- 57 adalah usia rata-rata dari para pemenang Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran.
Penemu Sistem Navigasi Otak Raih Nobel
Tanpa disadari otak manusia ternyata memiliki sistem navigasi yang baik. Hal itu dibuktikan oleh John O’Keefe, dan suami istri asal Norwegia May-Britt Moser dan Edvard Moser.
Otak, seperti halnya Global Positioning System (GPS), memiliki sistem navigasi yang memungkinkan manusia menciptakan sebuah peta dalam pikiran. Contohnya saat menginat parkir kendaraan, atau ketika mencari jalan pintas saat terjebak macet.
"Penemuan John O'Keefe, May-Britt Moser, dan Edvard Moser telah memecahkan masalah yang telah menyibukkan para filsuf dan ilmuwan selama berabad-abad, yakni bagaimana otak membuat peta ruang di sekitar kita dan bagaimana kita dapat menavigasi jalan melalui lingkungan yang kompleks," pernyataan Panitia Nobel.
Selain kemampuan navigasi, ketiga ilmuwan tersebut juga menemukan sel-sel otak yang terkait dengan penyakit Alzheimer, penyakit di mana sel-sel saraf di otak mati dan tidak dapat mengenali lingkungan mereka.
Penelitian itu sebenarnya sudah dilakukan cukup lama, tepatnya pada 1971. Saat itu O'Keefe komponen utama 'GPS' pada sel otak tikus laboratorium.
Sel otak yang disebut hippocampus itu terlihat aktif saat tikus berada di tempat yang berbeda, dari sini kemudian bisa dibuktikan bahwa ada sel dalam otak yang membentuk peta sebuah ruangan.
Temuan O'Keefe diperdalam, dan dilengkapi dengan hasil penelitian pasangan Mei-Britt dan Edvard Moser. Pada 2005 suami istri asal Norwegia itu menemukan komponen yang tak kalah penting pada sistem navigasi otak.
Mereka menemukan sel saraf yang disebut 'sel grid'. Sel inilah yang memunculkan titik-titik kordinat, dan terbentuklah sebuah lokasi dan sistem navigasi.
Temuan O'Keefe yang digabungkan dengan hasil penelitian Mei-Britt dan Edvard Moser membuktikan bahwa, sel otak manusia punya kemampuan menentukan titik kordinat dan sistem pembuatan peta yang canggih.
Penemu Sistem Navigasi Otak Terkejut Dapat Nobel
Ilmuwan Amerika Serikat yang tinggal di Inggris, John O’Keefe, serta pasangan suami istri asal Norwegia, Edward Moser dan May-Britt Moser, meraih Nobel Fisiologi atau Kedokteran 2014 atas penemuan mereka yang saling melengkapi tentang sistem navigasi otak dan memberi petunjuk bagaimana stroke dan Alzheimer mengganggu kesadaran lokasi.
Majelis Nobel mengumumkan hadiah ini di Karolinska Institute, Swedia, Senin (7/10). Anggota majelis Nobel serta profesor di Departemen Neurosains Karolinska Institute, Ole Kiehn, mengatakan bahwa ketiga ilmuwan ini telah menemukan sistem navigasi atau GPS otak yang memungkinkan manusia mengetahui posisi serta menemukan jalan.
Majelis mengatakan mereka memecahkan masalah selama berabad-abad; Bagaimana otak membuat peta ruang di sekitar kita dan bagaimana kita dapat menavigasi jalan melalui lingkungan yang kompleks.
Profesor di University College London, Uta Frith, berpendapat penemuan ini memungkinkan kita untuk memetakan pikiran. Temuan ini disebut Frith sebagai era baru dalam mengeksplorasi otak dan pikiran.
“Dia telah melakukan lebih dari temuan mekanisme saraf di otak. Ia telah menemukan mekanisme kognitif yang menjelaskan bagaimana manusia dan hewan lain menavigasinya,” ujarnya seperti dikutip dari Reuters.
O’Keffe mengaku terkejut ketika tahu ia menerima Nobel Fisiologi dan Kedokteran 2014. “Aku masih sangat kaget,” kata O’Keffe.
May-Brit memilih untuk menggelar pesta sampanye dengan kolega di kota Thondheim, Norwegia. Sementara suaminya, Edward, masih dalam perjalanan di pesawat menuju ke Munich, Jerman.
“Ini sangat luar bisaa. Saya langsung lompat, berteriak,” ujar May-Britt. “Saya sangat bangga dengan semua dukungan kepada kami. Orang-orang telah percaya pada kami, apa yang kami lakkukan dan sekarang ini adalah hadiahnya.”
Nobel Fisiologi atau Kedokteran merupakan satu dari lima penghargaan Nobel yang diadakan setiap tahun. Nobel diberikan pada mereka yang berprestasi di bidang ilmu pengetahuan, sastra dan perdamaian yang pertama kali diberikan pada 1901 sesuai kehendak ilmuwan sekaligus pengusaha Alfred Nobel dari Swedia.
Begini Cara Kerja Sistem Navigasi Otak
Nobel Fisiologi 2014 yang diraih oleh seorang ilmuwan Amerika Serikat berdomisili Inggris, John O'Keefe, serta pasangan suami istri asal Norwegia, Edvard Moser dan May-Britt Moser adalah sebagai bentuk penghargaan atas penemuan sistem navigasi otak yang dapat membantu penderita stroke dan Alzheimer. Seperti apa cara kerja GPS temuan ketiga jenius itu?
Sel-sel spasial yang terletak di otak manusia adalah salah satu yang terkena dampak Alzheimer dan bentuk lain dari penyakit demensia, kemudian menyebabkan kebanyakan dari mereka kehilangan arah atau jalan.
Setidaknya hal tersebut yang menjadi visi awal ketiga ilmuwan pemenang penghargaan Nobel 2014.
Sistem navigasi di dalam otak manusia ini bertujuan untuk mengaktifkan kembali satu set sel saraf spasial atau ‘place cells’. O'Keefe menyatakan bahwa sel-sel tersebut yang rerletak di bagian hippocampus, membentuk sebuah peta di dalam otak.
Sementara pasangan Moser mengungkapkan, mereka telah menemukan bagian yang berbeda dari otak yang bekerja seperti layaknya peta lautan. Jaringan sel-sel yang kemudian disebut ‘grid cells’ mirip dengan garis bujur dan garis lintang yang dapat membantu otak untuk menentukan jarak dan navigasi.
Seorang dokter yang bekerja dengan O'Keefe selama 10 tahun di University of Durham, Colin Lever, sempat menyampaikan beberapa hal mengenai penemuan hebat ini.
“Place cells membantu kita memetakan jalan ke penjuru dunia, namun setidaknya pada manusia, sel tersebut membentuk bagian dari perancah spatiotemporal dalam otak yang mendukung memori otobiografi kita,” jelas Lever yang CNN kutip dari BBC, Selasa (7/10).
“Karya ini khususnya pada pemetaan sel spasial di bagian hippocampus membuahkan latar belakang untuk penemuan si grid cells tersebut,” sambungnya.
Sementara komite Nobel mengatakan terkait kemenangan ketiga ilmuwan tersebut, bahwa kombinasi dari place cells dan grid cells merupakan sistem penempatan atau navigasi yang komprehensif dari sebuah GPS di dalam otak.
“Pemahaman yang lebih baik dari mekanisme saraf yang mendasari memori spasial itu penting dan penemuan place cells dan grid cells telah menjadi lompatan besar untuk memajukan usaha ini,” ujar salah satu komite Nobel.
May-Britt mengaku sangat bangga dengan semua dukungan yang diberikan kepadanya.
“Orang-orang telah percaya pada kami, apa yang kami lakukan dan sekarang ini adalah hadiahnya,” ujarnya.
'GPS Otak', Apa Manfaatnya ?
Sistem navigasi otak atau GPS otak yang diteliti oleh John O’Keefe serta pasangan suami istri Edvard Moser dan May-Britt Moser, meraih penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran 2014, Senin (6/10). Temuan ini membantu memahami hilangnya kesadaran tentang lokasi yang menimpa pasien Alzheimer.
John O'Keefe, menemukan elemen pertama sistem navigasi itu pada 1971. Ia mengetahui adanya hippocampus, sel-sel saraf tertentu pada otak yang aktif saat tikus berada di suatu ruangan. Ada pertanda sel-sel yang aktif ini mampu menyimpulkan tempat tertentu di sekitarnya.
Hippocampus merupakan bagian dari otak besar. Manusia memiliki dua hippocampus di kanan dan kiri otak. Ia berfungsi untuk mengingat sesuatu dan navigasi ruangan.
Pada penyakit Alzheimer, hippocampus merupakan bagian otak yang pertama diserang dan jika parah bakal mengalami kerusakan. Ini membuat pasien sulit mengingat dan kehilangan orientasi arah.
O’Keefe, yang kini menjabat sebagai direktur Pusat Sirkuit Saraf dan Perilaku di University College London, menyimpulkan bahwa otak adalah kumpulan sel yang membentuk peta ruang.
Pada 1996, Edvard Moser dan May-Britt Moser, yang sudah menikah, bekerja dengan O’Keefe untuk memahami aktivitas sel-sel di hippocampus.
Pada 2005, pasangan suami istri ini berhasil melengkapi dengan menemukan faktor lain dari komponen sistem posisi otak. Mereka mengidentifikasi tipe sel saraf yang disebut sel jaringan yang membangkitkan sistem koordinat dan memungkinkan perilaku memposisikan dan menemukan jalan yang tepat.
Sehingga, manusia dan hewan lain mampu mengenali arah, ke mana mereka akan pergi, dan mengenali batas-batas ruang. Temuan ketiga ilmuwan ini membuka gerbang pemahaman mengapa pasien Alzheimer mengalami hilang memori dan hilang orientasi arah.
Majelis Nobel mengatakan mereka memecahkan masalah selama berabad-abad; Bagaimana otak membuat peta ruang di sekitar kita dan bagaimana kita dapat menavigasi jalan melalui lingkungan yang kompleks.
Anggota Majelis Nobel, Ole Kiehn, mengatakan temuan ini menunjukkan bagaimana manusia tahu di mana ia berada, bagaimana manusia menemukan jalan dari satu tempat ke tempat lain dan bagaimana manusia menyimpan informasi itu.
“Kemampuan mengetahui di mana kita berada dan bagaimana kita menemukan jalan sangat penting bagi keberadaan manusia,” ujar Kiehn.
Kepala Fisiologi dan Ilmu Saraf di University of Cambridge, Bill Harris, berpendapat bahwa pekerjaan ilmuwan ini “tidak hanya merevolusi pemahaman tentang teka-teki menakjubkan (otak), tetapi juga membuka pintu masalah memori dan bagaimana kita belajar dan mengingat rute navigasi, bahkan mengingat mimpi saat tidur.”
Majelis Nobel menganugerahi ketiga ilmuwan dengan hadiah 8 juta crown Swedia atau sekitar US$ 1,1 juta.
O’Keffe mengaku terkejut ketika tahu ia menerima Nobel Fisiologi atau Kedokteran 2014. May-Brit memilih untuk menggelar pesta sampanye dengan kolega di kota Thondheim, Norwegia. Sementara suaminya, Edvard, masih dalam perjalanan di pesawat menuju Munich, Jerman.
“Ini sangat luar biasa. Saya langsung lompat, berteriak,” ujar May-Britt. “Saya sangat bangga dengan semua dukungan kepada kami. Orang-orang telah percaya pada kami, apa yang kami lakkukan dan sekarang ini adalah hadiahnya.”
Nobel Fisiologi dan Kedokteran merupakan satu dari lima penghargaan Nobel yang diadakan setiap tahun. Penghargaan Nobel diberikan pada mereka yang berprestasi di bidang ilmu pengetahuan, sastra dan perdamaian yang pertama kali diberika pada 1901 sesuai kehendak ilmuwan sekaligus pengusaha Alfred Nobel dari Swedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar