klik sayangi bumi maka akan disayang langitan

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

(HR. Abu Dawud, dinyatakan sahih oleh al-Albani)

*

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

surat (30) ar rum ayat 41

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ (٤١)

surat (5) al maa'idah ayat 32

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ (٣٢)

surat 4 An Nisa' ayat 114

لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلٰحٍۢ بَيْنَ النَّاسِ  ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

surat 3 Āli 'Imrān ayat 104

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

*

klik nasehat

klik emak

*

Jumat, 02 Agustus 2019

DUNIA ITU TAMAN

Dunia itu ibarat taman, yang tentu saja memerlukan keasrian atau keindahan, untuk itu hendaknya kalian semua mengetahui bahwa :

Dunia itu (ibarat) kebun, yang akan menjadi indah dengan 5 perkara, yaitu :

1. ILMU PARA ULAMA.

Yang menurut AL QURAN dan AL HADITSUSH-SHAHIH, dengan syarat tidak bertentangan dengan AL QURAN.

2. KEADILAN PARA PEMIMPIN.

Yang berhukum menurut AGAMA Allah SWT atas dasar AL QURAN dan AL HADITSUSH-SHAHIH.

3. IBADAH HAMBA-HAMBA Allah SWT.

4. AMANAT PARA PENGUSAHA.

5. KEJUJURAN PARA PEKERJA.

Lalu datanglah syaitan membawa 5 panji,

masing-masing ditancapkan pada sebelah yang 5 diatas, yaitu :

1. Syaitan datang membawa HASAD dan dipancangkan disebelah ILMU.

2. Syaitan datang membawa KEDHOLIMAN/ KELALIMAN dan dipancangkan disebelah KEADILAN.

3. Syaitan datang membawa RIYA dan dipancangkan disebelah IBADAH.

4. Syaitan datang membawa KHIANAT dan dipancangkan disebelah AMANAT (titipan / kepercayaan).

5. Syaitan datang membawa KEPALSUAN dan dipancangkan disebelah KEJUJURAN.

Selain apa yang menjadi alas kata diatas, perlu kiranya disini ditambahkan satu fatwa :

JANGAN DIBIARKAN HATI ANDA MENJADI LAWAN BAGI ANDA

QOLBU-HATI diciptakan oleh Allah SWT (note : tidak ada tuhan ISA atau Yesus dll).

Allah SWT YANG MAHA TUNGGAL, tidak ada sekutu bagi-Nya;

Allah SWT bukan untuk dijadikan musuh yang selalu merintangi dan menentang segala gerak dan tindakan kita.

Kita diperlengkapi dengan Hati-Nurani agar dapat memanfaatkan akal dengan berlandaskan Hati-Nurani, jadikan Hati-Nurani itu sebagai penasehat untuk memudahkan segala gerak dan tindakan kita, dan sebagai pengarah segala amal dan usaha.

Al Hajj (22) : 46

اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ قُلُوْبٌ يَّعْقِلُوْنَ بِهَآ اَوْ اٰذَانٌ يَّسْمَعُوْنَ بِهَاۚ فَاِنَّهَا لَا تَعْمَى الْاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ (٤٦)

Terjemah :

Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.

Menggunakan otak, menggerakkan akal tidaklah berarti mesti membutakan Hati-Nurani, karena itu hendaklah akal bergerak dengan berlandaskan Hati-Nurani supaya tidak berlaku kejam dan mengkhianati prikemanusiaan.

Dalam riwayat Rasullullah SAW , pernah bersabda kepada seorang yang bernama Wabishah :

Aku tahu, kedatanganmu kini hendak menyakan kebaikan dan keburukan, amal-sholih dan amal salah, bukan?!

Dan seterusnya Rasullullah SAW , bersabda, yang menurut Imam Ahmad dan Imam Ad-Darimie berbunyi sebagai berikut :

artinya : Mintalah fatwa kepada Hati-Nuranimu, kebaikan itu ialah yang mententramkan hati, karena searah dengan jiwamu, dengannya Hatimu menjadi tentram dan tidak gelisah.

Mintalah fatwa kepada Hati-Nuranimu sendiri, sekalipun orang lain memberi bermacam-macam fatwa kepadamu.

Hati-Nurani yang sehat mampu memberi fatwa yang baik, memberi keputusan, dan menentukan satu pilihan yang baik.

Adalah suatu siksaan yang sangat berat dan merupakan penderitaan yang sangat meletihkan serta dapat menimbulkan putus asa bila kita melakukan sesuatu yang tidak disetujui oleh Hati-Nurani, bertentangan dengan kemauan dan tidak searah dengan keinginan orang yang bekerja secara terpaksa.

Otak dan pikiran bukan membantah untuk memecahkan dan memudahkan bila menemukan kesulitan, tetapi menambah kuat keinginan untuk meninggalkan atau menggagalkannya.

Dan sebagai akhir perjalanan pikirannya timbullah keinginan untuk menjadi manusia bebas lepas dari semua aturan dan ketentuan, bebas lepas dari kesopanan, tata krama, tata tertib atau kepercayaan.

Tidak ada yang melakukan pelanggaran atau kejahatan yang tidak disiksa batinnya atau yang tidak digelisahkan hidupnya, diragukan tindakannya, dikacaukan pikirannya dan tidak menentu arah tujuan hidupnya.

Dan bila ada yang merasa bahagia dengan amal kejahatannya, merasa gagah dengan kekejamannya, merasa pintar dan lihai dengan tipu-daya muslihatnya yang selalu berhasil, merasa nikmat hidupnya dengan darah dan airmata orang lain,

maka semua ini pertanda bahwa Hati-Nurani-nya sudah mati - sudah buta atau sudah buta pula mata hatinya yang ada didalam dadanya.

TAMAL QULUBUL  LATIFISH SHUDUR

AL BAQARAH (2) : 18

صُمٌّ ۢ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَۙ (١٨)

Terjemah :

Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.

AL BAQARAH (2) : 74

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوْبُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ اَوْ اَشَدُّ قَسْوَةً ۗ وَاِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْاَنْهٰرُ ۗ وَاِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاۤءُ  ۗوَاِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ (٧٤)

Terjemah :

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

Yasin(36) : 70

لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ (٧٠)

Terjemah :

agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir

ALI IMRAN (3) : 8

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ (٨)

Terjemah :

(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”

Wassalamu alaa manit tabaal hudaa

Tidak ada komentar: