klik google drive
klik lagu bagus
Ta'awudz
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “
surat 3 Āli ‘Imrān ayat 102
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.
surat 3 Āli ‘Imrān ayat 103
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
surat 3 Āli ‘Imrān ayat 104
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
surat 3 Āli ‘Imrān ayat 105
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَاخْتَلَفُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْبَيِّنٰتُ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ۙ
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat,
surat 30 Ar-Rūm ayat 30
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
surat 30 Ar-Rūm ayat 31
۞ مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَاتَّقُوْهُ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَلَا تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ
dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
surat 30 Ar-Rūm ayat 32
مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شِيَعًا ۗ كُلُّ حِزْبٍۢ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
surat 61 Aṣ-Ṣaff ayat 4
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
*
klik NU-Muhamadiyah Bersatu di Ampel
xxx
xxx
Sunan Ampel membangun kawasan yang kemudian membuat NU-Muhamadiyah bersatu. Ada dua ketua mereka yang dimakamkan di sini.
Oleh : Petrik Matanasi
16 Juli 2025
Permakaman di belakang Masjid Ampel, tempat mantan Ketum PB Muhammadiyah Mas Mansur dan Ketum PB NU KH Hasan Gipo dimakamkan. (Petrik/Historia)
SEJAK lama, orang Islam Indonesia melihat perbedaan antara Nahdatul Ulama dan Muhamadiyah. NU dianggap mewakili kaum tradisional sedangkan Muhamadiyah dianggap golongan moderat.
Pertentangan sering terjadi di lapisan bawah atau akar rumput. Kadang bisa menjadi pertentangan terbuka. Namun di jajaran pemimpin, NU-Muhamadiyah malah bisa disatukan, terutama dalam sebuah forum. Ini bukan cerita baru.
Koran Bataviaasch Nieuwsblad tanggal 4 Maret 1938 menyebut, Kongres Al-Islam yang diadakan di Masjid Ampel sekitar Maret 1938 dihadiri para kyai dari Nahdatul Ulama (NU) seperti Wahab Wahib; kyai Fakih Usman dan Mas Mansoer dari Muhammadiyah; Sekh Umar Hoobis (Al-Irsjad), dan Sekh Mohamad Hoesein Ba' aboed (Al-Charijah). Sekitar 4000 orang hadir di Masjid Ampel ketika itu.
Kyai Haji Mas Mansur (1896-1946) adalah ketua umum Pengurus Besar Muhamadiyah ke-4 (1937-1942) yang tidak alergi terhadap ritual berziarah ke makam-makam seperti yang dilakukan banyak pengikut NU di Jawa.
Koran Soerabaijasch Handelsblad tanggal 26 Desember 1933 memberitakan, ketika Ketua Westerm Islamic Association Dr. Khalid Shelldrake berkunjung ke Surabaya, Mas Mansur mengajaknya berziarah ke makam Sunan Ampel yang terletak di sebelah Masjid Ampel.
Masjid Ampel adalah masjid tua di Surabaya. Kini umurnya lebih dari 600 tahun. Masjid ini adalah peninggalan dari Raden Rakhmad alias Sunan Ampel. Dia hidup di era Kerajaan Majapahit.
“Raden Rakhmad ditunjuk untuk tinggal di Desa Ngampel dan diberi kesempatan untuk menyebarkan Islam kepada penduduk di daerah itu,” catat Sarkawi B. Husain dalam Sejarah Masyarakat Islam Indonesia.
Mas Mansur yang tutup usia pada 25 April 1946 serta telah menjadi Pahlawan Nasional RI itu dimakamkan di belakang Masjid Ampel. Ketika Mas Mansur tutup usia, sudah ada beberapa makam di sekitar makamnya. Salah satunya adalah makam Kyai Haji Hasan Basri Sogipodin (1869-1934) alias Hasan Gipo. Keduanya sama-sama lahir dan meninggal dunia di Surabaya.
Hasan Gipo merupakan ketua umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama pertama (1926-1934). Masa jabatannya berakhir ketika Hasan Gipo tutup usia. Majalah Risalah NU edisi 115, “Isyarat Langit Berdirinya NU”, menyebut makam Hasan Gipo sempat hilang dan sulit dikenali.
Disebutkan pula bahwa Hasan Gipo masih punya hubungan darah dengan Mas Mansur. Hasan Gipo disebut-sebut sebagai generasi kelima dinasti Gipo, salah satu keluarga pedagang yan cukup mapan di Surabaya.
Di bagian belakang Masjid Ampel, makam mantan ketua NU dan ketua Muhamadiyah itu sekarang mudah dikenali. Sebab, terpampang plang keterangan makam kedua tokoh tersebut.
Dua makam tokoh dari aliran berbeda dalam satu kolom makam di belakang Masjid Ampel, yang sering diziarahi jamaah NU, itu seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi semua orang Islam di tanah air bahwa perbedaan paham bukan sesuatu yang harus dikedepankan dan itu jelas bisa didamaikan.
Masjid Ampel dan apapun yang dulu dirintis Sunan Ampel, hingga kini rupanya masih mampu menyatukan umat Islam di Jawa. Bahkan, NU dan Muhamadiyah yang dianggap berseberangan pun bisa satu “meja” di masjid ini. kedua makam tokoh NU dan Muhammadiyah yang berdekatan itu salah satu buktinya.
*
Tebuireng dan Muhammadiyah Kerjasama Produksi Film “Jejak Langkah 2 Ulama”
Oleh Tebuireng Online [Rara Zarary]
24 Juli 2019
klik tebu ireng
Pesantren Tebuireng dan Pengurus Pusat Muhammadiyah kompak untuk bekerjasama dalam pembuatan film “Jejak Langkah 2 Ulama” KH. M. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan. Pertemuan dan jalinan kerjasama ini berlangsung di gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (24/7/19). Film tersebut dijadwalkan akan rilis pada Oktober 2019 nanti.
Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pengurus Pusat Muhammadiyah, KH. Syukrianto AR, menjelaskan keresahannya terhadap kondisi di Indonesia yang diwarnai kekerasan, bom, dan cacian dengan mengatasnamakan Islam. Padahal, lanjutnya, Islam merupakan agama yang damai, santun, dan mempunyai ajaran sabar.
“NU dan Muhammadiyah didirikan dua orang kiai yang sangat hebat. Akhirnya, saya membuat ide untuk membuat film ini,” jelas putra mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, KH. AR Fahruddin itu.
Ia bercerita, beberapa bulan lalu, kru dari Muhammadiyah berkunjung ke Gus Sholah di Jombang untuk meminta izin dan mendapatkan respon yang positif. Film ini digarap oleh dua belah pihak, yaitu LSBO dan Mixpro di Yogyakarta dan Pesantren Tebuireng dengan platfon komunitas produksi filmnya di Jombang, baik dalam riset, produksi, maupun distribusi.
Pak Syukri, panggilan akrabnya, menjelaskan, film ini tidak ditayangkan melalui XXI melainkan langsung mendatangi masyarakat daerah per daerah. Hal ini ia rasa lebih tepat sasaran dan langsung mengena dalam rangka pendidikan umat.
“Kita sebut sistem ini dengan Pop Up Cinema. Mendekati penonton. Kita yang ke sana. Hanya 12-15% masyarakat yang menikmati bioskop,” jelasnya.
Film ini menurutnya akan menarik, sebab kedua tokoh ini memiliki peran yang besar bagi umat Islam dan bangsa Indonesia. KH. Ahmad Dahlan adalah ibarat mata air jernih sejuk bening yang airnya ke mana-mana dan menjadikan tanah menjadi subur, sedangkan KH. Hasyim Asy’ari merupakan telaga jernih dan banyak orang datang dari mana-mana.
Pewarta: M. Abror Rosyidin
Publisher: RZ
Gus Sholah Sambut Positif Film “Jejak Langkah 2 Ulama”
Oleh Tebuireng Online [Rara Zarary]
24 Juli 2019
klik tebu ireng
Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid mengutarakan sambutan positif atas ide pembuatan film “Jejak Langkah 2 Ulama” tentang sosok KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan. Gus Sholah, sapaan akrabnya tak menampik bahwa film sangat diperlukan untuk pendidikan dan pengetahuan sejarah.
Film yang diproduksi oleh Rumah Produksi Tebuireng (Maksi) dan Mix Production (Mixpro) itu, menurut Gus Sholah akan memberikan pendidikan, khususnya soal sejarah tokoh besar bangsa yang mendirikan dua Organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Gus Sholah menyebut generasi sekarang banyak yang tidak mengenal kedua tokoh sentral ini. Untuk itu langkah membuat film ini bagi Gus Sholah sangat tepat.
“Saya menyambut positif film ini. Semoga dapat memberikan manfaat baik bagi umat Islam maupun Bangsa Indonesia. Semoga prosesnya lancar,” ucap cucu KH. Hasyim Asy’ari itu di depan para awak media di gedung pengurus Pusat Muhammadiyah Yogyakarta pada Rabu (24/7/19).
Bagi Gus Sholah dua tokoh ini merupakan dua di antara empat tokoh raksasa umat Islam Indonesia. Dua yang lain yaitu Haji Oemar Said Cokroaminoto dan H. Agus Salim. Dengan memperkenalkan tokoh-tokoh itu dalam film, Gus Sholah berharap masyarakat bisa mengetahui lebih dalam dan lebih dekat dengan uswah hasanah mereka.
Gus Sholah juga mengutarakan alasan lain mendukung film ini, yaitu adanya Rumah Produksi Tebuireng yang sudah memproduksi dua film.
“Kami juga kebetulan sedang belajar untuk membuat film. Sebelumnya sudah buat dua film. Ini film ketiga. Itu untuk mengaktualiasisaikan pemberian Allah berubah bakat,” lanjut kiai 77 tahun itu.
Syuting film ini akan dilaksanakan pada pertengahan Agustus 2019 dan rencananya akan ditayangkan pada Oktober 2019. Film ini bercerita tentang perjuangan KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan dalam merubah tatanan masyarakat dan perjuangan kebangsaan dan diproyeksikan menjadi tontonan yang memberikan tuntunan.
Pewarta: Aros
Publisher: RZ
“Jejak Langkah 2 Ulama” Kedepankan Islam yang Menyejukkan
24 July, 2019 WIB
klik suara muhammadiyah

“Jejak Langkah 2 Ulama” merupakan film yang mengangkat ketokohan dua ulama besar Indonesia. yaitu pendiri organisasi Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri organisasi Nahdhatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’Ari. “Keduanya memiliki peran dan pengaruh yang besar terhadap corak Islam di Indonesia yang damai, sejuk, dan toleran, cerminan dari ajaran Islam rahmatan lil ‘alamiin,” terang Sukriyanto AR Ketua Lembaga Seni dan Budaya (LSBO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang juga inisiator ide di balik film ini.
Film jejak langkah 2 ulama ini adalah buah karya kerjasama antara LSBO PP Muhammadiyah dengan Pondok Pesantren (ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Salahuddin Wahid Pengasuh ponpes Tebuireng dalam press conference film ini, Rabu (24/07) di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta menyampikan, dua tokoh yang akan diangkat dalam film tersebut merupakan dua diantara empat raksasa umat Islam pada zamannya. Keempatnya, sebut Gus Solah (panggilan akrab Salahuddin Wahid) selain Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari, ialah Umar Said Cokroaminoto dan Agus Salim. “Nama-nama ini adalah tokoh yang luar biasa. Karenanya perlu dan penting dikenalkan kepada masyarakat, supaya masyarakat mengenal lebih dalam dan lebih dekat, dan bisa meneladani sebagai uswah hasanah (panutan),” ucapnya.
Mengawali press conference tersebut, Sukriyanto menceritakan, bahwa ide pembuatan film ini bermula dari kegelisahannya terhadap kondisi Indonesia kekinian. Di mana akhir-akhir ini banyak tindak kekerasan, aksi terorisme, hingga saling caci-maki yang mengatasnakan Islam. Padahal baginya, Islam itu mengajarkan kebaikan dan mengajarkan kedamaian, agama rahmatan lil ‘alamiin yang ketika berbicara saja harus beretika. “Karena saya suka sejarah kemudian saya melihat kepada kedua organisasi besar Islam di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan NU. Di mana kedua organisasi itu didirikan oleh dua tokoh yang sangat luar biasa. Dari situlah kemudian muncul ide untuk membuat film ini,” cerita Sukriyanto.
Sedang menurut Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah Haedar Nashir, film ini penting untuk dijadikan proyeksi dari simbolisasi kehadiran kedua tokoh tersebut untuk generasi hari ini dan generasi ke depan. Kedua tokoh ini, baik Kiai Hasyim Asy’ari maupun Kiai Haji Ahmad Dahlan, Haedar mengatakan, sepulangnya dari Makkah dan kembali ke tanah air sama-sama melakukan pembaharuan (tajdid). Kiai Hasyim Asy’ari pulang ke Jombang dengan mendirikan sekaligus melakukan pembaharuan pada dunia pesantren, sedang pembaharuan serupa juga dilakukan KH Ahmad Dahlan di tanah Yogyakarta. “Walau melakukan pembaharuan, cara keduannya merespon reaksi dari umat yang belum siap itu dengan mata air dan telaga, menyejukkan, mendamaikan, dan menyegarkan,” ucapnya.
Dalam konteks kebangsaan, lanjut Ketum PP Muhammadiyah tersebut, kiprah kedua tokoh pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia ini juga luar biasa. Kiai Hasyim terlibat banyak dalam pergerakkan kebangsaan dan Kiai Dahlan ikut membentuk orientasi isu-isu kebangsaan terhadap tokoh-tokoh pergerakan saat itu. Di antaranya ada Sukarno dan Agus Salim yang mengaku terinspirasi dari pemikiran Ahmad Dahlan.
Di akhir sesi, Sukriyanto menegaskan, bahwa film ini benar-benar dibuat oleh LSBO PP Muhammadiyah dan Ponpes Tebuireng. “Jadi semua pekerja sampai pemainnya diambil dari kader-kader Muhammadiyah dan NU. Kita tidak ingin mengandalkan orang lain, karena kami percaya bahwa kami mampu,” tutur Sukriyanto.
Turut hadir dalam press conference siang tersebut Ketum PP ‘Aisyiyah Siti Noor Djannah Djohantini, Ketua PP Muhammadiyah Busyo Muqoddas, dan Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto.(gsh).
doa
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allaahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa] “Ya Allah, aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib dan amalan yang diterima”
(HR. Ibnu Majah no. 925, shahih)
Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).
surat 20 Ta-Ha ayat 114
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا
katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku."
Dalam sebuah hadits di sebutkan ;
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ جَاءَهُ أَجَلُهُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْم لَقِىَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّيْنَ إِلَّا دَرَجَةُ النُّبُوَّةِ.
Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa yang kedatangan ajal, sedang ia masih menuntut ilmu, maka ia akan bertemu dengan Allah di mana tidak ada jarak antara dia dan antara para Nabi, kecuali satu derajat kenabian.” (HR. Thabarani)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِى هَذَا وَمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الأَقْصَى
“Janganlah bersengaja melakukan perjalanan dengan sengaja (dalam rangka ibadah dan tujuan safarnya adalah tempatnya) kecuali ke tiga masjid: masjidku ini (masjid Nabawi), masjidil Haram dan Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari, no. 1189 dan Muslim, no. 1397).
Dari ‘Umar bin Al Khottob, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, mkaa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻗﺎﻝ: «ﺇﻥ اﻹﻳﻤﺎﻥ ﻟﻴﺄﺭﺯ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻛﻤﺎ ﺗﺄﺭﺯ اﻟﺤﻴﺔ ﺇﻟﻰ ﺟﺤﺮﻫﺎ»
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: "Sesungguhnya iman akan berkumpul di Madinah, seperti ular berkumpul di dalam lubangnya" (HR Bukhari Bab Fadlail Madinah)
*
xxx
doa
19. surat 14 ibrahim 40
20. surat 14 ibrahim 41
Dari ‘Umar bin Al Khottob, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, mkaa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907).
*
ASAL RASULULLAH MUHAMMAD SAW DITURUNKAN KE MEKKAH ADALAH UNTUK MEMPERBAIKI AKHLAK MANUSIA.
SAUDI ARABIA DULUNYA ADALAH ARAB JAHILIAH, DAN MUNGKIN ZAMAN JAHILIAH AKAN TERULANG KEMBALI SAAT INI.
OLEH KARENA ITU, WASPADALAH DAN BERHATI-HATI KETIKA BERMUKIM DI ARAB SAUDI.
*
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk mengajak manusia agar beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja dan memperbaiki akhlak manusia.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”[3]
Sesungguhnya antara akhlak dengan ‘aqidah terdapat hubungan yang sangat kuat sekali.
Karena akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim berarti semakin kuat imannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ.
“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling baik di antara mereka, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada isteri-isterinya.” [4]
Akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan. Pemiliknya sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akhlak yang baik adalah salah satu penyebab seseorang untuk dapat masuk Surga.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ.
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.”[5]
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pula:
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقاً…
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat majelisnya denganku pada hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya…”[6]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk Surga, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ، وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ؟ فَقَالَ: اَلْفَمُ وَالْفَرْجُ.
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Dan ketika ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk Neraka, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Lidah dan kemaluan.”[7]
Ahlus Sunnah juga memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, menganjurkan untuk bersilaturrahim, serta berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan Ibnu Sabil[8].
Mereka (Ahlus Sunnah) melarang dari berbuat sombong, angkuh, dan zhalim[9].
Mereka memerintahkan untuk berakhlak yang mulia dan melarang dari akhlak yang hina.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا.
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah/hina.”[10]
Sungguh akhlak yang mulia itu meninggikan derajat seseorang di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ.
“Sesungguhnya seorang Mukmin dengan akhlaknya yang baik, akan mencapai derajat orang yang shaum (puasa) di siang hari dan shalat di tengah malam.”[11]
Akhlak yang mulia dapat menambah umur dan menjadikan rumah makmur, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
…وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَحُسْنُ الْجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدِّيَارَ وَيَزِيْدَانِ فِي اْلأَعْمَارِ.
“… Akhlak yang baik dan bertetangga yang baik keduanya menjadikan rumah makmur dan menambah umur.”[12]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah sebutkan dalam firman-Nya:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar mempunyai akhlak yang agung.” [Al-Qalam/68: 4]
Hal ini sesuai dengan penuturan ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقاً.
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya.”[13]
Begitu pula para Sahabat Radhiyallahu anhum, mereka adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan di antara akhlak Salafush Shalih Radhiyallahu anhum, yaitu:
1. Ikhlas dalam ilmu dan amal serta takut dari riya’.
2. Jujur dalam segala hal dan menjauhkan dari sifat dusta.
3. Bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah dan tidak khianat.
4. Menjunjung tinggi hak-hak Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
5. Berusaha meninggalkan segala bentuk kemunafikan.
6. Lembut hatinya, banyak mengingat mati dan akhirat serta takut terhadap akhir kehidupan yang jelek (su’ul khatimah).
7. Banyak berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, dan tidak berbicara yang sia-sia.
8. Tawadhdhu’ (rendah hati) dan tidak sombong.
9. Banyak bertaubat, beristighfar (mohon ampun) kepada Allah, baik siang maupun malam.
10. Bersungguh-sungguh dalam bertaqwa dan tidak mengaku-ngaku sebagai orang yang bertaqwa, serta senantiasa takut kepada Allah.
11. Sibuk dengan aib diri sendiri dan tidak sibuk dengan aib orang lain serta selalu menutupi aib orang lain.
12. Senantiasa menjaga lisan mereka, tidak suka ghibah (tidak menggunjing sesama Muslim).
13. Pemalu.[14]
Malu adalah akhlak Islam, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقاً وَخُلُقُ اْلإِسْلاَمِ الْحَيَاءُ.
“Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak dan akhlak Islam adalah malu.”[15]
Begitu juga sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اَلْحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْرٍ.
“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata.” [16]
14. Banyak memaafkan dan sabar kepada orang yang menyakitinya.
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” [Al-A’raaf/7: 199]
15. Banyak bershadaqah, dermawan, menolong orang-orang yang susah, tidak bakhil/tidak pelit.
16. Mendamaikan orang yang mempunyai sengketa.
17. Tidak hasad (dengki, iri), tidak berburuk sangka sesama Mukmin.
18. Berani dalam mengatakan kebenaran dan menyukainya.[17]
Itulah di antara akhlak Salafush Shalih, mereka adalah orang-orang yang mempunyai akhlak yang tinggi dan mulia serta dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Orang-orang yang mengikuti jejak mereka adalah orang-orang yang harus mempunyai akhlak yang mulia karena akhlak mempunyai hubungan yang erat dengan ‘aqidah dan manhaj.
Semoga kita diberikan taufiq oleh Allah Azza wa Jalla dan diberikan kekuatan untuk dapat meneladani akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya Radhiyallahu anhum.
Dan tidak boleh seseorang mengatakan: “Salaf itu tidak berakhlak.” Kalimat ini merupakan celaan terhadap generasi yang terbaik dari ummat ini. Adapun kesalahan dari akhlak tiap individu, maka tidak ada seorang manusia pun yang ma’shum kecuali Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M]
_______
Footnote
[1] Lihat QS Al-Baqarah/2: 83, al-Isra’/17: 53, an-Nuur/24: 27, 28, 58, dan yang lainnya.
[2] Lihat di antaranya dalam QS. an-Nisaa/4: 31, al-Hujurat/49: 11.
[3] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273 (Shahiihul Adabil Mufrad no. 207), Ahmad (II/381), dan al-Hakim (II/613), dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 45).
[4] HR. At-Tirmidzi (no. 1162), Ahmad (II/250, 472), Ibnu Hibban (at-Ta’liqaatul Hisaan ‘alaa Shahiih Ibni Hibban no. 4164). Lafazh awalnya diriwayatkan juga oleh Abu Dawud (no. 4682), al-Hakim (I/3), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”
[5] HR. At-Tirmidzi (no. 2002) dan Ibnu Hibban (no. 1920, al-Mawaarid), dari Sahabat Abu Darda’ Radhiyallahu anhu. At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih.” Lafazh ini milik at-Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 876).
[6] HR. At-Tirmidzi (no. 2018), ia berkata: “Hadits hasan.” Hadits ini dari Sahabat Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu. Hadits ini ada beberapa syawahid (penguat), lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 791).
[7] HR. At-Tirmidzi (no. 2004), al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 289), Shahiihul Adabil Mufrad (no. 222), Ibnu Majah (no. 4246), Ahmad (II/291, 392, 442), Ibnu Hibban (no. 476, at-Ta’liiqaatul Hisaan ‘alaa Shahiih Ibni Hibban), al-Hakim (IV/324). At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih.” Dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
[8] Lihat An-Nisaa/4: 36.
[9] Lihat Al-Israa/17: 37; al-A’raaf/7: 36, 40; al-Anfaal/8: 47; Luqman/31:18; dan lainnya.
[10] HR. Al-Hakim (I/48), dari Sahabat Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu anhu. Dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Sha-hiihah (no. 1378).
[11] HR. Abu Dawud (no. 4798), Ibnu Hibban (no. 1927) dan al-Hakim (I/60) dari Aisyah Radhiyallahu anha. Dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi.
[12] HR. Ahmad (VI/159), dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma.
[13] HR. Al-Bukhari (no. 6203) dan Muslim (no. 2150, 2310) dari Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu.
[14] Malu adalah akhlak yang mulia, yang tumbuh untuk meninggalkan perkara-perkara yang jelek sehingga menghalangi dia dari perbuatan dosa dan maksiyat, serta mencegah dia dari melalaikan kewajiban memenuhi hak orang-orang yang mempunyai hak. Lihat al-Hayaa’ fii Dhau-il Qur-aan al-Kariim wal Ahaadiits ash-Shahiihah oleh Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaly, cet. Maktabah Ibnul Jauzi, th. 1408 H.
[15] HR. Ibnu Majah (no. 4181), Shahiih Ibni Majah (II/406 no. 3370), ath-Thabrani dalam Mu’jamush Shaghir (I/13-14, cet. Daarul Fikr), dari Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 940).
[16] HR. Al-Bukhari (no. 6117) dan Muslim (no. 37 (60)), dari Sahabat ‘Imran bin Husain Radhiyallahu anhu
[17] Diringkas dan disadur dari al-Wajiiz fii ‘Aqiidatis Salafish Shaalih (hal. 200-206) dan Min Akhlaaqis Salaf oleh Ahmad Farid, cet. Daarul ‘Aqiidah lit Turaats, th. 1412 H
*
(menjalin persatuan dan kesatuan, bangsa Indonesia/umat muslim Indonesia jangan mau dipecah belah)☺️
klik google drive
klik lagu bagus
Ta'awudz
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “
surat 3 Āli ‘Imrān ayat 102
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.
surat 3 Āli ‘Imrān ayat 103
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
surat 3 Āli ‘Imrān ayat 104
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
surat 3 Āli ‘Imrān ayat 105
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَاخْتَلَفُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْبَيِّنٰتُ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ۙ
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat,
surat 30 Ar-Rūm ayat 30
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
surat 30 Ar-Rūm ayat 31
۞ مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَاتَّقُوْهُ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَلَا تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ
dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
surat 30 Ar-Rūm ayat 32
مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شِيَعًا ۗ كُلُّ حِزْبٍۢ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.
Siapa yang berbuat demikian karena mencari rida Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.
surat 61 Aṣ-Ṣaff ayat 4
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Man Yansa Mahfudzot.
Sekedar mengingat hafalan yg musnah ditelan zaman.
1. مَنْ جَدَّ وَجَدَ
2. مَنْ سَارَ عَلَى الدَرْبِ وَصَلَ
3. مَن صَبَرَ ظَفِرَ
4. مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ
5. جَالِسْ أَهْلَ الصِدْقِ وَ الوَفَاءِ
6. مَوَدَّةُ الصَدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِيْقِ
7. وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَعَبِ
8. الصَبْرُ يُعِيْنُ عَلَى كُلِّ عَمَلٍ
9. جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا
10. اطْلَبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَحْدِ
11. بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
12. الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَهَبِ
13. العَقْلُ السَلِيْمُ فىِ الجِسْمِ السَلِيْمِ
14. خَيْرُ جَلِيْسٍ فىِ الزَمَانِ كِتَابٌ
15. مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
16. خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلَى الخَيْرِ
17. لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَاسُ كَالبَهَائِمِ
18. العِلْمُ فىِ الصِغَرِ كَالنَقْشِ عَلَى الحَجَرِ
19. لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ التِى مَضَتْ
20. تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا
21. العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَجَرِ بِلاَ ثَمَرٍ
22. الإِتِّحَادُ أَسَاسُ النَجَاحِ
23. لَا تَحْتَقِرْ مِسْكِيْنًا وَكُنْ لَهُ مُعِيْنًا
24. الشَرَفُ بِالأَدَبِ لَابِالنَسَبِ
25. سَلَامَةُ الإِنْسَانِ فِى حِفْظِ اللِّسَانِ
26. آدَبُ المَرْءِ خَيْرٌ مِنْ ذَهَبِهِ
27. سُوْءُ الخُلُقِ يُعْدِى
28. آفَةُ العِلْمِ النِّسْيَانُ
29. إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ
30. لَا تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَىءٍ مَزِيَّةٌ
31. اَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ
32. فَكِّرْ قَبْلَ أَنْ تَعْزِمَ
33. مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اِسْتَعَدَّ
34. مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً وَقَعَ فِيْهَا
35. عَدُوٌّ عَاقِلٌ خَيْرٌ مِنْ صَدِيْقٍ جَاهِلٍ
36. مَنْ كَثُرَ إِحْسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
37. اِجْهَدْ وَلَا تَكْسَلْ وَلَا تَكُ غَافِلًا # فَنَدَامَةُ العُقْبَى لِمَنْ يَتَكَاسَلُ
38. لَا تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلَى الغَدِ مَاتَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ
39. اُتْرُكِ الشَّرَّ يَتْرُكْكَ
40. خَيْرُ النَّاسِ اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَاَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
41. فِى التَّأَنِّى السَّلَامَةُ وَفِى العَجَلَةِ النَّدَامَةُ
42. ثَمْرَةُ التَفْرِيْطِ النَدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَلاَمَةُ
43. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ
44. فَجَزَاءُ سَيَّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
45. تَرْكُ الجَوَابِ عَلَى الجَاهِلَ جَوَابٌ
46. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
47. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الْكَاَةمُ
48. مَنْ طَلَبَ اَخًا بِلَا عَيْبٍ بَقِيَ بِلَا اَخٍ
49. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
50. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
51. خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَطُهَا
52. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
53. إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
54. لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلْ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلًا
55. لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِى قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلْ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
56. لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَاَامٍ جَوَابٌ
57. وَعَامِلِ النَّاسَ كَمَا تُحِبُّ أَنْ يُعَامِلُوْكَ
58. هَلَكَ اِمْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ
59. رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ
60. مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ
61. لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنَا إِنَّ الَجمَالَ جَمَالُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
62. لَا تَكُنْ رَطْبًا فَتُعْصَرَ وَلَا يَابِسًا فَتُكَسَّرَ
63. مَنْ اَعَانَكَ عَلَى الشَّرِّ ظَلَمَكَ
64. العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلًا
65. أَخِىْ لَنْ تَنَالُ العِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَ طُوْلُ زَمَانٍ
66. مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى
67. اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
68. النَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ
69. إِذَا كَثُرَ الـمَطْلُوْبُ قَلَّ الـمُسَاعِدُ
70. لَا خَيْرَ فِى لَذَّةٍ تَعْقِبُ نَدَمًا
71. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ
72. رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ
73. دَاوُوا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ
74. الكَاَِمُ يَنْفُذُ مَا لَا تَنْفُذُهُ الإِبَرُ
75. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَبًا
76. سِيْرَةُ الـمَرْءِ تُنْبِئُ عَنْ سَرِيْرَتِهِ
77. قِيْمَةُ الـمَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ
78. صَدِيْقُكَ مَنْ اَبْكَاكَ لَا مَنْ اَضْحَكَكَ
79. عَثْرَةُ القَدَمِ اَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ
80. خَيْرُ الكَاَُمِ مَا قَلَّ وَدَلَّ
81. كُلُّ شَيْءٍ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ إِلَّا الاَدَبُ
82. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ
83. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ يَكْفِيْهِ بِالإِشَارَةِ
84. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلَا تَنْظُرْ مَنْ قَالَ
85. الحَسُوْدُ لَا يَسُوْدُ
86. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا
*
INI BUKAN LAH HADITS, INI ADALAH KATA2 MUTIARA NASEHAT DARI PARA USTADZ DAN USTADZAH.
mohon maaf jika ada kesalahan dalam ejaan, penulisan, dan terjemahan.
1. Siapa bersungguh-sungguh dia berhasil.
2. Siapa berjalan pada relnya akan sampai.
3. Siapa bersabar berhasil.
4. Siapa sedikit kejujurannya, sedikit temannya.
5. Bergaullah dengan orang jujur dan menepati janji.
6. Kasih sayang teman tampak pada waktu kesempitan.
7. Tak ada kenikmatan kecuali setelah susah payah.
8. Kesabaran membantu atas setiap pekerjaan.
9. Coba dan perhatikan, kau akan jadi tahu.
10. Tuntutlah ilmu sejak buaian hingga liang lahat.
11. Telur hari ini lebih baik dari ayam besok hari.
12. Waktu itu lebih berharga daripada emas.
13. Pikiran yang sehat terdapat pada badan yang sehat.
14. Sebaik-baik teman duduk sepanjang waktu adalah buku.
15. Siapa menanam dia akan memetik.
16. Sebaik-baik kawan adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan.
17. Jika tak ada ilmu maka pasti manusia seperti binatang.
18. Pengetahuan pada waktu kecil seperti lukisan di atas batu.
19. Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.
20. Belajarlah pada waktku kecil dan amalkan dia saat kau besar.
21. Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tanpa buah.
22. Persatuan adalah dasar keberhasilan.
23. Jangan menghina orang miskin dan jadilah penolong baginya.
24. Kemuliaan itu dengan adab bukan karena keturunan.
25. Keselamatan manusia ada pada menjaga pembicaraannya.
26. Perilaku (baik) seseorang lebih baik dari emasnya.
27. Kejelekan perilaku itu menular.
28. Bencana pengetahuan adalah lupa.
29. Jika benar tekadnya maka akan jelas perjalanannya.
30. Jangan menghina orang yang lebih rendah darimu, karena setiap sesuatu memiliki kelebihan.
31. Perbaiki dirimu, maka akan baik kepadamu semua manusia.
32. Berpikirlah sebelum bertindak.
33. Siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan dia akan bersiap-siap.
34. Siapa menggali lobang akan terposok ke dalamnya.
35. Musuh yang cerdas lebih baik dari kawan yang bodoh.
36. Siapa yang banyak kebaikannya maka banyak sahabatnya.
37. Bersungguh-sungguhlah dan jangan malas dan jangan jadi lalai, karena penyesalan mendalam itu adalah milik mereka yang bermalas-malasan.
38. Jangan tunda pekerjaanmu hingga besok, apa yang dapat kau kerjakan hari ini.
39. Tinggalkannlah kejahatan itu, dia pasti meninggalkanmu.
40. Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik akhlaknya dan paling bermanfaat bagi manusia.
41. Dalam kehati-hatian ada keselamatan dan dalam ketergesa-gesaan ada penyesalan.
42. Buah dari penyia-nyiaan adalah penyesalan dan buah dari keteguhan adalah keselamatan.
43. Kasih sayang pada yang lemah termasuk akhlak yang mulia.
44. Balasan dari kejelekan adalah kejelakan yang setimpal.
45. Meninggalkan jawaban untuk orang bodoh adalah jawabannya.
46. Barang siapa yang manis tutur katanya banyak sahabatnya.
47. Jika sempurna akal seseorang maka sedikit bicaranya.
48. Barang siapa yang mencari kawan tanpa aib maka dia tetap tidak memiliki kawan.
49. Katakanlah yang benar meskipun pahit.
50. Sebaik-baik hartamu adalah yang memberikan manfaat bagimu.
51. Sebaik-baik perkara adalah pertengahan.
52. Setiap tempat ada kata-katanya (yg cocok) dan setiap kata-kata ada tempatnya (yg cocok).
53. Jika kamu tidak malu maka berbuatlah sekehendakmu.
54. Bukannya aib bagi mereka yang miskin, tapi aib itu milik mereka yang pelit.
55. Bukannya yatim itu yang telah mati orang tuanya, tapi yatim itu adalah yang tidak memiliki ilmu dan sopan santun.
56. Setiap pekerjaan ada balasannya dan setiap perkataan ada jawabannya.
57. Dan perlakukanlah manusia sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
58. Hancurlah seseorang yang tidak mengetahui kemampuannya.
59. Otak dari dosa adalah kebohongan.
60. Siapa yang menzalimi akan terzalimi.
61. Bukannya keindahan itu dengan pakaian yang menghiasi kita tapi keindahan itu adalah keindahan ilmu dan adab.
62. Jangan kamu lemah nanti kamu diperas dan jangan keras nanti kamu dipatahkan.
63. Barang siapa yang membantumu melakukakan kejelekan, dia menzalimimu.
64. Tindakan, membuat yang sulit menjadi mudah.
65. Saudaraku! Kamu tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam perkara, akan ku berikan perincian dengan jelas : Kecerdasan, Harta Benda, Ketamakan (haus akan keilmuan), Mempergauli Ustadz Kesungguhan Waktu yang panjang.
66. Barang siapa yang berhati-hati maka dia akan mendapatkan apa yang dia impikan.
67. Tuntutlah ilmu itu walaupun ke negeri Cina.
68. Kebersihan adalah bagian dari iman.
69. Jika perminataan terlalu banyak, sediki yang membantu.
70. Tak ada kebaikan pada kenikmatan yang diiringi penyesalan.
71. Mengatur pekerjaan akan menghemat setengah waktu.
72. Banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh seorang ibu.
73. Obatilah kemarahan itu dengan diam.
74. Perkataan itu menembus apa yang tak ditembus oleh jarum.
75. Tidak setiap yang berkilap itu adalah emas.
76. Tindak tanduk seseorang menunjukkan kepribadiannya.
77. Nilai seseorang sesuai dengan kebaikan yang dilakukannya.
78. Sahabatmu adalah yang membuatmu menangis bukan yang membuatmu tertawa.
79. Terpelesetnya kaki lebih aman dari terpelesetnya lidah.
80. Sebaik-baik kata adalah yang ringkas dan mengena.
81. Segala sesuatu jika kebanyakan akan murah kecuali sopan santun.
82. Awal kemarahan adalah kegilaan dan berakhir dengan penyesalan.
83. Budak itu dipukul dengan tongkat sedangkan orang yang merdeka itu cukup dengan isyarat.
84. Perhatikan apa yang dikatakan dan jangan perhatikan siapa yang mengatakan.
85. Pendengki tak akan bahagia.
86. Semua pekerjaan tergantung penghujungnya.
xxx
xxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
Xxxx
xxx
xxx
Xxxx
Xxxx
xxx
Xxxx




Tidak ada komentar:
Posting Komentar