klik sayangi bumi maka akan disayang langitan

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

(HR. Abu Dawud, dinyatakan sahih oleh al-Albani)

*

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

surat (30) ar rum ayat 41

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ (٤١)

surat (5) al maa'idah ayat 32

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ (٣٢)

surat 4 An Nisa' ayat 114

لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلٰحٍۢ بَيْنَ النَّاسِ  ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

surat 3 Āli 'Imrān ayat 104

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

*

klik nasehat

klik emak

*

Rabu, 22 Februari 2023

Rem Sepeda di Badan Pesawat

TAUFIQURRAHMAN, Dosen Filsafat UGM dan direktur Antinomi Institute

editor : Dhimas Ginanjar

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:48 WIB

klik opini 

TEKNOLOGI kecerdasan buatan (KB) belakangan ini menarik perhatian banyak orang secara global. Sejak tiga bulan lalu, orang-orang di media sosial ramai membicarakan sebuah robot percakapan (chatbot) bernama ChatGPT yang dirilis oleh OpenAI pada November 2022. 

Robot ini memiliki kemampuan untuk merespons pertanyaan atau permintaan kita secara tepat dan kontekstual sesuai dengan set data yang dimiliki.

Sebelumnya, jagat maya juga dihebohkan oleh pernyataan Nando de Freitas di Twitter. Direktur Riset DeepMind itu mengatakan bahwa ’’Permainan ini telah usai! Ini tinggal membuat modelnya lebih besar, lebih aman, bisa berhitung secara efisien, lebih cepat dalam membuat sampel, memorinya lebih pintar, dengan modalitas yang lebih banyak”.

Pernyataan Freitas itu menanggapi pesimisme sebagian orang terhadap agen robotik bernama Gato yang ia kembangkan bersama timnya di DeepMind. Pada Mei 2022, tim DeepMind merilis sebuah laporan yang menyatakan bahwa Gato sebagai agen generalis sudah memiliki tingkat kecerdasan seperti manusia. Ia tidak hanya bisa melakukan satu tugas tertentu, tetapi sudah terlatih dengan banyak tugas sebagaimana manusia.

Perkembangan ini menimbulkan beragam respons. Beberapa orang optimistis bahwa perkembangan teknologi KB akan mendorong pada efisiensi. Namun, beberapa orang lainnya khawatir perkembangan ini akan mengarah pada distopia teknologis seperti yang sudah digambarkan dalam beberapa film fiksi sains.

Kekhawatiran tersebut mendorong beberapa institusi untuk merumuskan etika KB (AI ethics) yang mengatur bagaimana sebaiknya teknologi KB dikembangkan dan digunakan. Sejak 2016, berdasar catatan Schiff dkk (2020), terdapat lebih dari 80 dokumen etika KB yang telah dibuat oleh berbagai institusi, mulai UNESCO, OECD, dan Uni Eropa hingga Microsoft, Google, dan IBM. Hal tersebut dilandasi oleh pandangan bahwa perkembangan KB harus diatur oleh prinsip-prinsip etis agar tidak menjadi bumerang bagi manusia.

Namun, beberapa ahli mengkritik upaya tersebut. Prinsip-prinsip etis saja tidak cukup untuk mengatur pengembangan dan penggunaan teknologi KB (Mittelstadt, 2019). Prinsip-prinsip etis ini sering kali diabaikan dalam praktiknya karena kalah oleh pertimbangan ekonomi. Para insinyur dan pengembang teknologi KB juga jarang yang dididik untuk menaruh perhatian terhadap persoalan-persoalan etika (Hagendorff, 2020). Karena itu, Munn (2022) bahkan menyatakan bahwa etika KB ini sebenarnya tidak berguna.

Semisal, salah satu prinsip etis yang selalu disebutkan dalam banyak dokumen etika KB adalah prinsip keadilan (principle of fairness). Prinsip ini menyatakan bahwa tidak boleh ada satu orang pun yang ditinggalkan dalam perkembangan teknologi KB ini. Untuk menerapkan prinsip ini, misalnya, teknologi KB harus didesain agar dapat digunakan oleh semua orang dan set datanya harus sangat beragam agar terhindar dari berbagai bias, seperti bias gender, etnis, dan abilitas.

Para insinyur dan pengembang KB, dengan alasan agar produknya dipercaya oleh masyarakat, mungkin saja memenuhi prinsip ini. Mereka akan melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan menurut prinsip keadilan. Namun, membuat desain yang aksesibel untuk semua orang dan set data yang beragam itu belum memadai untuk mewujudkan keadilan.

Persoalan keadilan tidak cukup diatasi hanya dengan solusi teknis. Sebab, perkembangan teknologi KB ini juga memunculkan persoalan-persoalan lain yang bersifat nonteknis. Semisal, persoalan ketenagakerjaan. Suka atau tidak, perkembangan AI ke depan akan mendisrupsi pasar tenaga kerja.

Laporan World Economic Forum (WEF) pada 2020 memperkirakan, sebelum 2025, sebanyak 85 juta pekerjaan akan hilang digantikan oleh mesin dan 97 juta pekerjaan baru akan muncul. Sekilas ini memang menjanjikan bagi para tenaga kerja karena jenis pekerjaan baru yang akan muncul lebih banyak daripada jenis pekerjaan yang akan hilang.

Namun, pekerjaan baru yang akan muncul itu memerlukan keterampilan khusus yang umumnya hanya dimiliki oleh orang-orang berpendidikan tinggi. Hal ini akan terbentur oleh fakta bahwa ternyata lebih dari separo tenaga kerja kita hanya berpendidikan tingkat dasar. Artinya, sebagian besar tenaga kerja yang ada saat ini akan kesulitan memperoleh pekerjaan baru ketika apa yang diperkirakan oleh WEF itu sungguh terjadi.

Itu salah satu bukti bahwa memenuhi prinsip-prinsip etis saja tidak membuat teknologi KB sepenuhnya menguntungkan bagi kita semua. Di luar persoalan teknis, perkembangan teknologi KB juga akan banyak mengubah lanskap kehidupan manusia, yang itu tidak bisa ditangani dengan prinsip-prinsip etis yang mengatur aspek teknis semata. Apalagi di era ini, sebagaimana dikatakan oleh sosiolog Jerman Ulrich Beck, etika itu seperti rem sepeda di badan pesawat. Artinya, ia tidak akan berpengaruh sama sekali pada laju pesawat yang kita tumpangi.

Tentu kita tetap memerlukan prinsip-prinsip etis sebagai dasar untuk membuat keputusan moral. Namun, prinsip etis itu bukan segalanya. Ia masih perlu diterjemahkan dan diintegrasikan ke dalam satu sistem ekonomi, politik, hukum, dan kebudayaan yang lebih konkret dan punya daya koersif. Dengan demikian, prinsip etis tidak akan lagi menjadi rem sepeda di badan pesawat atau kata-kata bijak yang hanya indah dipajang di laman media sosial. 

*

Jawa PKK Jawa Timur 



klik PKK Surabaya 

*

Cost of living

klik Numbeo

klik Expastistan 

klik Living cost 





*

sertifikasi profesi

klik https://instagram.com/lspp2dindikjatim

klik https://instagram.com/bnsp_official 

klik https://instagram.com/lsppb_indonesia

klik https://instagram.com/lsppsikologi

klik https://instagram.com/ppsdmkebtke

klik https://instagram.com/sertimedia.id 

klik https://instagram.com/jmkp.id

klik https://instagram.com/lspdompetdhuafa

klik https://instagram.com/lspkeuangansyariah

klik https://instagram.com/lspmuihalal

klik https://instagram.com/lsp_pasarmodal 

klik https://instagram.com/lsp.lik

klik https://instagram.com/lsp.lalinsa

klik https://instagram.com/lspkesehatan_ri

klik https://instagram.com/lspinformatika.id

klik https://instagram.com/lsp.ei

klik https://instagram.com/lsptik

*

AWAS HOAX DAN TIPU-TIPU, GUNAKAN DENGAN BIJAK.

MOHON MAAF, DAN MOHON KOREKSI JIKA ADA KESALAHAN.

*

Disnakertrans Surabaya

klik https://instagram.com/disperinakersby

klik https://instagram.com/uptblksurabaya

klik Google Drive 

klik https://instagram.com/lokersby

*

AWAS HOAX DAN TIPU-TIPU, GUNAKAN DENGAN BIJAK.

MOHON MAAF, DAN MOHON KOREKSI JIKA ADA KESALAHAN.

*

Dinas Tenaga Kerja Jawa Timur

klik https://instagram.com/naker_jatim 

klik https://instagram.com/emplaw_talks 

klik https://instagram.com/rekruterindonesiabersatu

*

AWAS HOAX DAN TIPU-TIPU, GUNAKAN DENGAN BIJAK.

MOHON MAAF, DAN MOHON KOREKSI JIKA ADA KESALAHAN.

*



*

AWAS HOAX DAN TIPU-TIPU, GUNAKAN DENGAN BIJAK.

MOHON MAAF, DAN MOHON KOREKSI JIKA ADA KESALAHAN.

*


🇮🇩jangan berangkat🇮🇩sebelum siap🇮🇩

klik https://linktr.ee/bp2mi_ri

klik https://instagram.com/bp2mi_ri

klik https://instagram.com/simpadupmi

klik https://instagram.com/pos_pelayanan_bp2mi_tamiang

klik https://instagram.com/p4mi_sanggau

klik https://instagram.com/bp3mi.ntt

klik https://instagram.com/bp3mi.ntb

klik https://instagram.com/bp3mi_lampung

klik https://instagram.com/bp3mi_jabar

klik https://instagram.com/bp2mi.jakarta

klik https://instagram.com/bp3mi_banten

klik https://instagram.com/bp3mi_yogyakarta

klik https://instagram.com/bp2misemarang

klik https://instagram.com/bp3mi.jatim

klik https://instagram.com/ltsa_pmijatim

klik https://instagram.com/bp3mi_bali

klik https://instagram.com/p4misidoarjo

klik https://instagram.com/bp2mi.malang

klik https://instagram.com/p4mi_banyuwangi

klik https://instagram.com/bp3mi_riau

klik https://instagram.com/bp3mi_kepulauanriau

klik https://instagram.com/bp3mi.aceh

klik https://instagram.com/bp3mi_sumbar

klik https://instagram.com/bp3mi_sumsel

klik https://instagram.com/bp3mi_sumut

klik https://instagram.com/bp3mi_kaltara

klik https://instagram.com/bp3mi_kalbar

klik https://instagram.com/bp3mi_kalsel

klik https://instagram.com/bp2mipalu

klik https://instagram.com/ltsapmikabpolman

klik https://instagram.com/bp3mi_sulsel

klik https://instagram.com/bp3mi_sulawesi_tenggara

klik https://instagram.com/bp2mi.sulawesiutara

klik https://instagram.com/migrantcare

klik https://instagram.com/migranberdaulat

klik https://instagram.com/jaringanburuhmigran

*

BPJS KETENAGAKERJAAN

klik BPJS Ketenagakerjaan




*

Bekal untuk para sahabat, para siswa/mahasiswa/pekerja migran 🇮🇩Indonesia 🇮🇩 yang Insya allah akan berangkat keluar negeri.


*


*

AWAS HOAX DAN TIPU-TIPU, GUNAKAN DENGAN BIJAK.

MOHON MAAF, DAN MOHON KOREKSI JIKA ADA KESALAHAN.

*


 

*

AWAS HOAX DAN TIPU-TIPU, GUNAKAN DENGAN BIJAK,

MOHON MAAF DAN MOHON KOREKSI JIKA ADA KESALAHAN

*

Menyoal Kecerdasan Buatan

AHMAD SAHIDAH, Dosen Filsafat Keuangan Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Editor : Dhimas Ginanjar

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:48 WIB

klik opini 

BETAPA menyenangkan menyimak tulisan Taufiqurrahman, ”Rem Sepeda di Badan Pesawat” (Jawa Pos, 21 Februari 2023). Filsafat yang dilihat sebagai disiplin yang abstrak dan rumit terasa renyah dan indah di tangan dosen Filsafat UGM tersebut. Misalan dari Ulrich Beck, filsuf Jerman, pada judul tulisannya sangat pas menggambarkan kedudukan etika dalam merespons isu baru. 

Ia seperti rem sepeda yang hanya menanggung dua roda harus menarik ”break” pesawat yang bertubuh besar. 

Ambrol!

Untuk itu, saya ingin menambah catatan di atas dengan menyodorkan tajuk yang berarti bertanya pada robot percakapan (chatbot) dan pada waktu yang mempersoalkan apakah percakapan itu menggambarkan seluruh kenyataan? Sebab, John Searle dalam Philosophy in the New Century mengetengahkan ulasan menarik. 

ChatGPT itu dihasilkan dari set data yang diolah oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence). Menurut Searle, kata artifisial taksa (ambigue) karena X artifisial itu berarti X yang nyata, tetapi ia bukan benar-benar X.

chatbot



2. klik Google Bard


Pengalaman Pribadi

Sebagai dosen Living Qur’an, saya bertanya di kolom chat, what is the Living Qur’an? Menarik, ia memberikan pengantar the term Living Qur’an has been used in a few different ways, depending on the context. Here are a few possible meanings (istilah Living Qur’an digunakan di dalam sedikit cara yang berbeda, tergantung pada konteks. Di sini sedikit kemungkinan makna). Jelas bahwa konteks itu perlu hadir agar mesin itu bisa menjawab sehingga ia menyodorkan banyak kemungkinan.

Dari ketiga pengertian makna Living Qur’an yang diberikan, ia secara akurat menggambarkan tentang disiplin yang katanya secara harfiah tidak ada dalam kitab suci. Tetapi, banyak ayat yang menggambarkan pentingnya menjadikan Alquran sebagai pedoman sehari-hari, baik secara tersurat maupun tersirat. Tetapi, ketika ditanya karya-karya terkait dengan Living Qur’an, chatbot hanya menyodorkan buah pikiran yang ada di set data, yang tentu berbahasa Inggris, seperti The Living Qur’an: Understanding the Heart of Islam oleh Asma Barlas.

Sementara karya-karya sarjana Indonesia yang berbahasa Indonesia, seperti karya Ahmad Rafiq dan Abdul Mustaqim, tidak disebut. Tentu mesin penjawab itu tidak bisa disalahkan karena ia mendasarkan pada big data yang telah tersimpan di otaknya. Namun, setidaknya para dosen dan mahasiswa bisa menyempitkan pencarian informasi yang sangat diperlukan untuk pengembangan pembahasan secara lebih terperinci dan luas. Lagi pula, jawaban itu adalah hasil dari pembacaan dan penafsiran. Sementara pendidikan itu mengajarkan untuk memahami proses berpikir, bukan menghafalkan hasil.

Pencarian Bersama

Sebagai dosen filsafat keuangan saya juga mengambil manfaat dari ChatGPT, semisal takrif dari mata kuliah yang relatif tidak diajarkan di banyak perguruan tinggi. Ia adalah cabang filsafat yang menggali hakikat, makna, dan pentingnya uang dalam kehidupan manusia. Ia menimbang banyak pertanyaan terkait uang, seperti implikasi etis dan sosial, perannya dalam membentuk identitas individu dan kolektif, serta hubungannya dengan kekuasaan, politik, dan kebudayaan.

Belajar dari pengalaman di atas, karya-karya terkait dengan filsafat keuangan, selain pada mahagurunya Georg Simmel, ada banyak karya sarjana Barat yang mengulas soal ini. Lalu, apakah kita tidak pernah membahasnya sebelum para sarjana dan mesin ini membahas uang? Rhoma Irama dalam Rupiah telah mendendangkan hakikat uang dan kemampuannya membentuk jati diri individu. Tentu pelantun Judi tersebut tidak akan masuk dalam jawaban chatbox, tetapi liriknya menggambarkan refleksi yang dalam terhadap duit.

Pendek kata, hasil penyaringan data dari chatbox merupakan penapisan mesin dari begitu banyak data yang berada di belantara dunia maya. Tentu mereka yang punya akses pada mesin ini adalah kaum terpelajar. Lebih jauh, tantangannya adalah pertanyaan apa yang hendak diajukan? Karena ia tidak hanya berasal dari ketidaktahuan, tetapi pencarian eksistensial individu yang hendak menemukan makna hidup secara utuh.

Kalaupun misalnya bertanya kepada chatbox ”how can I earn money easily?” (bagaimana saya bisa mendapat duit dengan mudah?), lagi-lagi ia telah membatasi dirinya sebagai mesin model bahasa kecerdasan buatan yang bertanggung jawab untuk menyediakan saran yang sesuai dengan etika. Namun, ia menegaskan bahwa tidak ada jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan mudah. Tetapi, ada cara-cara yang sah untuk mengumpulkan doku, yakni bekerja paro waktu, freelance, jual barang yang tidak digunakan, dan ikutan survei berbayar. Jelas, tidak ada jalan mudah untuk beruang.

Pendek kata, jawaban chatbox itu menggambarkan pencarian dari banyak orang tentang pelbagai persoalan, seperti tujuan hidup, isu akademik, dan hal remeh-temeh. Karena ia harus berlandasan etika, mesin ini tidak menjawab tatkala saya bertanya Is Donald Trump good or bad? Dengan menjawab bahwa tidak tepat menilai orang secara pribadi. Namun, sebuah sikap itu lahir dari kepercayaan dan nilai-nilai. Artinya, ada yang jauh lebih besar dari keterbatasan kecerdasan buatan, yakni kecerdasan otentik yang lahir dari kehidupan nyata, seperti Gus Dur, Romo Mangun, dan A.R. Fakhruddin.

Tiga orang yang disebut di atas adalah sosok yang bisa menjawab pertanyaan dari teladan yang diberikan tatkala masih hidup dan pesona yang dipancarkan melalui kesederhanaan. Sementara sosok robot yang bercakap itu hadir dalam bentuk maya sehingga ia tidak ada di bumi. Tetapi, ia jelas merekam dengan baik apa yang dipercakapkan orang-orang dalam dunia nyata. Kata-kata itu diuji dalam tindakan, tatkala chatbox tidak bisa menilai pribadi orang-orang, sebagai rujukan dari orang awam.

Bagaimanapun, chatbox itu diakses oleh sedikit orang yang sedang menguji pengetahuan dirinya. Ia bermanfaat bagi kaum terpelajar untuk memetakan lebih jauh pengetahuan yang berkembang untuk melahirkan cara baru melihat realitas. Tugas cendekia adalah mewujudkan ilmu menjadi budi dan bakti. Aplikasi OpenAI itu hanya alat. 

*

























Tidak ada komentar: