Doa menjenguk orang sakit
xxx
اللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذهِبِ البَأسَ اشفِ أَنتَ الشَّافِيء لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاوءُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
xxx
Allaahumma rabban naasi Adzhibil ba’sa Isyfi Antasy syaafi’ Laa syifaa’a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yughaadiru saqamana
Artinya : Wahai Allah Tuhan manusia, Hilangkanlah rasa sakit ini, Sembuhkanlah. Engkaulah Yang Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan yang sejati kecuali kesembuhan yang datang dari-Mu Yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan komplikasi rasa sakit dan penyakit lain.
*
|
Jenderal Soedirman |
|
Jenderal Abdul Haris Nasution |
Mohamad Ali dan Naseem Hamed
Man Yansa Mahfudzot.
Sekedar mengingat hafalan yg musnah ditelan zaman.
1. مَنْ جَدَّ وَجَدَ
2. مَنْ سَارَ عَلَى الدَرْبِ وَصَلَ
3. مَن صَبَرَ ظَفِرَ
4. مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ
5. جَالِسْ أَهْلَ الصِدْقِ وَ الوَفَاءِ
6. مَوَدَّةُ الصَدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِيْقِ
7. وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَعَبِ
8. الصَبْرُ يُعِيْنُ عَلَى كُلِّ عَمَلٍ
9. جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا
10. اطْلَبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَحْدِ
11. بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
12. الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَهَبِ
13. العَقْلُ السَلِيْمُ فىِ الجِسْمِ السَلِيْمِ
14. خَيْرُ جَلِيْسٍ فىِ الزَمَانِ كِتَابٌ
15. مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
16. خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلَى الخَيْرِ
17. لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَاسُ كَالبَهَائِمِ
18. العِلْمُ فىِ الصِغَرِ كَالنَقْشِ عَلَى الحَجَرِ
19. لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ التِى مَضَتْ
20. تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا
21. العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَجَرِ بِلاَ ثَمَرٍ
22. الإِتِّحَادُ أَسَاسُ النَجَاحِ
23. لَا تَحْتَقِرْ مِسْكِيْنًا وَكُنْ لَهُ مُعِيْنًا
24. الشَرَفُ بِالأَدَبِ لَابِالنَسَبِ
25. سَلَامَةُ الإِنْسَانِ فِى حِفْظِ اللِّسَانِ
26. آدَبُ المَرْءِ خَيْرٌ مِنْ ذَهَبِهِ
27. سُوْءُ الخُلُقِ يُعْدِى
28. آفَةُ العِلْمِ النِّسْيَانُ
29. إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ
30. لَا تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَىءٍ مَزِيَّةٌ
31. اَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ
32. فَكِّرْ قَبْلَ أَنْ تَعْزِمَ
33. مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اِسْتَعَدَّ
34. مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً وَقَعَ فِيْهَا
35. عَدُوٌّ عَاقِلٌ خَيْرٌ مِنْ صَدِيْقٍ جَاهِلٍ
36. مَنْ كَثُرَ إِحْسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
37. اِجْهَدْ وَلَا تَكْسَلْ وَلَا تَكُ غَافِلًا # فَنَدَامَةُ العُقْبَى لِمَنْ يَتَكَاسَلُ
38. لَا تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلَى الغَدِ مَاتَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ
39. اُتْرُكِ الشَّرَّ يَتْرُكْكَ
40. خَيْرُ النَّاسِ اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَاَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
41. فِى التَّأَنِّى السَّلَامَةُ وَفِى العَجَلَةِ النَّدَامَةُ
42. ثَمْرَةُ التَفْرِيْطِ النَدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَلاَمَةُ
43. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ
44. فَجَزَاءُ سَيَّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
45. تَرْكُ الجَوَابِ عَلَى الجَاهِلَ جَوَابٌ
46. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
47. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الْكَاَةمُ
48. مَنْ طَلَبَ اَخًا بِلَا عَيْبٍ بَقِيَ بِلَا اَخٍ
49. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
50. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
51. خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَطُهَا
52. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
53. إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
54. لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلْ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلًا
55. لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِى قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلْ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
56. لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَاَامٍ جَوَابٌ
57. وَعَامِلِ النَّاسَ كَمَا تُحِبُّ أَنْ يُعَامِلُوْكَ
58. هَلَكَ اِمْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ
59. رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ
60. مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ
61. لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنَا إِنَّ الَجمَالَ جَمَالُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
62. لَا تَكُنْ رَطْبًا فَتُعْصَرَ وَلَا يَابِسًا فَتُكَسَّرَ
63. مَنْ اَعَانَكَ عَلَى الشَّرِّ ظَلَمَكَ
64. العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلًا
65. أَخِىْ لَنْ تَنَالُ العِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَ طُوْلُ زَمَانٍ
66. مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى
67. اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
68. النَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ
69. إِذَا كَثُرَ الـمَطْلُوْبُ قَلَّ الـمُسَاعِدُ
70. لَا خَيْرَ فِى لَذَّةٍ تَعْقِبُ نَدَمًا
71. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ
72. رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ
73. دَاوُوا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ
74. الكَاَِمُ يَنْفُذُ مَا لَا تَنْفُذُهُ الإِبَرُ
75. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَبًا
76. سِيْرَةُ الـمَرْءِ تُنْبِئُ عَنْ سَرِيْرَتِهِ
77. قِيْمَةُ الـمَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ
78. صَدِيْقُكَ مَنْ اَبْكَاكَ لَا مَنْ اَضْحَكَكَ
79. عَثْرَةُ القَدَمِ اَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ
80. خَيْرُ الكَاَُمِ مَا قَلَّ وَدَلَّ
81. كُلُّ شَيْءٍ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ إِلَّا الاَدَبُ
82. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ
83. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ يَكْفِيْهِ بِالإِشَارَةِ
84. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلَا تَنْظُرْ مَنْ قَالَ
85. الحَسُوْدُ لَا يَسُوْدُ
86. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا
*
INI BUKAN LAH HADITS, INI ADALAH KATA2 MUTIARA NASEHAT DARI PARA USTADZ DAN USTADZAH.
mohon maaf jika ada kesalahan dalam ejaan, penulisan, dan terjemahan.
1. Siapa bersungguh-sungguh dia berhasil.
2. Siapa berjalan pada relnya akan sampai.
3. Siapa bersabar berhasil.
4. Siapa sedikit kejujurannya, sedikit temannya.
5. Bergaullah dengan orang jujur dan menepati janji.
6. Kasih sayang teman tampak pada waktu kesempitan.
7. Tak ada kenikmatan kecuali setelah susah payah.
8. Kesabaran membantu atas setiap pekerjaan.
9. Coba dan perhatikan, kau akan jadi tahu.
10. Tuntutlah ilmu sejak buaian hingga liang lahat.
11. Telur hari ini lebih baik dari ayam besok hari.
12. Waktu itu lebih berharga daripada emas.
13. Pikiran yang sehat terdapat pada badan yang sehat.
14. Sebaik-baik teman duduk sepanjang waktu adalah buku.
15. Siapa menanam dia akan memetik.
16. Sebaik-baik kawan adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan.
17. Jika tak ada ilmu maka pasti manusia seperti binatang.
18. Pengetahuan pada waktu kecil seperti lukisan di atas batu.
19. Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.
20. Belajarlah pada waktku kecil dan amalkan dia saat kau besar.
21. Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tanpa buah.
22. Persatuan adalah dasar keberhasilan.
23. Jangan menghina orang miskin dan jadilah penolong baginya.
24. Kemuliaan itu dengan adab bukan karena keturunan.
25. Keselamatan manusia ada pada menjaga pembicaraannya.
26. Perilaku (baik) seseorang lebih baik dari emasnya.
27. Kejelekan perilaku itu menular.
28. Bencana pengetahuan adalah lupa.
29. Jika benar tekadnya maka akan jelas perjalanannya.
30. Jangan menghina orang yang lebih rendah darimu, karena setiap sesuatu memiliki kelebihan.
31. Perbaiki dirimu, maka akan baik kepadamu semua manusia.
32. Berpikirlah sebelum bertindak.
33. Siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan dia akan bersiap-siap.
34. Siapa menggali lobang akan terposok ke dalamnya.
35. Musuh yang cerdas lebih baik dari kawan yang bodoh.
36. Siapa yang banyak kebaikannya maka banyak sahabatnya.
37. Bersungguh-sungguhlah dan jangan malas dan jangan jadi lalai, karena penyesalan mendalam itu adalah milik mereka yang bermalas-malasan.
38. Jangan tunda pekerjaanmu hingga besok, apa yang dapat kau kerjakan hari ini.
39. Tinggalkannlah kejahatan itu, dia pasti meninggalkanmu.
40. Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik akhlaknya dan paling bermanfaat bagi manusia.
41. Dalam kehati-hatian ada keselamatan dan dalam ketergesa-gesaan ada penyesalan.
42. Buah dari penyia-nyiaan adalah penyesalan dan buah dari keteguhan adalah keselamatan.
43. Kasih sayang pada yang lemah termasuk akhlak yang mulia.
44. Balasan dari kejelekan adalah kejelakan yang setimpal.
45. Meninggalkan jawaban untuk orang bodoh adalah jawabannya.
46. Barang siapa yang manis tutur katanya banyak sahabatnya.
47. Jika sempurna akal seseorang maka sedikit bicaranya.
48. Barang siapa yang mencari kawan tanpa aib maka dia tetap tidak memiliki kawan.
49. Katakanlah yang benar meskipun pahit.
50. Sebaik-baik hartamu adalah yang memberikan manfaat bagimu.
51. Sebaik-baik perkara adalah pertengahan.
52. Setiap tempat ada kata-katanya (yg cocok) dan setiap kata-kata ada tempatnya (yg cocok).
53. Jika kamu tidak malu maka berbuatlah sekehendakmu.
54. Bukannya aib bagi mereka yang miskin, tapi aib itu milik mereka yang pelit.
55. Bukannya yatim itu yang telah mati orang tuanya, tapi yatim itu adalah yang tidak memiliki ilmu dan sopan santun.
56. Setiap pekerjaan ada balasannya dan setiap perkataan ada jawabannya.
57. Dan perlakukanlah manusia sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
58. Hancurlah seseorang yang tidak mengetahui kemampuannya.
59. Otak dari dosa adalah kebohongan.
60. Siapa yang menzalimi akan terzalimi.
61. Bukannya keindahan itu dengan pakaian yang menghiasi kita tapi keindahan itu adalah keindahan ilmu dan adab.
62. Jangan kamu lemah nanti kamu diperas dan jangan keras nanti kamu dipatahkan.
63. Barang siapa yang membantumu melakukakan kejelekan, dia menzalimimu.
64. Tindakan, membuat yang sulit menjadi mudah.
65. Saudaraku! Kamu tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam perkara, akan ku berikan perincian dengan jelas : Kecerdasan, Harta Benda, Ketamakan (haus akan keilmuan), Mempergauli Ustadz Kesungguhan Waktu yang panjang.
66. Barang siapa yang berhati-hati maka dia akan mendapatkan apa yang dia impikan.
67. Tuntutlah ilmu itu walaupun ke negeri Cina.
68. Kebersihan adalah bagian dari iman.
69. Jika perminataan terlalu banyak, sediki yang membantu.
70. Tak ada kebaikan pada kenikmatan yang diiringi penyesalan.
71. Mengatur pekerjaan akan menghemat setengah waktu.
72. Banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh seorang ibu.
73. Obatilah kemarahan itu dengan diam.
74. Perkataan itu menembus apa yang tak ditembus oleh jarum.
75. Tidak setiap yang berkilap itu adalah emas.
76. Tindak tanduk seseorang menunjukkan kepribadiannya.
77. Nilai seseorang sesuai dengan kebaikan yang dilakukannya.
78. Sahabatmu adalah yang membuatmu menangis bukan yang membuatmu tertawa.
79. Terpelesetnya kaki lebih aman dari terpelesetnya lidah.
80. Sebaik-baik kata adalah yang ringkas dan mengena.
81. Segala sesuatu jika kebanyakan akan murah kecuali sopan santun.
82. Awal kemarahan adalah kegilaan dan berakhir dengan penyesalan.
83. Budak itu dipukul dengan tongkat sedangkan orang yang merdeka itu cukup dengan isyarat.
84. Perhatikan apa yang dikatakan dan jangan perhatikan siapa yang mengatakan.
85. Pendengki tak akan bahagia.
86. Semua pekerjaan tergantung penghujungnya
*
xxx
xxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
xxx
xxx
Xxxx
Xxxx
xxx
Xxxx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar