Jl. Dinoyo No.57, Keputran, Kec. Tegalsari, Kota SBY, Jawa Timur 60265
Telp : (031) 5676582
klik Peta
literasi pesantren untuk emak di Surabaya (kalau dulu kita yang dituntun emak untuk mengaji, ketika emak sudah sepuh, tidak ada salahnya ganti kita yang menuntun emak untuk mengaji☺️)
1. GQ. Dinoyo
Jl. Dinoyo No.57 – Keputran – Tegalsari – Surabaya
klik Peta
2. GQ Ampel
Jl. KH Mas Mansyur No.169, Nyamplungan, Kec. Pabean Cantian, Kota SBY, Jawa Timur 60162
klik peta
3. GQ. Cisadane
Jl. Cisadane No.36 (depan kantor kecamatan wonokromo)
klik peta
4. GQ. Perak
Jl. Ikan Mungsing Gang VII No.71 Kec. Krembangan Surabaya
klik peta
5. GQ. Sambikerep
Masjid Al Huda Jl. Sambirogo I Blok O No.1 Perum Perhutani Sambikerep SBYWilayah Sidoarjo
klik peta
6. GQ. Pondok Jati
Perumahan Pondok Jati BP.2 Sidoarjo Kota
klik peta
7. GQ. Istana Mentari
Perumahan Istana Mentari B3/30.B Sidoarjo Kota
klik peta
8. GQ. Deltasari
Perumahan Delta Kencana No.12a Ngingas – Waru – Sidoarjo
klik peta
9. GQ. Kediri
Perumahan Mojoroto Indah Blok Q No.0110
klik peta
10. GQ Pare
Jl. Kacapiring II/12 Tulungrejo Pare
klik peta
11. GQ. Madiun
Jl. Kalimantan No.18.B Kartoharjo Madiun Kota
klik peta
12. GQ. Ponorogo
Jl. Parikesit No. 37 Kepatihan, Kota Ponorogo
klik peta
13. GQ. Ngawi
Jl. Trunojoyo No.78 Kauman Ngawi kotaWil. Timur Jatim
klik peta
14. GQ. Banyuwangi
Masjid Salman Al Farisi
Jl. Letkol Istiqlah No.84 Singonegaran Kec. Banyuwangi
klik peta
15. GQ. Genteng
Jl. Diponegoro No. 44 (Depan Dr. Nengah) Genteng Banyuwangi
klik peta
16. GQ. Jakarta
Jl. Karang Pola Dalam II No.1a, RT.2/RW.9, Jati Padang, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540
klik peta
17. GQ. Cinere
Jl. Cinere Raya No. 4, Pangkalan Jati, Kec. Cinere, Kota Depok, Jawa Barat 16514JaBar
klik peta
18. GQ. Bandung
Masjid Al-Hidayah, Jl. Cikadut no. 207 Bandung
19. GQ. Gele Harun Lampung
Jl. Mr.Gele Harun No.09
klik peta
20. GQ Prof. Yamin Lampung
Jl. Prof. M.Yamin – Rawa Laut – Enggal – Bandar Lampung
klik peta
21. GQ. Balikpapan
Jl. A.Yani Gunung Sari No.19 RT.54 (deretan fuluso komputer)
22. GQ. Banjarmasin
Komplek Bunyamin Permai II Ray 6 No.73 ( Jl. A.Yani KM.6 ) Banjarmasin Selatan
Prosedur Pendaftaran
1. Mendaftarkan diri anda ke Cabang Griya Al Qur’an terdekat.
2. Mengikuti placement test untuk menentukan kelas.
3. Memilih jam belajar
4. Proses belajar mengajar selama ± 10 pekan (periodik)
Persyaratan Khusus
1. Siswa minimal telah berusia lebih dari 18 tahun atau telah lulus SMA/Sederajat
2. Mempunyai semangat kuat dalam belajar Al Qur’an
Persyaratan Umum
1. Mendaftarkan diri sebagai calon siswa Griya Al Qur’an Surabaya
2. Mengikuti tes penempatan kelas yang diadakan oleh Griya Al Qur’an
3. Melakukan daftar ulang dan mengisi form yang telah disediakan oleh Griya Al Qur’an
Biaya – biaya
1. Melunasi infaq pendaftaran sebesar Rp. 200.000,-
2. Melunasi biaya Starterkit sebesar Rp. 200.000,- (menyesuaikan)
3. Melunasi infaq bulanan sesuai dengan form yang telah disediakan
Kewajiban Siswa
Siswa berkewajiban untuk mematuhi peraturan yang ada di Griya Al Qur’an, baik yang bersifat umum ataupun yang bersifat khusus
Hak Siswa
1. Mendapatkan starter kit yang berisi tas, mushaf, buku panduan tahsin, buku panduan tartil dan buku mutaba’ah
2. Mendapatkan pengajaran yang terbaik dari Griya Al Qur’an
3. Mendapatkan laporan evaluasi belajar (KHU)
Siti Aisah Akhirnya Hafal Tiga Juz Alquran di Usia 80 Tahun
Laporan Agung Hari Baskoro | Minggu, 22 September 2019 | 16:51 WIB
klik suara surabaya
Siti Aisah (80 tahun) akhirnya berhasil menghafalkan tiga juz Alquran setelah belajar selama tiga tahun terakhir. Meski sudah berusia lanjut, hal itu tak membuatnya malu belajar bersama dengan ratusan peserta Griya Alquran lain.
Berkat usahanya itu, dia bersama 280 peserta lain berhak mengikuti Wisuda Tahfidz Akbar ke-8 di Ruang Shofa, Masjid Al Akbar Surabaya pada Minggu (22/9/2019). Sebelumnya, ia terlebih dahulu menyetorkan hafalan dua juz Alquran kepada Ustaz Griya Alquran agar bisa ikut wisuda tersebut.
Ia mengaku, ada beberapa alasan kenapa di usia lanjut dia berusaha keras untuk menghafal Alquran. Menurutnya, menghafal alquran memiliki banyak manfaat di usianya yang sudah mencapai angka delapan itu. Salah satunya, agar tak gampang pikun.
Dia mengaku dirinya tak menjadi gampang lupa setelah menghafal Alquran. Selain itu, dia juga percaya dengan menghafal alquran, jazadnya bisa utuh.
"Niki triose lo nggih, triose tiyang, mboten semerap mangke terserah Gusti Allah. Tirose jenazahe tiyang sing apal Quran niku wungkul mboten dipangan cacing (Ini kata orang, tidak tahu nanti, terserah Allah. Katanya, jenazah penghafal Al Qur’an itu utuh, gak dimakan cacing, red)," kata Aisah
Dia juga mengaku bahagia bisa berkumpul dengan para penghafal Alquran lain di wisuda itu. Ia yakin, berkumpul dengan para hafidz Alquran akan membuatnya terus sehat. Tak hanya itu, ia juga merasa lebih tenang dan terhindar dari banyak pikiran ketika menghafal Alquran.
"Karepe kiyambak, kumpul ahli Quran ben diparingi sehat terus, apalane lanjut terus (keinginan sendiri, berkumpul dengan ahli quran agar diberi kesehatan dan bisa terus menghafal, red)," kata perempuan asal Sidoarjo itu.
"Alhamdulillah, ayem, gak mikir macem-macem, gak pengen rekreasi gak pengen dunyo. Barokahe Al Quran, ditambahi umur, diparingi sehat (alhamdulillah, tenang, tidak mikir maca-macam. Tidak ingin rekreasi, tidak ingin dunia. Barokahnya Al Qur’an, umur ditambah, dan semakin sehat)," lanjutnya.
Dia mengaku akan terus melanjutkan hafalannya. Saat ini, ia berusaha menambahkan hafalan Alqurannya yang sudah tiga juz tersebut. (bas/ang)
Masih Awas Mendaras Alquran tanpa Kacamata
FEATURES
23 September 2019, 20:48:28 WIB
EDI SUSILO, Surabaya
klik jawa pos
JALAN Siti Aisah masih tegap saat namanya dipanggil sebagai salah seorang wisudawan tahfiz Alquran dalam acara Majelis Pencinta Alquran di Ruang Shofa Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) kemarin (22/9). Anak tangga menuju podium dia tapaki dengan bergegas.
Siang itu, Aisah tidak hanya dipanggil karena menerima ijazah hafizah yang diselenggarakan Griya Alquran. Nenek 13 cucu tersebut juga dipanggil lantaran menerima dua penghargaan sekaligus dari panitia. Yakni, penghargaan sebagai wisudawan inspiratif dan hafizah tertua di antara 280 peserta.
’’Matur nuwun nggih, Nak…,’’ ucapnya saat menerima piala dan piagam dari panitia. Saat disanjung bahwa usahanya menghafal Alquran bisa menjadi teladan bagi generasi muda, Aisah hanya menjawab singkat.
’’Inggih,’’ tuturnya yang disambut tepuk tangan peserta lain. Setelah wisuda, didampingi menantu dan anak pertamanya, Syamsul Huda, Aisah keluar dengan wajah semringah. Gurat wajah tuanya tidak mengurangi semangat menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan wartawan dan pengunjung yang meminta foto. Kemarin Aisah bak ”artis” legenda. Yang tetap menarik di usia tua.
’’Saya terus menghafal sejak tiga tahun lalu,’’ ucapnya. Saat itu, usia nenek asal Desa Gelam, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, tersebut sudah 77 tahun. Bukan termasuk usia muda untuk urusan hafal-menghafal. Tapi, Aisah mendobrak itu.
Mula-mula juz 30 yang berisi surat-surat pendek dia hafalkan. Kemudian, mundur ke juz 29. Terakhir, Aisah melompat ke juz 1. Semuanya dia hafalkan dengan telaten. Tidak ada metode khusus yang dia praktikkan selama menghafal Alquran. Aisah masih menggunakan ilmu kuno. Setiap ada waktu luang, dia membuka Alquran dan menghafalnya. Begitu terus-menerus. Mulai pagi, siang, hingga malam menjelang tidur, ayat-ayat itu dia hafalkan. Dia membawa Alquran ke kamar, kemudian membacanya berulang-ulang.
Itu dilakukan kalau dia berada di rumah. Kalau lagi di luar, Aisah juga masih menghafal. Bedanya, hafalannya tidak dia baca keras-keras. Tapi, dia melantunkan secara lembut dalam hati.
Rahasia Aisah bisa menghafal Alquran, selain tekad, adalah fisiknya yang masih bugar. Mata kelabunya masih awas untuk mendaras Alquran meski tanpa kacamata.
Saat ditanya soal resep sehat di usia sepuh, Aisah hanya tertawa. Menampakkan gigi depannya yang tinggal tiga biji. Katanya, tidak ada rahasia khusus. Rutinitas yang dia jalankan sama dengan lansia pada umumnya. Banyak istirahat. Yang beda mungkin soal kemandirian.
Meski enam anaknya sudah mentas dan menjadi orang semua, Aisah tetap melakukan semuanya secara mandiri. Misalnya, mencuci pakaian. Dia melakukannya sendiri setiap hari.
Istri Asmadi Khudori itu punya alasan kenapa dirinya tetap mencuci pakaian dengan menggunakan tangan. Selain untuk olahraga, Aisah tidak percaya dengan hasil cucian mesin. ’’Nggak bersih kalau di-laundry. Nggak digerojok air berkali-kali,’’ kata Aisah, lantas tertawa.
Ketua Panitia Majelis Pencinta Alquran Ahmad Abdur Rokhim mengatakan, acara tersebut diadakan sebagai wadah silaturahmi pencinta Alquran.
Editor : Dhimas Ginanjar
Reporter : */c7/git
Griya Al-Qur’an Wisuda 206 Hafizh Sambut 1440 H
klik hidayatullah
Banyak cara yang dilakukan untuk merayakan tahun baru Islam. Griya Al-Qur’an Surabaya, Jawa Timur, misalnya, mengumpulkan ratusan penghafal Al-Qur’an (hafizh) untuk merayakan datangnya tahun 1440 Hijriyah itu.
Dalam acara yang dibungkus dengan nama Majelis Pecinta Al-Qur’an ini, dipilih tuna netra yang hafal 30 juz Al-Qur’an sebagai inspiratornya.
Selasa (11/09/2018), di gedung DBL Arena Surabaya, 206 penghafal Al-Qur’an resmi dikumpulkan dalam acara Majelis Pecinta Al-Qur’an. Tidak hanya itu, ratusan penghafal Al-Qur’an itu juga diwisuda secara bersama-sama yang disaksikan sekitar 2.000 masyarakat yang hadir.
“Para wisudawan itu sudah melalui seleksi yang ketat,” ujar Wirawan Dwi, Ketua Panitia kegiatan itu dalam siaran persnya diterima hidayatullah.com.
Semua calon wisudawan, ujarnya, selalu melalui 5 tahap; pendaftaran, tes, pembinaan, tasmi’, dan wisuda. Semua peserta yang mendaftar, dites.
“Jika tidak lulus, kami memberi kesempatan berikutnya di tahun depan,” ujar Wirawan. Yang tidak lulus, tambahnya, biasanya belum memenuhi kaidah bacaan yang benar.
Setelah tahap tes, para calon wisudawan mendapatkan pembinaan dan tasmi’.
“Tasmi’ itu proses memperdengarkan semua hafalannya kepada para ustadz Griya Al-Qur’an, semuanya bahkan yang 30 juz sekalipun, harus diperdengarkan. Lalu para ustadz kami akan membacakan ayat secara acak, lalu mereka meneruskannya,” tambah pria yang juga menjadi Public Relations Griya Al Qur’an ini.
Wirawan kemudian melanjutkan bahwa setelah proses itu, baru mereka bisa mengikuti wisuda.
Para penghafal Al-Qur’an itu terbagi dari beberapa tingkatan hafalan, ada yang 2 juz, 5 juz, dan kelipatannya hingga tuntas 30 juz.
“Sebagian besar para wisudawan, di atas 40 tahun, bahkan ada yang 70 tahun lebih,” kata Wirawan.
Dalam wisuda ke-7 Griya Al-Qur’an ini, juga mendatangkan para inspirator Al-Qur’an, yaitu Sri Lestari, wanita 67 tahun yang berhasil menghafalkan 17 juz Al-Qur’an setelah pensiun.
“Beliau ini 8 tahun lalu mendaftar di Griya Al-Qur’an, dan saat dites, masuk di kelas dasar 2, masih tahap mengenal huruf. Sekarang beliau sudah hafal 17 juz,” ujarnya.
Inspirator Al-Qur’an lain yang tepilih adalah Arifin Sholeh, pengusaha yang punya hafalan sebanyak 15 juz.
Dalam pertemuan itu, Arifin mengatakan, “Saya awal-awal dulu menghafal satu surat selama 2 bulan, kemudian setelah menguatkan niat, dalam setahun dapat 10 juz.”
“Dulu, saya merasa tidak punya waktu untuk menghafal Al-Qur’an, dan benar, Allah mengabulkan, waktu saya sempit sekali, benar-benar tidak sempat. Padahal saat saya berniat, justru Allah memudahkan. Semua tergantung niat kita,” pesannya.*
Rep: SKR
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar