klik sayangi bumi maka akan disayang langitan

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

(HR. Abu Dawud, dinyatakan sahih oleh al-Albani)

*

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

surat (30) ar rum ayat 41

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ (٤١)

surat (5) al maa'idah ayat 32

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ (٣٢)

surat 4 An Nisa' ayat 114

لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلٰحٍۢ بَيْنَ النَّاسِ  ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

surat 3 Āli 'Imrān ayat 104

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

*

klik nasehat

klik emak

*

Selasa, 07 April 2020

punokawan

klik nasehat

semakin merapat ke para #guru, alim #ulama, #kyai, #ustad dan #ustadzah

#merapat untuk #mengaji, bukan untuk #mempersekusi

#salamlestari 😢


#sayangi #bumi maka akan #disayang #langitan




*****

Punokawan


klik pinterest




*****

Filosofi Semar-Gareng-Petruk-Bagong (Punakawan) dlm Pewayangan dalam Bahasa Arab

by Sunan Kalijaga


Fitrahnya :

Seorang manusia akan berhasil dalam hidup yang paripurna dan
mencapai cita-cita ideal jika didasari oleh:

Pikiran jernih (cipta), 
Hati tulus (rasa), 
Tekad bulat (karsa), dan 
Mau bekerja keras (karya).

Lambangnya:

Cipta oleh Semar 
Rasa oleh Gareng
Karsa oleh Petruk dan 
Karya oleh Bagong


Semar

Nama tokoh ini berasal dari Bahasa Arab Ismar atau Syimar. 

Dalam lidah Jawa kata "Is-" biasanya dibaca "Se-". Misalnya, Istambul menjadi Setambul. 

Ismar berarti paku. Oleh karenanya tokoh ini dijadikan pengokoh (paku) terhadap semua kebenaran yang ada atau sebagai rujukan dalam mencari kebenaran terhadap segala masalah. 

Agama adalah pengokoh /pedoman hidup manusia. Jadi, Semar juga adalah simbolisasi dari agama sebagai prinsip hidup setiap umat beragama.

Nala Gareng

Diadaptasi dari Bahasa Arab Naala Qariin atau Nala Khairan. 

Lidah Jawa melafadzkan kata Naala Qariin menjadi "Nala Gareng". 

Kata ini berarti memperoleh banyak teman. Ini sesuai dengan dakwah para Aulia sebagai Juru Dakwah untuk memperoleh sebanyak-banyaknya teman (umat) agar kembali ke jalan Allah SWT dengan sikap arif, toleran dan harapan yang baik.

Petruk

Diadaptasi dari Bahasa Arab Fatruki. Kata ini merupakan kata pangkal dari sebuah wejangan (petuah) tasawuf yang berbunyi, _"Fat-ruk kulla maa siwalLaahi"_ , yang artinya: "tinggalkan semua apapun yang selain Allah". 

Wejangan tersebut kemudian menjadi watak para Aulia dan Mubaligh. 

Petruk juga sering disebut "Kanthong Bolong", artinya kantong yang berlubang. Maknanya, setiap manusia harus menzakatkan hartanya dan menyerahkan jiwa raganya kepada Allah SWT secara ikhlas, layaknya berlubangnya kantong yang tanpa penghalang.

Bagong

Berasal dari kata Baghaa atau Bagho yang berarti berontak, yaitu berontak terhadap kebathilan dan keangkara-murkaan.

Secara utuh dan satu kesatuan, kalau kata-kata tersebut digabung jadilah,

“Syimar Khairan, Fatruki Bagho” yang berarti “Sebarkan Kebaikan, Jauhi Kejelekan"

*****

Filosofi Punokawan dalam Bahasa Jawa

SEMAR

Secara harafiah berarti : Sang Penuntun Makna Kehidupan. 

Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya. Dari kata Bebadra ( Membangun sarana dari dasar ) dan Naya atau Nayaka ( Utusan mangrasul ). 

Arti Badranaya : Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia

Tentang Semar

a. Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. 

Maknanya : "Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tunggal". Sedang tangan kirinya bermakna "berserah total dan mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik".

b. Rambut semar "kuncung" (jarwadasa/pribahasa jawa kuno) maknanya hendak mengatakan :

akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan. Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi.

c. Semar barjalan menghadap keatas maknanya : "dalam perjalanan anak manusia

perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ) yang maha pengasih serta penyayang umat".

Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia) agar memayuhayuning bawono : menegakan keadilan dan kebenaran di bumi.

Ciri sosok semar :

- Semar berkuncung seperti kanak kanak,namun juga berwajah sangat tua

- Semar tertawannya selalu diakhiri nada tangisan

- Semar berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa

- Semar berprofil berdiri sekaligus jongkok

- Semar tak pernah menyuruh namun memberikan konsekwensi  atas nasehatnya

Dikalangan spiritual Jawa ,Tokoh wayang Semar ternyata dipandang bukan sebagai fakta historis, tetapi lebih bersifat mitologi dan symbolis tentang KeEsa-an, yaitu: 

Suatu lambang dari pengejawantahan ekspresi, persepsi dan pengertian tentang Illahi yang menunjukkan pada konsepsi spiritual. Pengertian ini tidak lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa sejak jaman prasejarah adalah Relegius dan ber keTuhan-an yang Maha Esa.

GARENG

Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. Gareng adalah anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah : 

Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi ). Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit). Nala Gareng (artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik).

Ciri fisik Gareng :

a. Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.

b. Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.

c. Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.

Tentang Gareng

Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. 

Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng.

Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. 

Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. 

Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.

Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. 

Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut, sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. 

Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola, Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.

Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. 

Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.

Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :

a. Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.

b. Manusia wajib saling mengingatkan.

c. Jangan suka merampas hak orang lain.

d. Cintailah saudaramu dengan setulus hati.

e. Kalau bertindak harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

PETRUK

Petruk adalah anak Gandarwa (sebangsa jin), menjadi anak angkat kedua Semar setelah Gareng.Nama lain Petruk adalah Kanthong Bolong, artinya suka berdema. Petruk paling pandai dan pintar bicara daripada 2 saudaranya (Gareng dan Bagong).

Petruk tinggal di Pecuk Pecukilan. Ia mempunyai satu anak yaitu Bambang Lengkung Kusuma (seorang yang tampan). Sedangkan istrinya bernama Dewi Undanawati.

Sebagai punakawan Petruk selalu menghibur tuannya ketika dalam kesusahaan menerima cobaan, mengingatkan ketika lupa, membela ketika teraniaya. 

Intinya bisa momong (bisa mengasuh), momot (dapat memuat segala keluhan tuannya, dapat merahasiakan masalah.), momor (tidak sakit hati ketika dikritik dan tidak mudah bangga kalau disanjung.), mursid (pintar sebagai abdi, mengetahui kehendak tuannya) dan murakabi (bermanfaat bagi sesama).

Tentang Petruk

Pada suatu waktu Pandawa kehilangan jimat Kalimasada. kehilangan jimat ini artinya Pandawa lumpuh karena hilang kebijaksanaan dan kemakmuran, keangkaramurkaan timbul dimana-mana. Jimat ini dicuri oleh Mustakaweni. 

Mengetahui hal itu Bambang Irawan dan Bambang Priyambodo (anak Arjuna) dengan disertai Petruk berusaha merebut jimat tersebut dari tangan Mustakaweni. Akhirnya jimat tersebut berhasil direbut dan dititipkan kepada Petruk.

Sementara itu ternyata Adipati Karna juga berhasrat memiliki jimat tersebut. petruk ditusuk dengan keris pusaka yang ampuh yaitu Kyai Jalak, Petrukpun mati seketika. Atas kesaktian ayahnya (Gandarwa) Petruk dihidupkan lagi. Kemudian ayahnya tersebut ingin menolong Petruk dengan berubah wujud menjadi Duryudana. 

ketika Karna bertemu Duryudana jimat kalimasada diserahkan kepadanya. Betapa terkejutnya Karna mengetahui telah diperdaya oleh Gandarwa. Akhirnya jimat tersebut oleh Gandarwa diserahkan kembali kepada Petruk, dan dia menasehati kalau menghadapi musuh Petruk harus hati-hati dan jimat tersebut diminta untuk diletakkan di atas kepalanya. 

Ternyata setelah jimat tersebut diterapkan sesuai anjuran ayahnya Petruk menjadi sangat sakti, tidak mempan senjata apapun. Karna-pun dapat dikalahkannya.Tak terasa akhirnya Petruk terpisah dengan tuannya Bambang Irawan. 

Petrukpun mengembara, semua negara ditakhlukkannya termasuk negara Ngrancang Kencana. Petruk menjadi raja disana dan bergelar Prabu Wel Keduwelbeh. Sedangkan raja yang asli menjadi bawahannya. Begitulah ketika Punakawan kalau sudah mengeluarkan kesaktiannya tidak ada manusiapun yang dapat menandinginya.

Ketika akan mewisuda dirinya, semua raja negara bawahan yang ditaklukkannya hadir termasuk Astina. Yang belum hanya Pandawa, Dwarawati, dan Mandura. Semula ketiga raja negar tersebut tidak mau hadir, tetapi setelah Pandawa dan Mandura dikalahkan akhirnya Raja Dwarawati (Prabu Kresna) menyerahkan hal ini kepada Semar. Oleh Semar Gareng dan Bagong diajukan sebagai wakil dari Dwarawati. 

Terjadilah peperangan yang sangat ramai antara Prabu Wel Keduwelbeh dengan Gareng dan Bagong, peperangan tidak segera berakhir karena belum ada yang menang dan belum ada yang kalah, sampai ketiganya berkeringat. Gareng dan Bagong akhirnya bisa mengenali bau keringat saudaranya Petruk dan yakin bahwa orang yang mengajak bertarung itu sesungguhnya adalah Petruk, maka mereka tidak lagi bertarung kesaktian tetapi malah diajak bercanda, berjoged bersama, dengan berbagai lagu dan tari. 

Wel Geduwelbeh merasa dirinya kembali ke habitatnya, lupa bahwa dia memakai pakaian kerajaan. Setelah ingat, ia segera lari meninggalkan Gareng dan Petruk. 

Wel Geduwlbeh dikejar oleh Gareng dan Bagong setelah tertangkap, sang prabu dipeluk dan digelitik oleh Bagong sampai Petruk kembali ke wujud aslinya.

Setelah terbuka semua Petruk ditanya oleh Kresna mengapa ia bertindak seperti itu. ia beralasan bahwa tindakan itu untuk mengingatkan tuannya bahwa segala perilaku harus diperhitungkan terlebih dahulu. 

Contohnya saat membangun candi Sapta Arga, kerajaan ditinggal kosong sehingga kehilangan jimat Kalimasada. Bambang Irawan jangan mudah percaya kepada siapa saja. Kalau diberi tugas sampai tuntas jangan dititipkan kepada siapapun. Setelah menjadi raja jangan sombong dan meremehkan rakyat kecil, karena rakyat kecil kalau sudah marah/ memberontak pimpinan bisa berantakan. 

Dengan cara inilah Petruk ingin menyadarkan tuannya, karena kalau secara terang-terangan pasti tidak dipercaya bahkan mungkin dimarahi.

Bagaimanapun Petruk merasa bersalah, kemudian ia minta maaf. Pandawapun akhirnya memaafkan Petruk dan dengan senang hati menerima nasihat Petruk.

Inti pendidikan budi pekerti yang bisa diambil dari cerita diatas :

a. Budi dan watak tidak dapat diukur dari penampilan/ fisik, tetapi dengan perilaku nyata.

b. Bawahan harus setia pada atasan

c. Mengerjakan tugas hingga tuntas dan diusahakan berhasil dengan baik

d. Jangan merebut hak dan milik orang lain

e. Semua tindakan harus dengan penuh perhitungan, jangan ceroboh dan tergesa-gesa mengambil keputusan.

f. milikilah watak momong, momot, momor,mursid, dan murakabi

g. Kalau sudah mulia jangan terlena

h. Kalau salah harus berani mengakui dan meminta maaf

BAGONG

Bagong adalah anak angkat ketiga Semar. Dia adik Gareng dan Petruk. Diceritakan ketika itu Gareng dan Petruk minta dicarikan teman, 

sanghyang Tunggal bersabda :"Ketahuilah bahwa temanmu adalah bayanganmu sendiri." Seketika itu bayangan berubah menjadi manusia dan selanjutnya diberi nama Bagong.

Tentang Bagong

Ciri – ciri Bagong :

a. Bagong berbadan pendek, gemuk seperti semar tetapi mata dan mulut lebar.

b. Ia memiliki watak banyak bercanda, pintar membuat lelucon, bahkan terkadang saking lucunya menjadi menjengkelkan.

c. Beradat lancang, tetapi jujur, dan juga sakti. Kalau menjalankan tugas terkadang tergesa-gesa kurang perhitungan.

d. Bagong bersuara besar dan kedengaran agak kendor di leher.

Ada yang mengatakan kalau Bagong berasal dari kata Baghoo (bahasa Arab) yang artinya senang membangkang/ menentang, tidak mudah menurut atau percaya pada nasihat orang lain. 

Ini juga menjadi nasihat pada tuannya bahwa manusia didunia ini mempunyai watak yang bermacam-macam dan perlu diperhatikan dan diwaspadai dari watak dan karakter masing - masing watak tersebut.

Inti pendidikan dan budi pekerti :

a. Hidup ini perlu hiburan

b. Setiap tindakan jangan tergesa-gesa dalam pelaksanaannya, harus diperhitungkan terlebih dahulu, minimal dampak negatif dan positif yang akan timbul akibat dari perbuatan kita.

c. Pelajari berbagai macam watak/ karakter manusia agar kita bisa hidup bermasyarakat dengan baik.

d. kejujuran modal utama dalam bermasyarakat, tanpa itu kita akan dijauhi oleh orang lain.

*

Man Yansa Mahfudzot.

Sekedar mengingat hafalan yg musnah ditelan zaman.

1. مَنْ جَدَّ وَجَدَ

2. مَنْ سَارَ عَلَى الدَرْبِ وَصَلَ

3. مَن صَبَرَ ظَفِرَ

4. مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ

5. جَالِسْ أَهْلَ الصِدْقِ وَ الوَفَاءِ

6. مَوَدَّةُ الصَدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِيْقِ

7. وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَعَبِ

8. الصَبْرُ يُعِيْنُ عَلَى كُلِّ عَمَلٍ

9. جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا

10. اطْلَبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَحْدِ

11. بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ

12. الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَهَبِ

13. العَقْلُ السَلِيْمُ فىِ الجِسْمِ السَلِيْمِ

14. خَيْرُ جَلِيْسٍ فىِ الزَمَانِ كِتَابٌ

15. مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ

16. خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلَى الخَيْرِ

17. لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَاسُ كَالبَهَائِمِ

18. العِلْمُ فىِ الصِغَرِ كَالنَقْشِ عَلَى الحَجَرِ

19. لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ التِى مَضَتْ

20. تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا

21. العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَجَرِ بِلاَ ثَمَرٍ

22. الإِتِّحَادُ أَسَاسُ النَجَاحِ

23. لَا تَحْتَقِرْ مِسْكِيْنًا وَكُنْ لَهُ مُعِيْنًا

24. الشَرَفُ بِالأَدَبِ لَابِالنَسَبِ

25. سَلَامَةُ الإِنْسَانِ فِى حِفْظِ اللِّسَانِ

26. آدَبُ المَرْءِ خَيْرٌ مِنْ ذَهَبِهِ

27. سُوْءُ الخُلُقِ يُعْدِى

28. آفَةُ العِلْمِ النِّسْيَانُ

29. إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ

30. لَا تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَىءٍ مَزِيَّةٌ

31. اَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ

32. فَكِّرْ قَبْلَ أَنْ تَعْزِمَ

33. مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اِسْتَعَدَّ

34. مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً وَقَعَ فِيْهَا

35. عَدُوٌّ عَاقِلٌ خَيْرٌ مِنْ صَدِيْقٍ جَاهِلٍ

36. مَنْ كَثُرَ إِحْسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ

37. اِجْهَدْ وَلَا تَكْسَلْ وَلَا تَكُ غَافِلًا # فَنَدَامَةُ العُقْبَى لِمَنْ يَتَكَاسَلُ

38. لَا تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلَى الغَدِ مَاتَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ

39. اُتْرُكِ الشَّرَّ يَتْرُكْكَ

40. خَيْرُ النَّاسِ اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَاَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

41. فِى التَّأَنِّى السَّلَامَةُ وَفِى العَجَلَةِ النَّدَامَةُ

42. ثَمْرَةُ التَفْرِيْطِ النَدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَلاَمَةُ

43. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ

44. فَجَزَاءُ سَيَّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا

45. تَرْكُ الجَوَابِ عَلَى الجَاهِلَ جَوَابٌ

46. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ

47. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الْكَاَةمُ

48. مَنْ طَلَبَ اَخًا بِلَا عَيْبٍ بَقِيَ بِلَا اَخٍ

49. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا

50. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ

51. خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَطُهَا

52. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ

53. إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

54. لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلْ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلًا

55. لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِى قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلْ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ

56. لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَاَامٍ جَوَابٌ

57. وَعَامِلِ النَّاسَ كَمَا تُحِبُّ أَنْ يُعَامِلُوْكَ

58. هَلَكَ اِمْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ

59. رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ

60. مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ

61. لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنَا إِنَّ الَجمَالَ جَمَالُ العِلْمِ وَالأَدَبِ

62. لَا تَكُنْ رَطْبًا فَتُعْصَرَ وَلَا يَابِسًا فَتُكَسَّرَ

63. مَنْ اَعَانَكَ عَلَى الشَّرِّ ظَلَمَكَ

64. العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلًا

65. أَخِىْ لَنْ تَنَالُ العِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَ طُوْلُ زَمَانٍ

66. مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى

67. اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ

68. النَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ

69. إِذَا كَثُرَ الـمَطْلُوْبُ قَلَّ الـمُسَاعِدُ

70. لَا خَيْرَ فِى لَذَّةٍ تَعْقِبُ نَدَمًا

71. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ

72. رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ

73. دَاوُوا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ

74. الكَاَِمُ يَنْفُذُ مَا لَا تَنْفُذُهُ الإِبَرُ

75. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَبًا

76. سِيْرَةُ الـمَرْءِ تُنْبِئُ عَنْ سَرِيْرَتِهِ

77. قِيْمَةُ الـمَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ

78. صَدِيْقُكَ مَنْ اَبْكَاكَ لَا مَنْ اَضْحَكَكَ

79. عَثْرَةُ القَدَمِ اَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ

80. خَيْرُ الكَاَُمِ مَا قَلَّ وَدَلَّ

81. كُلُّ شَيْءٍ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ إِلَّا الاَدَبُ

82. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ

83. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ يَكْفِيْهِ بِالإِشَارَةِ

84. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلَا تَنْظُرْ مَنْ قَالَ

85. الحَسُوْدُ لَا يَسُوْدُ

86. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا

*

INI BUKAN LAH HADITS, INI ADALAH KATA2 MUTIARA NASEHAT DARI PARA USTADZ DAN USTADZAH.

mohon maaf jika ada kesalahan dalam ejaan, penulisan, dan terjemahan.

1. Siapa bersungguh-sungguh dia berhasil.

2. Siapa berjalan pada relnya akan sampai.

3. Siapa bersabar berhasil.

4. Siapa sedikit kejujurannya, sedikit temannya.

5. Bergaullah dengan orang jujur dan menepati janji.

6. Kasih sayang teman tampak pada waktu kesempitan.

7. Tak ada kenikmatan kecuali setelah susah payah.

8. Kesabaran membantu atas setiap pekerjaan.

9. Coba dan perhatikan, kau akan jadi tahu.

10. Tuntutlah ilmu sejak buaian hingga liang lahat.

11. Telur hari ini lebih baik dari ayam besok hari.

12. Waktu itu lebih berharga daripada emas.

13. Pikiran yang sehat terdapat pada badan yang sehat.

14. Sebaik-baik teman duduk sepanjang waktu adalah buku.

15. Siapa menanam dia akan memetik.

16. Sebaik-baik kawan adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan.

17. Jika tak ada ilmu maka pasti manusia seperti binatang.

18. Pengetahuan pada waktu kecil seperti lukisan di atas batu.

19. Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.

20. Belajarlah pada waktku kecil dan amalkan dia saat kau besar.

21. Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tanpa buah.

22. Persatuan adalah dasar keberhasilan.

23. Jangan menghina orang miskin dan jadilah penolong baginya.

24. Kemuliaan itu dengan adab bukan karena keturunan.

25. Keselamatan manusia ada pada menjaga pembicaraannya.

26. Perilaku (baik) seseorang lebih baik dari emasnya.

27. Kejelekan perilaku itu menular.

28. Bencana pengetahuan adalah lupa.

29. Jika benar tekadnya maka akan jelas perjalanannya.

30. Jangan menghina orang yang lebih rendah darimu, karena setiap sesuatu memiliki kelebihan.

31. Perbaiki dirimu, maka akan baik kepadamu semua manusia.

32. Berpikirlah sebelum bertindak.

33. Siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan dia akan bersiap-siap.

34. Siapa menggali lobang akan terposok ke dalamnya.

35. Musuh yang cerdas lebih baik dari kawan yang bodoh.

36. Siapa yang banyak kebaikannya maka banyak sahabatnya.

37. Bersungguh-sungguhlah dan jangan malas dan jangan jadi lalai, karena penyesalan mendalam itu adalah milik mereka yang bermalas-malasan.

38. Jangan tunda pekerjaanmu hingga besok, apa yang dapat kau kerjakan hari ini.

39. Tinggalkannlah kejahatan itu, dia pasti meninggalkanmu.

40. Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik akhlaknya dan paling bermanfaat bagi manusia.

41. Dalam kehati-hatian ada keselamatan dan dalam ketergesa-gesaan ada penyesalan.

42. Buah dari penyia-nyiaan adalah penyesalan dan buah dari keteguhan adalah keselamatan.

43. Kasih sayang pada yang lemah termasuk akhlak yang mulia.

44. Balasan dari kejelekan adalah kejelakan yang setimpal.

45. Meninggalkan jawaban untuk orang bodoh adalah jawabannya.

46. Barang siapa yang manis tutur katanya banyak sahabatnya.

47. Jika sempurna akal seseorang maka sedikit bicaranya.

48. Barang siapa yang mencari kawan tanpa aib maka dia tetap tidak memiliki kawan.

49. Katakanlah yang benar meskipun pahit.

50. Sebaik-baik hartamu adalah yang memberikan manfaat bagimu.

51. Sebaik-baik perkara adalah pertengahan.

52. Setiap tempat ada kata-katanya (yg cocok) dan setiap kata-kata ada tempatnya (yg cocok).

53. Jika kamu tidak malu maka berbuatlah sekehendakmu.

54. Bukannya aib bagi mereka yang miskin, tapi aib itu milik mereka yang pelit.

55. Bukannya yatim itu yang telah mati orang tuanya, tapi yatim itu adalah yang tidak memiliki ilmu dan sopan santun.

56. Setiap pekerjaan ada balasannya dan setiap perkataan ada jawabannya.

57. Dan perlakukanlah manusia sebagaimana kamu ingin diperlakukan.

58. Hancurlah seseorang yang tidak mengetahui kemampuannya.

59. Otak dari dosa adalah kebohongan.

60. Siapa yang menzalimi akan terzalimi.

61. Bukannya keindahan itu dengan pakaian yang menghiasi kita tapi keindahan itu adalah keindahan ilmu dan adab.

62. Jangan kamu lemah nanti kamu diperas dan jangan keras nanti kamu dipatahkan.

63. Barang siapa yang membantumu melakukakan kejelekan, dia menzalimimu.

64. Tindakan, membuat yang sulit menjadi mudah.

65. Saudaraku! Kamu tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam perkara, akan ku berikan perincian dengan jelas : Kecerdasan, Harta Benda, Ketamakan (haus akan keilmuan), Mempergauli Ustadz Kesungguhan Waktu yang panjang.

66. Barang siapa yang berhati-hati maka dia akan mendapatkan apa yang dia impikan.

67. Tuntutlah ilmu itu walaupun ke negeri Cina.

68. Kebersihan adalah bagian dari iman.

69. Jika perminataan terlalu banyak, sediki yang membantu.

70. Tak ada kebaikan pada kenikmatan yang diiringi penyesalan.

71. Mengatur pekerjaan akan menghemat setengah waktu.

72. Banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh seorang ibu.

73. Obatilah kemarahan itu dengan diam.

74. Perkataan itu menembus apa yang tak ditembus oleh jarum.

75. Tidak setiap yang berkilap itu adalah emas.

76. Tindak tanduk seseorang menunjukkan kepribadiannya.

77. Nilai seseorang sesuai dengan kebaikan yang dilakukannya.

78. Sahabatmu adalah yang membuatmu menangis bukan yang membuatmu tertawa.

79. Terpelesetnya kaki lebih aman dari terpelesetnya lidah.

80. Sebaik-baik kata adalah yang ringkas dan mengena.

81. Segala sesuatu jika kebanyakan akan murah kecuali sopan santun.

82. Awal kemarahan adalah kegilaan dan berakhir dengan penyesalan.

83. Budak itu dipukul dengan tongkat sedangkan orang yang merdeka itu cukup dengan isyarat.

84. Perhatikan apa yang dikatakan dan jangan perhatikan siapa yang mengatakan.

85. Pendengki tak akan bahagia.

86. Semua pekerjaan tergantung penghujungnya

 *


Xxxx

Xxxx

Xxxx

Xxxx

Xxxx

Xxxx

Xxxx

Xxxx

Xxxx

xxx

xxx

Xxxx

Xxxx

xxx

Xxxx


Tidak ada komentar: