Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”
6. surat 37 ash shoffat ayat 100
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ (١٠٠)
Terjemah :
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.”
Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran.”
Coba cek langsung bacaan doa tersebut di atas di dalam Al Qur'an, soalnya tulisan arabnya gak mau dikopi paste. Terima kasih.
Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi ﷺ menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi ﷺ menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi ﷺ menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'”
Dulu saya mengira, bakti kita sebagai anak kepada Ibu adalah tiga kali lipat bakti pada Ayahanda. Setelah merenung ulang, agaknya perbandingan itu kurang tepat. Sebab bobot penekanan "Ibumu" pada sebutan pertama, agaknya lebih besar dari "Ibumu" di kali kedua, begitu seterusnya hingga yang paling ringan adalah "Ayahmu".
Qiyas yang lebih mendekati agaknya adalah pertandingan olahraga. Bahwa Medali Emas, Perak, dan Perunggu sebagai penghargaan untuk juara pertama, kedua, dan ketiga, diborong oleh Ibu. Sementara bapak harus puas mendapat peringkat keempat alias hadiah hiburan.
"Karena", tulis Imam Al Qurthubi, "Kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, dialami dengan begitu berat oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak."
"Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya", kata Imam Adz Dzahabi. "Dia menyusuimu, dia hilangkan rasa kantuknya untuk menjagamu. Jika disuruh memilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta keselamatanmu dengan teriakannya yang paling keras."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar