Naik pesawat dan pergi ke luar negeri mungkin sudah menjadi hal biasa bagi sebagian orang. Tapi buat yang baru pertama kali, memikirkan cara check in di bandara dan cek paspor imigrasi saja bisa jadi membingungkan. Pantas saja banyak orang mencari tata cara naik pesawat bagi pemula.
Urusan pergi ke luar negeri memang tak langsung selesai begitu kamu mendapatkan tiket pesawat. Masih banyak lagi yang harus diurus dan dipikirkan. Mulai dari pembuatan paspor dan visa, prosedur keberangkatan di bandara, hingga akhirnya kembali lagi ke Indonesia.
Untuk itu, sudah kami siapkan panduan imigrasi serta prosedur keberangkatan dan kepulangan di bandara yang bisa kamu ikuti berikut ini.
Pembuatan Paspor dan Visa
Paspor
Sebelum mengetahui tata cara naik pesawat bagi pemula dan cara check in di bandara, masih ada hal yang perlu kamu urus terlebih dahulu. Apalagi kalau bukan paspor. Tanpanya, kamu tidak akan bisa melewati proses cek paspor imigrasi dan pergi ke luar negeri.
Untuk itu, segera bikin paspor buat kamu yang masih belum memilikinya. Kalau sudah punya tapi masa berlakunya kurang dari 6 bulan, kamu juga perlu memperpanjangnya di Kantor Imigrasi.
Paspor dengan masa berlakunya kurang dari 6 bulan bisa ditolak untuk pergi ke luar negeri. Lebih parah lagi kalau kamu sampai lolos di Indonesia, tapi tertahan di imigrasi negara lain atau dideportasi.
Maskapai penerbangan pun umumnya hanya mau menerima paspor dengan masa berlakunya masih lebih dari 6 bulan. Pasalnya, mereka bertanggungjawab untuk mengembalikan penumpang ke negara asal jika kehabisan masa berlaku di tengah jalan.
Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan India malah mensyaratkan masa berlaku minimal 1 tahun saat keberangkatan. Untuk itu, pastikan selalu paspormu masih bisa dipakai sebelum berangkat.
Visa
Selain paspor, beberapa negara juga mewajibkan kamu memiliki visa sebelum memasuki negaranya. Visa ini bisa berupa stiker atau stempel yang ditempelkan pada paspor.
Tergantung negaranya, beberapa visa harus diurus terlebih dahulu di kedutaan. Kamu perlu melakukan pendaftaran, menyiapkan dokumen, dan terkadang mengikuti proses wawancara dalam pengajuan visa ini.
Ada juga yang visanya bisa didapatkan di perbatasan antar negara atau bandara. Visa semacam ini disebut sebagai visa on arrival.
Kalau malas mengurus visa, ada 57 negara yang bisa dikunjungi tanpa dokumen perjalanan ini. Tapi, tetap saja ada batas waktu maksimal kunjungan yang harus kamu patuhi.
Tata Cara Naik Pesawat Bagi Pemula dari Indonesia ke Luar Negeri
Tiket pesawat, paspor, dan visa sudah di tangan, tinggal selangkah lagi perjuanganmu untuk ke luar negeri. Tentunya, kamu harus melewati prosedur keberangkatannya dulu di bandara dan mengetahui tata cara naik pesawat bagi pemula.
Usahakan minimal 2 – 3 jam sebelum jadwal keberangkatan kamu sudah sampai di bandara. Hindari berangkat mepet karena mungkin ada hal-hal tak terduga yang bisa kamu temui di jalanan seperti macet atau ban kempes.
Hal-hal sepele seperti mencari terminal maskapai pun bisa menghabiskan banyak waktu. Padahal kalau ketinggalan check-in, bisa-bisa kamu ditolak masuk pesawat dan gagal berangkat. Untuk itu, pastikan kamu sudah tahu letak terminal tujuanmu.
Dari rumah, siapkan dokumen-dokumen penerbangan seperti paspor, tiket pesawat, dan visa (jika perlu) di tempat yang mudah dijangkau. Siapkan juga identitas diri seperti KTP atau SIM yang masih berlaku.
Pasalnya, kemungkinan kamu akan diminta untuk menunjukkannya beberapa kali, bukan hanya di proses cek paspor imigrasi saja. Daripada ribet bongkar muat tas, lebih baik siapkan tas kecil atau taruh di saku terluar tas.
Lalu, apa saja prosedur imigrasi dan bandara yang harus kamu lewati?
Simak tata cara naik pesawat bagi pemula dari Indonesia ke luar negeri berikut ini.
1. Pemeriksaan Keamanan 1 (Security Check Point 1/SCP 1)
Pemeriksaan keamanan di bandara dilakukan 2 kali, yaitu sebelum check in dan sebelum memasuki area pemberangkatan. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal apapun yang dapat membahayakan penerbangan.
Di pemeriksaan pertama, koper dan barang bawaanmu akan dipindai dengan mesin sinar X. Kamu sendiri akan melalui gawang detektor logam dan diminta melepas jaket dan topi. Kadang diminta melepas barang dari logam juga.
Dari rumah, sebaiknya kamu sudah tahu barang apa saja yang boleh dibawa ke pesawat baik dalam kabin maupun bagasi. Jadi, tak perlu repot lagi memisahkan keduanya di bandara.
Barang-barang mudah terbakar dan meledak tidak boleh dibawa ke dalam kabin dan bagasi. Benda tajam meskipun terkesan sepele seperti gunting dan pisau kecil sebaiknya dimasukkan ke bagasi.
Sementara itu, cairan sebanyak lebih dari 100 ml tidak boleh dibawa ke kabin dan harus disimpan di bagasi. Kecuali untuk obat-obatan tertentu seperti obat diabetes atau makanan bayi. Setelah barang bawaan dipastikan aman, kamu pun bisa lanjut ke tahap berikutnya.
2. Cara Check In di Bandara
Di tahap check in, kartu identitas dan dokumen perjalananmu akan diperiksa oleh pihak maskapai. Check in bisa dilakukan via online maupun self check in dan check in manual di bandara menjelang keberangkatan.
a. Check In Online
Kelebihan check in dengan cara ini adalah menghemat waktu sehingga kamu tak perlu lagi mengantre di meja pelaporan (check in counter). Kamu bahkan sudah bisa melakukannya dari rumah.
Jadwal check in online bisa berbeda-beda untuk masing-masing maskapai. Garuda misalnya, membuka layanan ini sekitar 24 jam sampai 4 jam sebelum waktu keberangkatan. Sementara itu, check in online Air Asia dibuka 14 hari hingga 1 jam menjelang keberangkatan.
Caranya pun berbeda-beda. Beberapa maskapai mengharuskan check in online via website, namun ada pula yang menyediakan fasilitas call center maupun aplikasi sebagai alternatif.
Meski mudah, tidak semua orang bisa menggunakan layanan ini. Biasanya, maskapai memberlakukan pengecualian untuk penumpang yang sedang hamil, bayi, anak di bawah umur, atau penderita penyakit tertentu dan membutuhkan penanganan khusus.
b. Self Check In (Kiosk)
Selain online, masih ada cara check in di bandara yang lebih cepat dibandingkan mengantre di meja pelaporan. Yakni memakai mesin self check in yang bentuknya hampir mirip dengan mesin ATM.
Sudah ada beberapa maskapai yang menyediakan fasilitas ini, di antaranya ada Citilink dan Air Asia. Sementara itu, fasilitas self check in Garuda hanya bisa digunakan untuk penerbangan domestik.
Cara check in di bandara ini sendiri cukup mudah. Kita hanya perlu mengisi kode booking dan last name, lalu mencetak boarding pass.
Akan tetapi, beberapa maskapai juga memberlakukan pengecualian untuk self check in. Ketentuannya hampir mirip dengan check in online. Yaitu tidak bisa dilakukan untuk penumpang yang sedang hamil, bayi, di bawah umur, memiliki penyakit tertentu, dll.
c. Check In Manual
Kalau tidak bisa melakukan check in online atau self check in, jangan khawatir karena masih ada cara check in di bandara secara manual di meja pelaporan.
Umumnya, meja pelaporan dibuka 2 jam hingga 30 menit sebelum keberangkatan. Namun, ada juga yang sudah ditutup 1 jam sebelum berangkat sehingga kamu harus datang cepat.
Cara check in di bandara ini, carilah meja pelaporan yang sesuai dengan penerbanganmu. Siapkan dokumen-dokumen perjalanan seperti paspor, visa (jika perlu), dan tiket pesawat. Siapkan juga kartu identitas yang masih berlaku seperti KTP atau SIM.
Setelah lengkap, petugas akan memberimu boarding pass yang di dalamnya tertera nomor kursi dan gate penerbanganmu. Simpan baik-baik karena kamu akan menggunakannya untuk masuk pesawat nanti.
d. Bagasi Check In
Masih di counter check in, barang-barangmu akan ditimbang dan diberi label. Barang yang boleh dibawa ke kabin umumnya tidak boleh melebihi 7 kg. Lebih dari itu, harus dimasukkan bagasi.
Pastikan barang-barang berharga dan dokumen penting kamu taruh di tas yang akan dibawa ke kabin. Selain memudahkan pemeriksaan saat turun nanti, juga menghindari risiko hilang atau rusak. Apalagi kalau kamu tidak mendaftar asuransi perjalanan.
Jika tidak ada bagasi yang ingin disimpan, kamu bisa langsung menuju tahap selanjutnya. Tapi kalau ada, meskipun kamu sudah mendapat boarding pass dari check in online atau self check in, kamu masih perlu melalui tahap ini.
Batas kuota bagasi berbeda-beda tergantung maskapainya. Yang jelas, kelebihan berat dari ketentuan yang berlaku akan dikenakan biaya tambahan. Jadi, usahakan untuk membawa barang yang memang benar-benar kamu perlukan nanti. Kalau sudah, petugas akan memberikan bukti nomor bagasi berupa stiker yang umumnya ditempel di boarding pass.
3. Cek Paspor Imigrasi
Siapkan paspor, kartu identitas, dan boarding pass-mu untuk antre di meja imigrasi. Siapkan juga dokumen penunjang lain seperti tiket pulang, surat undangan acara, bukti pemesanan hotel, itinerary, dll untuk berjaga-jaga kalau diminta.
Antrilah di jalur cek paspor imigrasi untuk pemegang paspor Indonesia. Pastikan masa berlaku paspormu masih lebih dari 6 bulan agar tidak dipersulit.
Tetap tenang dan ramah pada petugas saat menjalani cek paspor imigrasi dan dokumen lainnya. Jawab dengan jelas jika ada pertanyaan. Kalau sudah, petugas akan memberikan stempel imigrasi keluar Indonesia pada paspormu.
4. Pemeriksaan Keamanan 2 (Security Check Point 2/SCP 2)
Sebelum memasuki ruang tunggu dan melakukan boarding alias naik pesawat, masih ada satu lagi pemeriksaan keamanan yang harus kamu lalui. Pemeriksaan kedua ini lebih ketat karena semua logam di tubuhmu harus dilepas.
Benda-benda mengandung logam seperti ikat pinggang, handphone, jam tangan, jaket, dll harus dimasukkan ke dalam wadah (tray) dan diperiksa di mesin sinar X. Lalu, kamu diminta berjalan menuju gawang detektor logam.
Kalau alarm berbunyi, periksa kembali apakah masih ada logam yang tertinggal di tubuhmu. Barang berdasar logam berbentuk kecil seperti perhiasan sebaiknya tak perlu dipakai karena dapat memperlambat antrean.
Kalau pemeriksaan diulang dan alarm masih berbunyi, petugas berhak memeriksamu secara menyeluruh. Baik menggunakan alat keamanan tambahan maupun manual.
Tas yang akan dibawa ke kabin saat naik pesawat juga sudah harus bebas dari benda terlarang. Kalau masih ngotot, bukan tidak mungkin barang ini akhirnya akan disita.
5. Ruang Tunggu
Lolos pemeriksaan keamanan, sekarang kamu bisa menuju ruang tunggu sambil menanti jadwal boarding. Sambil menunggu, ada banyak hal yang bisa kamu lakukan. Mulai dari menikmati musik, memanfaatkan fasilitas Wi-Fi, melihat-lihat pemandangan, atau sekedar duduk dan beristirahat.
6. Boarding dan Terbang
Segera naik ke pesawat jika sudah ada panggilan untuk boarding. Terkadang, ada bandara yang tidak mengumumkan panggilan ini dengan pengeras suara sehingga kamu sudah harus tahu jadwalnya sendiri.
Pastikan kamu tidak salah naik pesawat. Cari nomor kursi yang sesuai dengan apa yang tertera di boarding pass-mu. Kalau nomor kursimu termasuk awal, kamu bisa masuk lewat pintu depan.
Tas berukuran cukup besar (masih dalam batas yang boleh dibawa ke kabin) bisa diletakkan di kompartemen di atas tempat dudukmu. Tapi kalau hanya membawa tas tangan kecil, bisa kamu pangku saat duduk.
Patuhi semua peraturan untuk mematikan handphone dan memasang sabuk pengaman. Selain itu, perhatikan juga demo keselamatan yang diperagakan untuk berjaga-jaga jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Meski penasaran, hindari berjalan-jalan di lorong pesawat sebelum tanda sabuk pengaman dimatikan. Begitu pula saat akan mendarat, jangan terburu-buru berdiri sebelum tanda ini dimatikan. Hindari pula terburu-buru menyalakan handphone sebelum masuk gedung bandara.
Oh iya, saat terbang, kamu akan mendapatkan kartu imigrasi negara tujuan yang terdiri dari bagian kedatangan dan keberangkatan. Kartu kedatangan akan diminta saat kamu akan memasuki suatu negara. Sedangkan kartu keberangkatan diserahkan saat ingin meninggalkan suatu negara.
Segera isi kartu ini untuk menghemat waktu dan tidak terburu-buru saat pemeriksaan nanti. Informasi yang perlu kamu isi umumnya seputar nama lengkap, kebangsaan, nomor paspor, nomor penerbangan, tujuan perjalanan, lama menetap, kota tujuan, dan alamat penginapan.
Isilah dengan sebenar-benarnya karena kamu bisa dianggap memberikan informasi palsu jika keliru menjawab. Kalau tak yakin, lebih baik minta bantuan dari awak kabin atau orang di sekitarmu.
Tata Cara Naik Pesawat Bagi Pemula Saat Transit dan Transfer
Dalam penerbangan, ada kalanya pesawat kita harus melakukan transit atau transfer. Meski sering dicampuradukkan, sebenarnya kedua istilah tersebut memiliki sedikit perbedaan.
Saat pesawat berhenti di suatu bandara yang bukan bandara tujuan, maka pesawat tersebut sedang melakukan transit. Waktu transit bisa bermacam-macam mulai dari hanya beberapa menit hingga hitungan hari.
Transit bisa melibatkan perpindahan pesawat atau tidak. Transit yang tidak melibatkan perpindahan pesawat disebut sebagai direct flight atau penerbangan langsung.
Sementara itu, transfer terjadi saat kita melakukan perpindahan pesawat, baik satu maskapai atau tidak. Transfer sering terjadi untuk penerbangan internasional dari Indonesia karena banyak rute yang tidak melayani direct flight.
Transit Tanpa Perpindahan Pesawat
Pada direct flight dengan waktu transit singkat, kita bisa diminta untuk tetap tinggal di pesawat. Namun, ada pula yang memperbolehkan kita turun dan menunggu di ruang tunggu.
Kamu tinggal mengikuti instruksi dari awak kabin. Tak perlu melakukan pemeriksaan keamanan atau cek paspor imigrasi ulang selama masih berada di dalam ruang tunggu.
Transfer dalam Satu Maskapai
Transfer dalam satu maskapai umumnya menyediakan pembelian tiket dalam satu kode booking. Keuntungannya adalah kamu tak perlu lagi memusingkan masalah bagasi karena sudah ditangani oleh mereka.
Maskapai juga bertanggung jawab untuk mengantarmu sampai tempat tujuan. Jadi kalau terjadi delay di penerbangan awal, biasanya kamu akan diikutkan di penerbangan berikutnya.
Turun dari pesawat, kamu tinggal menuju transfer desk untuk mendapatkan informasi lanjutan. Biasanya, kamu sudah tidak perlu melewati cek paspor imigrasi dan bea cukai lagi karena ada jalur khusus untuk transfer.
Boarding pass lanjutan juga sudah diberikan saat check in awal sehingga kamu tidak perlu memintanya lagi pada petugas. Kamu bisa langsung menuju ruang tunggu setelah menjalani pemeriksaan keamanan.
Transfer Berbeda Maskapai
Transfer berbeda maskapai juga dapat dilakukan dalam satu kode booking maupun terpisah. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri.
Kalau membeli dalam satu kode booking, kamu tak perlu memusingkan cara check in di bandara, melakukan cek paspor imigrasi, dan meminta boarding pass lagi.
Kecuali untuk waktu transit cukup lama dan kamu diperbolehkan untuk keluar bandara, maka kamu perlu mengurus imigrasi lagi. Negara tertentu juga mewajibkanmu memiliki visa transit dengan masa berlakunya sekitar 24 jam.
Sementara itu, pembelian secara terpisah menyediakan lebih banyak pilihan maskapai pesawat. Jadi, kamu bisa mencari harga yang lebih murah dan melihat berapa lama waktu transitnya.
Sebisa mungkin, cari waktu transit dengan minimal jeda sekitar 3 jam. Pasalnya, kalau ada keterlambatan di penerbangan awal, maskapai tidak akan bertanggung jawab untuk mengganti tiket lanjutanmu. Tiketmu pun hangus dan kamu harus membeli yang baru lagi.
Apalagi, kamu masih harus mengurus perpindahan bagasi, imigrasi, dan check in lagi. Kamu pun perlu mempertimbangkan besarnya bandara transit, jam sibuk bandara tersebut, serta banyaknya barang bawaanmu. Lebih parah lagi kalau ternyata kamu harus berpindah bandara.
Kalau memang hanya ada tiket terpisah, usahakan untuk membawa barang secukupnya saja agar kamu mudah melakukan transfer. Jangan lupa juga untuk menanyakan secara pasti letak terminal tujuanmu pada petugas setempat agar tidak tersesat.
Transfer Berbeda Hari
Bagaimana kalau waktu keberangkatan pesawat transfermu masih lama, lebih dari 12 jam atau berbeda hari? Di siang hari, mungkin kita masih bisa berjalan-jalan di sekitar bandara atau mengikuti tur pendek.
Kalau memang mau keluar, kamu perlu cek paspor imigrasi dan dokumen lainnya lagi. Termasuk membuat visa transit kalau memang diminta.
Di malam hari, kamu bisa tidur dan beristirahat di bandara. Terkadang, ada bandara yang menyediakan fasilitas hiburan dan kursi pijat gratis yang bisa kamu pakai.
Kamu pun bisa mencari hotel atau penginapan di sekitar bandara. Terutama kalau kondisi badanmu sedang tidak sehat atau kamu ragu dengan keamanan di bandara tersebut.
Tata Cara Naik Pesawat Bagi Pemula untuk Masuk ke Negara Lain
Begitu mendarat di bandara tujuan, kamu akan diarahkan menuju terminal kedatangan. Setelah itu, masih ada beberapa proses yang harus kamu lalui. Pada umumnya meliputi cek paspor imigrasi dan dokumen penunjang, pengambilan bagasi, serta pemeriksaan keamanan dan bea cukai.
Cek paspor imigrasi dan dokumen lain di negara tujuan bisa sedikit menakutkan. Karena akan menentukan apakah kita boleh melanjutkan perjalanan ke negara tersebut atau justru harus pulang ke Indonesia.
Untuk itu, kamu bisa mengikuti langkah-langkah dan tips berikut ini.
1. Cek Paspor Imigrasi
Tetap tenang dan pasang tampang yakin namun sopan pada petugas imigrasi. Siapkan semua dokumen yang diperlukan seperti paspor, visa, kartu kedatangan, tiket pesawat untuk pulang, bukti pemesanan hotel, dll.
Serahkan kartu imigrasi kedatangan kepada petugas. Simpan baik-baik bagian keberangkatannya karena akan diperiksa saat keluar dari negara tersebut nanti. Kalau perlu, jadikan satu dengan paspor agar tidak hilang.
Usahakan kamu sudah menyiapkan semua dokumen saat petugas memintanya. Jangan terlihat bingung atau panik dan baru mencarinya di depan mereka. Apalagi sampai kebingungan menjawab pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan biasanya standar seperti tujuan dan lama perjalanan, tempat menginap, itinerary, serta uang yang dibawa. Kalau perlu, siapkan juga kartu kredit, ATM, dan uang tunai di tempat yang mudah dijangkau.
Patuhi peraturan yang ada seperti dilarang menggunakan gadget, berfoto-foto, atau menyela antrean. Hindari memakai kacamata hitam, earphone, dan topi di depan petugas karena dianggap tidak sopan.
Usahakan kamu memakai pakaian yang rapi dan tidak lusuh agar tidak dicurigai. Di negara tertentu seperti di Amerika dan Eropa, wanita muslimah mungkin akan diminta melepas jilbabnya. Kamu bisa meminta untuk diperiksa di ruangan khusus dan didampingi petugas wanita.
Terkadang, kita juga diminta mengisi formulir pernyataan kesehatan jika sedang terjadi wabah di negara tersebut. Malah, ada juga yang memasang alat pendeteksi suhu tubuh untuk mengetahui temperaturmu. Ikuti saja semua prosedur yang mereka minta.
Berbasa-basi dengan petugas untuk mencairkan suasana boleh-boleh saja. Tapi, jangan berlebihan hingga mengganggu konsentrasi mereka. Apalagi sampai bercanda tentang bom, pistol, atau pisau. Bisa-bisa kamu malah disangka teroris dan akhirnya dideportasi.
Hindari juga beragumen dengan petugas karena dapat memperumit masalah. Jangan sampai kamu malah dicurigai dan dibawa ke ruang wawancara untuk diinterogasi.
Begitu semua pemeriksaan selesai dan kamu dinyatakan lolos, kamu akan mendapatkan cap imigrasi untuk masuk ke negara tersebut.
2. Pengambilan Bagasi
Kalau di proses check in kamu menitipkan barang di bagasi, berarti kamu perlu mengambilnya di Baggage Claim. Carilah antrean yang sesuai dengan nomor penerbangan dan kota asalmu.
Siapkan bukti nomor bagasi yang diberikan saat check in bagasi. Pastikan nomor yang tertera di koper memang sudah sama dengan yang ada di bukti tersebut. Hitung lagi barang-barang bawaanmu agar tidak ada yang tertinggal.
Kalau tidak menemukan koper atau tasmu, segera datang ke bagian Lost & Found. Biasanya, letaknya tak terlalu jauh dari Baggage Claim.
3. Pemeriksaan Keamanan dan Bea Cukai
Selain kartu imigrasi masuk negara tujuan, di pesawat kamu juga akan diberi kartu deklarasi bea cukai untuk diisi. Tujuannya untuk mendata apakah barang bawaanmu ada yang dikenakan bea cukai atau masuk kategori larangan dan pembatasan.
Masing-masing negara memiliki ketentuan berbeda tentang bea cukai ini. Di Singapura misalnya, semua rokok dan produk tembakau untuk konsumsi pribadi akan dikenakan pajak. Sementara itu, obat-obatan harus disertai resep dokter.
Beberapa negara mungkin akan melarangmu membawa daging, keju, makanan basah, tanaman, atau biji-bijian. Namun, ada juga yang memperbolehkannya selama kita jujur mencantumkannya dalam kartu deklarasi.
Kejujuran memang penting dalam mengisi kartu ini. Pasalnya, meski mengaku tidak membawa barang yang tercantum dalam kartu, koper kita tetap akan dipindai di mesin sinar X.
Kalau saat diperiksa ternyata ada barang yang menyalahi ketentuan, bisa-bisa kita dituduh berbohong dan melakukan penyelundupan. Sanksinya dapat berupa denda, penangkapan, sampai penjara dan dilabeli kriminal.
Lebih baik, deklarasikan semua barang yang kita bawa meski terkesan sepele seperti makanan dan rokok. Kalaupun ada yang dilarang atau dibatasi, kemungkinan sanksinya lebih ringan. Mulai dari penyitaan atau dikirimkan kembali ke negara asal dengan biaya kita sendiri.
Banyak negara memberlakukan jalur merah dan hijau dalam pemeriksaan ini. Kalau ada barang yang dideklarasikan, pilihlah jalur merah. Sementara itu, hijau hanya untuk penumpang yang tidak memiliki barang dalam kartu deklarasi bea cukai.
Ingat untuk selalu jujur. Karena begitu masuk ke satu jalur, kita tidak bisa kembali dan pindah ke jalur satunya.
Tata Cara Naik Pesawat Bagi Pemula untuk Keluar Negara Lain
Prosedur untuk keluar dari negara lain hampir mirip dengan saat meninggalkan Indonesia. Tapi, kamu perlu menyerahkan kartu keberangkatan di pemeriksaan imigrasi. Urutan prosesnya bisa kamu simak di bawah ini.
1. Pemeriksaan Keamanan 1 (Security Check Point 1/SCP 1)
Beberapa negara memberlakukan dua kali pemeriksaan keamanan seperti di Indonesia. Namun ada pula yang hanya satu kali sebelum memasuki ruang tunggu.
Di pemeriksaan keamanan pertama ini, seperti biasa kamu sebaiknya sudah tahu apa saja yang boleh dibawa dan tidak. Pisahkan juga barang-barang yang akan dimasukkan ke bagasi dan kabin.
2. Cara Check In di Bandara
Proses check in di bandara negara lain juga hampir mirip dengan yang ada di Indonesia. Kita bisa check in secara online, menggunakan self check in, atau check in manual di meja pelaporan untuk mendapatkan boarding pass. Di sini kita juga bisa menitipkan koper atau tas yang ingin dimasukkan ke bagasi.
3. Cek Paspor Imigrasi
Siapkan dokumen perjalanan termasuk kartu keberangkatan yang sudah diisi. Antrelah di bagian foreign passport untuk proses cek paspor imigrasi.
Tetap ramah dan sopan dalam menjawab pertanyaan petugas. Jika sudah, paspormu akan diberi cap imigrasi sebagai tanda keluar dari negara tersebut.
4. Pemeriksaan Keamanan 2 (Security Check Point 2/SCP 2)
Seperti di Indonesia, pemeriksaan keamanan kedua ini biasanya lebih ketat dari yang pertama. Pastikan kamu sudah tidak membawa barang-barang yang dilarang untuk masuk ke pesawat. Termasuk cairan di atas 100 ml dsb.
Terkadang kamu mungkin akan diminta melepas sepatu. Jadi, usahakan untuk memakai sepatu yang mudah dilepas dan dipakai lagi.
5. Ruang Tunggu
Setelah melalui pemeriksaan keamanan 2, kamu bisa langsung menuju ruang tunggu untuk menunggu boarding.
6. Boarding dan Terbang
Sekali lagi, pastikan kamu memasuki pesawat yang benar dan mematuhi semua peraturan yang ada. Pastikan juga tempat duduk yang kamu tempati tidak salah.
Kalau kamu sedang dalam perjalanan untuk kembali ke Indonesia, yang harus kamu isi di atas pesawat hanya kartu bea cukai saja.
Namun kalau menuju negara lain, kamu perlu mengisi kartu imigrasi kedatangan lagi. Sedangkan kartu keberangkatannya disimpan untuk diserahkan kembali saat meninggalkan negara tersebut.
Tata Cara Naik Pesawat Bagi Pemula untuk Masuk Kembali ke Indonesia
Prosedur untuk masuk kembali ke Indonesia juga hampir mirip dengan saat masuk ke negara lain. Namun, kamu sudah tidak perlu mengisi dan menyerahkan kartu imigrasi kedatangan lagi.
1. Cek Paspor Imigrasi
Begitu mendarat, kamu akan langsung diarahkan ke bagian imigrasi. Meski tidak mengisi kartu imigrasi, tetap akan ada pemeriksaan paspor begitu kita mendarat. Cek paspor imigrasi ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemalsuan identitas dan penyalahgunaan paspor untuk kejahatan.
Tetap sopan dan ikuti peraturan yang ada seperti saat kita berada di luar negeri. Kalau tidak ada masalah dalam proses cek paspor imigrasi ini, petugas akan memberikan stempel masuk Indonesia di paspormu.
2. Pengambilan Bagasi
Selanjutnya, kita bisa langsung mengambil koper dan tas di Baggage Claim jika ada. Pastikan barang-barangmu tidak tertukar dan sudah lengkap jumlahnya. Kalau mau, kamu bisa memberi tanda khusus berupa pita dengan warna mencolok agar mudah dikenali.
3. Pemeriksaan Keamanan dan Bea Cukai
Seperti negara lain, Indonesia juga punya aturan tersendiri tentang barang terkena bea cukai atau masuk kategori larangan dan pembatasan. Berikut ini aturannya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) Nomor 188 Tahun 2010:
1. Batasan nilai barang bawaan penumpang pribadi (1 orang) yang diperbolehkan hanya senilai USD250, sedangkan untuk satu keluarga (4 orang) batasannya USD1.000 untuk setiap kedatangan.
2. Apabila ditemukan jumlah nilai barang bawaan penumpang di atas batasan tersebut, penumpang akan terkena tarif bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PPn dan PPh).
3. Pembebasan bea masuk dan cukai untuk setiap orang dewasa berlaku dengan jumlah bawaan paling banyak 200 batang sigaret, 25 batang cerutu atau 100 gram tembakau iris/hasil tembakau lainnya, dan 1 liter minuman mengandung etil alkohol.
4. Apabila penumpang membawa barang melebihi jumlah sebagaimana dimaksud di atas, maka kelebihan barang kena cukai tersebut langsung dimusnahkan oleh Pejabat Bea dan Cukai dengan atau tanpa disaksikan penumpang yang bersangkutan.
5. Barang berupa uang, instrumen pembayaran lainnya dalam rupiah atau dalam mata uang asing senilai Rp100 juta atau lebih harus dideklarasikan dan melewati jalur merah.
6. Narkotika, psikotropika, prekursor, obat-obatan, senjata api, senjata angin, senjata tajam, amunisi, bahan peledak, benda/publikasi pornografi harus melalui jalur merah.
7. Hewan, ikan, dan tumbuhan termasuk produk yang berasal dari hewan, ikan, dan tumbuhan akan . diserahkan pada Pejabat Karantina.
8. Barang dagangan, film sinematografi, pita video berisi rekaman, video laser disc, atau piringan hitam juga harus dideklarasikan.
9. Penumpang yang tidak memenuhi ketentuan impor barang, wajib membayar bea masuk yang terhutang dan dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit 100% dan paling banyak 500% dari bea masuk yang seharusnya dibayar.
Pengisian Formulir Deklarasi Cukai
Seperti pemeriksaan bea cukai di negara lain, kamu diharapkan mengisi formulir Deklarasi Cukai dengan sejujur-jujurnya. Karena kalau ketahuan mengelabuhi petugas, bisa-bisa kamu malah terkena sanksi hukum dan denda yang jumlahnya cukup besar.
Kalau ingin membawa barang mahal seperti tas atau arloji milik pribadi dari Indonesia ke luar negeri, lebih baik isi Surat Pemberitahuan Membawa Barang (SPMB) terlebih dahulu dan melaporkannya ke Bea Cukai. Tujuannya adalah agar kamu tidak dikira baru membeli barang tersebut dari luar negeri.
Lebih amannya lagi, kamu bisa mengunduh aplikasi kalkulator pajak sehingga kamu tahu apakah barang belanjaanmu sudah melebihi batas pembebasan bea masuk dan cukai atau belum.
Kalau dari rumah sudah berniat ingin belanja barang mahal, jangan lupa untuk membawa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hanya dengan menunjukkan nomor NPWP, kamu bisa mendapatkan diskon PPh hingga 50%.
Masih kurang jelas? Kamu bisa mencari informasi lebih lengkapnya di situs www.beacukai.go.id atau menghubungi call center Imigrasi Bravo Bea Cukai di 1500225.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar