“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Tholibin, 2: 190).
Dalam kitab Al-Thabaqat, Taj al-Subki menceritakan, ...
bahwa ada seorang laki-laki bertamu kepada ‘Utsman bin Affan radhiallahu anhu. Laki-laki tersebut baru saja bertemu dengan seorang perempuan di tengah jalan, lalu ia menghayalkannya. ‘Utsman berkata kepada laki-laki itu,
“Aku melihat ada bekas zina di matamu.”
Laki-laki itu bertanya,
"Apakah wahyu masih diturunkan setelah Rasulullah SAW wafat?”
`Utsman menjawab,
“Tidak, ini adalah firasat seorang mukmin.”
`Utsman r.a. mengatakan hal tersebut untuk mendidik dan menegur laki-laki itu agar tidak mengulangi apa yang telah dilakukannya.
Selanjutnya Taj al-Subki menjelaskan bahwa bila seseorang hatinya jernih, maka ia akan melihat dengan nur Allah, sehingga ia bisa mengetahui apakah yang dilihatnya itu kotor atau bersih.
Maqam orang-orang seperti itu berbeda-beda. Ada yang mengetahui bahwa yang dilihatnya itu kotor tetapi ia tidak mengetahui sebabnya. Ada yang maqamnya lebih tinggi karena mengetahui sebab kotornya,
seperti ‘Utsman r.a. Ketika ada seorang laki-laki datang kepadanya, `Utsman dapat melihat bahwa hati orang itu kotor dan mengetahui sebabnya yakni karena menghayalkan seorang perempuan.
Semakin lama, kemaksiatan yang dilakukan membuat hati semakin kotor dan ternoda, sehingga membuat hati menjadi gelap dan menutup pintu-pintu cahaya, lalu hati menjadi mati, dan tidak ada jalan lagi untuk bertobat, seperti dinyatakan dalam firman Nya,
Dan hati mereka telah dikunci mati, sehingga mereka tidak mengetahui kebahagiaan beriman dan berjihad. (QS Al Taubah [9]: 87)
Sekecil apa pun kemaksiatan akan membuat hati kotor sesuai kadar kemaksiatan itu. Kotoran itu bisa dibersihkan dengan memohon ampun (istighfar) atau perbuatan-perbuatan lain yang dapat menghilangkannya.
Hal tersebut hanya diketahui oleh orang yang memiliki mata batin yang tajam seperti ‘Utsman bin `Affan, sehingga ia bisa mengetahui kotoran hati meskipun kecil, karena menghayalkan seorang perempuan merupakan dosa yang paling ringan, `
Utsman dapat melihat kotoran hati itu dan mengetahui sebabnya. Ini adalah maqam paling tinggi di antara maqam-maqam lainnya.
Apabila dosa kecil ditambah dosa kecil lainnya, maka akan bertambah pula kekotoran hatinya, dan apabila dosa itu semakin banyak maka akan membuat hatinya gelap.
Orang yang memiliki mata hati akan mampu melihat hal ini.
Apabila kita bertemu dengan orang yang penuh dosa sampai gelap hatinya, tetapi kita tidak mampu mengetahui hal tersebut, berarti dalam hati kita masih ada penghalang yang membuat kita tidak mampu melihat hal tersebut, karena orang yang mata hatinya jernih dan tajam pasti akan mampu melihat dosa-dosa orang tersebut.
2. YPWG (Yayasan Penyantun Wyata Guna) Jl. Pajajaran No. 52, Kelurahan Pasir Kaliki, Kecamatan Cicendo, Bandung, Jawa Barat 40171, Telp. 022-423-0855 Yayasan ini (bersama Yaketunis Yogyakarta) dulunya adalah pioneer (perintis) percetakan Alquran Braille di Indonesia.
Bapak Prof BJ Habibie dan keluarga pernah menjadi donatur di yayasan ini.
sayang beribu sayang, ada yang mengatakan bahwa percetakan Al Qur'an braille di YPWG tutup setelah ditinggal meninggal oleh Ibu Ainun Habibie dan Bapak BJ Habibie,
4. Yayasan Raudlatul Makfufin Jl. Haji Jamat Gg. Masjid No. 10A, RT/RW : 002/005, Kampung Jati, Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten 15310,
(sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi.
Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.
Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.
DEWAN PIMPINAN PUSAT IKATAN TUNANETRA MUSLIM INDONESIA (DPP ITMI)
PERTUNI JAWA TIMUR Moslehel Alam, S.PdI Jl. Langgar Raya no 85 Rt 03 Rw 05 Temor lorong burneh, bangkalan Jawa Timur telp : 0851-7795-741 atau 0878-5826-2374 atau Nurul Hikmah : 0812-3335-9961, atau Alfian Andhika Yudhistira : 0823-3473-7135 (WA/SMS)